Cahaya Ramadan: Strategi Literasi Menghadapi Ancaman Cyber saat Ramadan
Selasa, 04 Mar 2025 04:45

Dr Abd Majid, S.Sos.I M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik FSIKP UMI. Foto: Istimewa
Dr Abd Majid, S.Sos.I M.Si(Wakil Dekan Bidang Akademik FSIKP UMI)
KEHADIRAN bulan suci Ramadan akan memberi makna dan pengalaman spiritual dalam hati sanubari setiap muslim, bagi yang menjadikan waktunya untuk meningktakan ketaatan dan merespon momentum untuk terus berefleksi diri.
Bulan Ramadan disebut penghulu Bulan, waktu terbaik untuk berpuasa memiliki keistimweaan dan kemuliaan setiap kebaikan dibandingkan dengan 11 bulan dalam penaggalan Tahun Hijriah. Namun keunikan dan kesyahduan bulan ini hanya akan didapatkan bagi orang yang memiliki persiapan ilmu, iman dan amal soleh menghidupkan secara dinamis setiap pergantian hari selama Ramadan.
Semangat beribadah dan intensitas komunikasi ritual umat Islam di era digital sangat dominan pada saat ini, Dakwah sebagai aktivitas spiritual dalam Islam memiliki potensi besar digunakan untuk menjawab tantangan dan problematik umat di era digital.
Ramadan sebagai bulan untuk berdakwah menjadi kesempatan emas bagi cendekiawan muslim dan komunitas Masjid untuk menata konten dakwah yang aktual terus mengedukasi masyarakat pentingnya pengendalian diri dan kedispilinan ibadah sebulan penuh.
Salah satunya adalah mengendalikan aktivitas kecanduan bermedia sosial yang menyita waktu dan berpotensi merusak kualitas puasa dan bisa membatalkan karena terjerat dengan bisnis ilegal yang marak di platform media online.
Media sosial dan bisnis digital masih dipenuhi jajanan konten dan materi propaganda diskruktif dibandingkan menghadirikan dakwah yang mampu menjawab persoalan kejahatan dan penipuan dunia cyber banyak melanda umat selama Ramadan.
Fenomena ini disebabkan karena meningkat interaksi bermedia dan jagad digital masyarakat yang diintai oleh pelaku penipuan terutama karena tingginya aktivitas transaksi online.
Platform online pada satu sisi memudahkan proses aktivitas dan akses ibadah dan muamalah namun juga menjadi ancaman cyber dengan rekayasa dan penyebaran informasi palsu dapat mengganggu ketenangan beribadah Ramadan.
Jenis penipuan yang marak mengintai pengguna medsos berupa phishing (kejahatan cyber) yang mencoba mencuri informasi pribadi melalui email atau pesan yang tampak sah. Pencurian Identitas penggunaan informasi pribadi yang dicuri untuk melakukan transaksi ilegal.
Penipuan berkedok donasi dengan memanfaatkan akun lembaga rekayasa volunter mengajak semangat berbagi, berinfaq dan sadaqah di bulan Ramadan namun digunakan untuk kepentingan pribadi sipenipu.
Penipuan E-commerce adannya kasus penjual palsu yang menawarkan barang dengan rekayasa testimoni public figur dengan harga menarik tetapi tidak mengirimkan produk setelah pembayaran dilakukan.
Penipuan Investasi dengan tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar dengan risiko rendah, sangat masif termasuk juga pinjol dan judol.
Secara spesifik jumlah kasus penipuan cyber selama Ramadan dapat bervariasi dari tahun ke tahun dan tergantung pada laporan dari lembaga keamanan siber.
Sejak awal masalah ini harusnya menjadi sasaran medan Dakwah dan penting untuk mubalig dan Da'i menyampikan umat agar selalu waspada dan mengedukasi tentang cara melindungi diri dari berbagai jenis penipuan ini.
Pengintegrasian dakwah dan literasi digital sebagai upaya untuk melindungi diri dari ancaman tersebut.
Reorientasi dakwah memiliki peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang samakin terpapar bujuk rayuan dengan transaksi online. Kekuatan dakwah jika dikelola dengan sistemik baik secara langsung dan virtual penting memberikan pemahaman tentang pentingnya kehati-hatian dalam bertransaksi.
Pada dimensi ekonomi Islam Umat Islam diajarkan untuk jujur dan adil, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya.
Dakwah yang dialogis dan simulasi di masjid dan musalah yang berisi informasi mengenai bentuk ancaman cyber yang mengintai konsumen dengan merekam infografis dan algoritma pengguna media sosial.
