Cahaya Ramadan: Sarjana Ramadan 1445 H

Tim Sindomakassar
Rabu, 03 Apr 2024 14:47
Cahaya Ramadan: Sarjana Ramadan 1445 H
Rachmat Faisal Syamsu, Wakil Dekan IV Fakultas Kedokteran UMI. Foto: Istimewa
Comment
Share
Rachmat Faisal Syamsu
(Wakil Dekan IV Fakultas Kedokteran UMI).

SAAT ini kita memasuki hari-hari terakhir pada minggu terakhir bulan Ramadan 1445H. Penulis tertarik untuk menganalogikan bulan Ramadan ini seperti Perguruan Tinggi (PT) yang di dalamnya ada Mata kuliah, ada Dosen, Mahasiswa, dan proses belajar mengajar.

Dimana akhir dari proses ini adalah gelar sarjana bagi mahasiswa yang berkuliah didalamnya. Kalau di bulan Ramadan boleh kita sebut sebagai Sarjana Ramadan, bagi orang-orang beriman yang berada didalamnya.



Ramadan ibaratnya suatu Perguruan Tinggi yang didalamnya ada mata kuliah; Salat Wajib, Salat Sunnah, Tadarrus Al-Quran, Puasa, Sedekah, Zakat, I’tikaf, Menjaga lisan, mata, telinga, hingga hati dan macam mata kuliah lainnya.

Setiap mata kuliah ada Satuan Kredit Semester (SKS) masing-masing yang harus dilulusi. Dengan minimal nilai C dan maksimal nilai A atau kemungkinan terburuk kita tidak lulus dan memperoleh nilai E.

Kita semua yaitu orang-orang beriman yang dipanggil Allah Subhanahu wa ta'ala dalam QS. Al Baqarah: 183 "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" adalah mahasiswanya. Dan Dosennya adalah Allah Subhanahu wa ta'ala langsung.

Sebab sesuai Firman Allah dalam Hadis Qudsi; “Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”

Tentu dalam ujian hari-hari Ramadan terdapat banyak dinamika yang kita lewati dan yang paling tahu adalah kita dan Allah Subhanahu wa ta'ala langsung. Apakah kita berhasil melewati lulus dengan mulus, lulus dengan minimal, atau bahkan remedial.

Hingga pada akhirnya di ujung Ramadan kita akan memperoleh nilai A, B, C dan E dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan sekali lagi yang paling tahu adalah kita sendiri dan Allah Subhanahu wa ta'ala.

Kadang nilai kita tinggi di mata kuliah Salat tetapi rendah di Tadarrus atau bahkan remedial di I’tikaf. Atau kadang nilai kita tinggi semua di Salat, Puasa, sedekah, tetapi remedial dinilai menjaga hati. Dan masih banyak kemungkinan lainnya. Begitulah dinamika Sarjana Ramadan.



Selamat berjuang hingga akhir meraih Sarjana Ramadan. Seperti gelar sarjana lainnya. Ada yang lulus dengan Cumlaude, dengan Pujian, dan sangat memuaskan. Bagaimana bagi mereka yang remedial??? Berdoalah semoga dipertemukan dengan Ramadan berikutnya. Aamiin.

Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala menerima segala amalan ibadah kita hingga akhir Ramadan nantinya. Aamiin.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru