Kerukunan Keluarga Purnabakti Bosowa Deklarasi Dukung Appi di Pilwalkot 2024

Tim Sindomakassar
Rabu, 17 Jul 2024 14:00
Kerukunan Keluarga Purnabakti Bosowa Deklarasi Dukung Appi di Pilwalkot 2024
Kerukunan Keluarga Purnabakti Bosowa (KKPB) mendeklarasikan dukungan ke Munafri Arifuddin untuk Pilwalkot Makassar 2024. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Kerukunan Keluarga Purnabakti Bosowa (KKPB) mendeklarasikan dukungan ke Munafri Arifuddin untuk Pilwalkot Makassar 2024.

Deklarasi dipimpin Ketua Umum KKPB, H Rahman AT di hadapan pendiri Bosowa, HM Aksa Mahmud, di Pantai Indah Bosowa, Makassar pada Selasa (16/07/2024) malam.

"Ini bukti keseriusan purnabakti Bosowa mendukung Pak Munafri Arifuddin di bawah arahan Bapak HM Aksa Mahmud,” kata Ketua Harian KKPB, Ahmad Saleh.



Ahmad Saleh bilang, jumlah anggota KKPB totalnya 400 lebih dan dengan karyawan sekitar 2.000-an. Ia juga didaulat menjadi Ketua Relawan KKPB untuk Appi.

Aksa Mahmud meminta para pejuang KKPB untuk berjuang sesuai prinsip Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.

Dukungan ini diharapkan dapat memberikan dorongan yang signifikan bagi Munafri Arifuddin dalam kontestasi politik mendatang.

Sebelumnya juga, tiga ormas di Makassar menyatakan sikap mendukung Munafri Arifuddin. Adapun ormas tersebut diantaranya Semut Hitam, Pandawa Pattingalloang dan Laskar Sinrijala.



Silaturahmi yang dikemas dalam bentuk dialog tersebut sekaligus menyerap masukan dari ormas. Appi berharap agar ketiga ormas yang hadir dapat bersinergi.

"Kedepannya program-program yang direncanakan akan kita libatkan ormas. Tidak hanya ASN, tapi ormas akan turut serta diberdayakan," kata Appi.

Ketua DPD II Golkar Makassar ini melanjutkan, seperti di lorong-lorong tidak semua lorong itu bisa ditanami cabai. Appi bilang, bahwa karakteristik di lorong-lorong pemukiman warga itu berbeda-beda.

"Kita akan kaji program seperti itu sehingga lorong bisa memberi manfaat. Kalau karakter lorong dipercantik, dibangun spase untuk pertunjukan musik daerah akan menarik jadinya. Selain terhibur juga bisa bernilai ekonomis," terangnya.
(UMI)
Berita Terkait
Berita Terbaru