Seperti malware yang berpotensi mertas akun pribadi yang mengakibatkan pencurian data dan keruagian bagi masyarakat.
Puasa mengarjakan pentingnya pengendalian diri seseorang agar tidak muda tergoda pada promosi dan iklan bombastis yang menggiurkan,
Memasyarakatkan pentingnya tabayyun cek-recek sebelum memutuskan sesuatu. Dakwah perlu mendorong produktivitas dan juga mendorong penggunaan teknologi yang aman dan terpercaya, seperti platform e-commerce yang telah terverifikasi.
Aspek literasi teknologi informasi dan komunikasi tidak membagikan kata sandi dan mengenali situs web yang aman. Bahkan kritis terhadap Informasi yang cepat, penting untuk mampu memilah informasi yang benar dan yang tidak.
Literasi digital mengajarkan individu untuk bersikap kritis terhadap berita dan informasi yang beredar di media sosial.
Dalam melakukan transaksi online, penting untuk menggunakan aplikasi yang memiliki reputasi baik dan fitur keamanan yang kuat.
Mengintegrasikan dakwah dan literasi digital dapat menciptakan masyarakat yang lebih waspada dan beretika dalam bertransaksi online.
Melakukan kampanye melalui media sosial dan platform untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan online dan etika transaksi.
Kolaborasi mengajak tokoh masyarakat dan influencer untuk menyebarkan pesan dakwah dan literasi digital kepada audiens yang lebih luas.
Sehingga bulan Ramadan yang penuh berkah ini, kesadaran dan partisipatif akan dakwah yang solutif dan literasi digital menjadi solusi.Puasa menjadi benteng pertahanan yang dapat melindungi diri dari ancaman cyber yang semakin marak.
Dakwah yang responsif dapat menciptakan masyarakat yang tidak hanya beribadah dengan baik, tetapi juga cerdas dan waspada dalam menghadapi tantangan di dunia digital.
Mari jaga keamanan dan etika dalam setiap transaksi online, agar amal ibadah di bulan suci ini berlangsung dengan dinamis, tetap tenang dan khusyuk hingga mencapai kecerdasan spritual dan sosial menjadi manusia yang paling banyak manfaat pada kemaslahatan manusia.
KEHADIRAN bulan suci Ramadan akan memberi makna dan pengalaman spiritual dalam hati sanubari setiap muslim, bagi yang menjadikan waktunya untuk meningktakan ketaatan dan merespon momentum untuk terus berefleksi diri.
Bulan Ramadan disebut penghulu Bulan, waktu terbaik untuk berpuasa memiliki keistimweaan dan kemuliaan setiap kebaikan dibandingkan dengan 11 bulan dalam penaggalan Tahun Hijriah. Namun keunikan dan kesyahduan bulan ini hanya akan didapatkan bagi orang yang memiliki persiapan ilmu, iman dan amal soleh menghidupkan secara dinamis setiap pergantian hari selama Ramadan.
Semangat beribadah dan intensitas komunikasi ritual umat Islam di era digital sangat dominan pada saat ini, Dakwah sebagai aktivitas spiritual dalam Islam memiliki potensi besar digunakan untuk menjawab tantangan dan problematik umat di era digital.
Ramadan sebagai bulan untuk berdakwah menjadi kesempatan emas bagi cendekiawan muslim dan komunitas Masjid untuk menata konten dakwah yang aktual terus mengedukasi masyarakat pentingnya pengendalian diri dan kedispilinan ibadah sebulan penuh.
Salah satunya adalah mengendalikan aktivitas kecanduan bermedia sosial yang menyita waktu dan berpotensi merusak kualitas puasa dan bisa membatalkan karena terjerat dengan bisnis ilegal yang marak di platform media online.
Media sosial dan bisnis digital masih dipenuhi jajanan konten dan materi propaganda diskruktif dibandingkan menghadirikan dakwah yang mampu menjawab persoalan kejahatan dan penipuan dunia cyber banyak melanda umat selama Ramadan.
Fenomena ini disebabkan karena meningkat interaksi bermedia dan jagad digital masyarakat yang diintai oleh pelaku penipuan terutama karena tingginya aktivitas transaksi online.
Platform online pada satu sisi memudahkan proses aktivitas dan akses ibadah dan muamalah namun juga menjadi ancaman cyber dengan rekayasa dan penyebaran informasi palsu dapat mengganggu ketenangan beribadah Ramadan.
Jenis penipuan yang marak mengintai pengguna medsos berupa phishing (kejahatan cyber) yang mencoba mencuri informasi pribadi melalui email atau pesan yang tampak sah. Pencurian Identitas penggunaan informasi pribadi yang dicuri untuk melakukan transaksi ilegal.
Penipuan berkedok donasi dengan memanfaatkan akun lembaga rekayasa volunter mengajak semangat berbagi, berinfaq dan sadaqah di bulan Ramadan namun digunakan untuk kepentingan pribadi sipenipu.
Penipuan E-commerce adannya kasus penjual palsu yang menawarkan barang dengan rekayasa testimoni public figur dengan harga menarik tetapi tidak mengirimkan produk setelah pembayaran dilakukan.
Penipuan Investasi dengan tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar dengan risiko rendah, sangat masif termasuk juga pinjol dan judol.
Secara spesifik jumlah kasus penipuan cyber selama Ramadan dapat bervariasi dari tahun ke tahun dan tergantung pada laporan dari lembaga keamanan siber.
Sejak awal masalah ini harusnya menjadi sasaran medan Dakwah dan penting untuk mubalig dan Da'i menyampikan umat agar selalu waspada dan mengedukasi tentang cara melindungi diri dari berbagai jenis penipuan ini.
Pengintegrasian dakwah dan literasi digital sebagai upaya untuk melindungi diri dari ancaman tersebut.
Reorientasi dakwah memiliki peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang samakin terpapar bujuk rayuan dengan transaksi online. Kekuatan dakwah jika dikelola dengan sistemik baik secara langsung dan virtual penting memberikan pemahaman tentang pentingnya kehati-hatian dalam bertransaksi.
Pada dimensi ekonomi Islam Umat Islam diajarkan untuk jujur dan adil, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya.
Dakwah yang dialogis dan simulasi di masjid dan musalah yang berisi informasi mengenai bentuk ancaman cyber yang mengintai konsumen dengan merekam infografis dan algoritma pengguna media sosial.
Seperti malware yang berpotensi mertas akun pribadi yang mengakibatkan pencurian data dan keruagian bagi masyarakat.
Puasa mengarjakan pentingnya pengendalian diri seseorang agar tidak muda tergoda pada promosi dan iklan bombastis yang menggiurkan,
Memasyarakatkan pentingnya tabayyun cek-recek sebelum memutuskan sesuatu. Dakwah perlu mendorong produktivitas dan juga mendorong penggunaan teknologi yang aman dan terpercaya, seperti platform e-commerce yang telah terverifikasi.
Aspek literasi teknologi informasi dan komunikasi tidak membagikan kata sandi dan mengenali situs web yang aman. Bahkan kritis terhadap Informasi yang cepat, penting untuk mampu memilah informasi yang benar dan yang tidak.
Literasi digital mengajarkan individu untuk bersikap kritis terhadap berita dan informasi yang beredar di media sosial.
Dalam melakukan transaksi online, penting untuk menggunakan aplikasi yang memiliki reputasi baik dan fitur keamanan yang kuat.
Mengintegrasikan dakwah dan literasi digital dapat menciptakan masyarakat yang lebih waspada dan beretika dalam bertransaksi online.
Melakukan kampanye melalui media sosial dan platform untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan online dan etika transaksi.
Kolaborasi mengajak tokoh masyarakat dan influencer untuk menyebarkan pesan dakwah dan literasi digital kepada audiens yang lebih luas.
Sehingga bulan Ramadan yang penuh berkah ini, kesadaran dan partisipatif akan dakwah yang solutif dan literasi digital menjadi solusi.Puasa menjadi benteng pertahanan yang dapat melindungi diri dari ancaman cyber yang semakin marak.
Dakwah yang responsif dapat menciptakan masyarakat yang tidak hanya beribadah dengan baik, tetapi juga cerdas dan waspada dalam menghadapi tantangan di dunia digital.
Mari jaga keamanan dan etika dalam setiap transaksi online, agar amal ibadah di bulan suci ini berlangsung dengan dinamis, tetap tenang dan khusyuk hingga mencapai kecerdasan spritual dan sosial menjadi manusia yang paling banyak manfaat pada kemaslahatan manusia.
(GUS)
Berita Terkait

News
Cahaya Ramadan: Religiusitas atau Komodifikasi?
SUATU malam di bulan Ramadan, Ibu Aisyah melirik jam dinding di ruang tamu. Jarum pendek hampir menyentuh angka delapan, pertanda salat tarawih sudah dimulai di masjid dekat rumah.
Kamis, 06 Mar 2025 06:05

News
Cahaya Ramadan: Keberagamaan Digital
Anda sering menggunakan alat saat bertasbih? Atau anda sudah terbiasa menggunakan garis-garis pada jari-jari tangan anda? Saya mencoba mengulas pola beragama kita seiring dengan arus digitalisasi saat ini.
Rabu, 05 Mar 2025 05:40

News
Cahaya Ramadan: Jadikan Ramadan Terbaik
Bayangkan karena penyakit tertentu Anda diperkirakan hidup tinggal 1 bulan lagi. Selepas bulan Ramadan atau Syawal akan meninggal.
Minggu, 02 Mar 2025 06:12

News
Cahaya Ramadan: Sarjana Ramadan 1445 H
SAAT ini kita memasuki hari-hari terakhir pada minggu terakhir bulan Ramadan 1445H. Penulis tertarik untuk menganalogikan bulan Ramadan ini seperti Perguruan Tinggi (PT) yang di dalamnya ada Mata kuliah, ada Dosen, Mahasiswa, dan proses belajar mengajar.
Rabu, 03 Apr 2024 14:47

News
Cahaya Ramadan: Context Awareness dan Shaum
Dalam suatu senja pertama Ramadan, Nasrudin Hoja (seorang Sufi asal Akshehir, Turki) akan segera melewati puasa perdananya dengan lancar.
Minggu, 31 Mar 2024 13:37
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

SPJM Gelar Pelatihan Barista di Gowa: Dukung Geliat UMKM, Pacu Ekonomi Daerah
2

PT Vale IGP Morowali Beroperasi: Perkuat Hilirisasi & Pasokan Nikel Bersih Dunia
3

Wagub Sulsel Apresiasi Komitmen Keberlanjutan PT Vale di Sorowako
4

Kampus UMI Bantaeng Resmi Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, Bupati Uji Nurdin Beri Apresiasi
5

Gubernur Sulsel Dampingi KASAL Panen Rumput Laut di Takalar
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

SPJM Gelar Pelatihan Barista di Gowa: Dukung Geliat UMKM, Pacu Ekonomi Daerah
2

PT Vale IGP Morowali Beroperasi: Perkuat Hilirisasi & Pasokan Nikel Bersih Dunia
3

Wagub Sulsel Apresiasi Komitmen Keberlanjutan PT Vale di Sorowako
4

Kampus UMI Bantaeng Resmi Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, Bupati Uji Nurdin Beri Apresiasi
5

Gubernur Sulsel Dampingi KASAL Panen Rumput Laut di Takalar