Deputi KLH Apresiasi Praktik ESG PT Vale di Sorowako

Minggu, 23 Nov 2025 19:35
Deputi KLH Apresiasi Praktik ESG PT Vale di Sorowako
Deputi Bidang Tata Lingkungan dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan KLH RI Sigit Reliantoro memberikan apresiasi atas praktik ESG saat berkunjung ke PT Vale Indonesia di Sorowako. Foto/IST
Comment
Share
SOROWAKO - Sebagai produsen nikel yang berperan penting dalam rantai pasok mineral kritis untuk mendukung transisi energi bersih global, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), bagian dari MIND ID, terus menempatkan keberlanjutan sebagai inti strategi jangka panjangnya.

Komitmen tersebut kembali ditegaskan melalui kunjungan strategis Sigit Reliantoro, Deputi Bidang Tata Lingkungan dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia, ke wilayah operasi PT Vale di Sorowako.

Kehadiran Deputi Sigit menjadi momentum penting bagi PT Vale. Kunjungan ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di lapangan dan bagaimana perusahaan besar seperti PT Vale menerjemahkannya ke dalam praktik nyata.

Sebagai pejabat yang memegang mandat tata lingkungan nasional, Deputi Sigit memiliki peran memastikan pengelolaan sumber daya alam berjalan selaras dengan perlindungan keanekaragaman hayati, penurunan emisi, dan tata kelola berkelanjutan. Pemerintah melihat PT Vale sebagai mitra strategis dalam penguatan standar pertambangan berkelas dunia.

Selama kunjungan, rombongan menyaksikan langsung implementasi reklamasi progresif PT Vale, termasuk di area sekitar Danau Matano—salah satu danau terdalam dan terjernih di dunia. Lingkungan yang terjaga baik di sekitar danau memperlihatkan bahwa pertambangan dan perlindungan ekosistem dapat berjalan beriringan jika didukung komitmen dan kontrol operasional yang kuat.

Deputi Sigit menegaskan bahwa reklamasi PT Vale merupakan “best practice” yang layak menjadi rujukan nasional untuk pengelolaan tambang berkelanjutan.

Rombongan KLH juga meninjau program pengembangan ekonomi masyarakat, bagian dari komitmen “post-mine economy” PT Vale. Salah satu contohnya adalah kebun nanas Ponda’ta di Desa Tabarano, yang berhasil mengubah lahan kritis dan rawan kebakaran menjadi area produktif yang mendorong kemandirian ekonomi warga.

Deputi Sigit menekankan bahwa inti ESG dalam pertambangan adalah memastikan keberlanjutan kehidupan masyarakat setelah tambang berakhir. Program seperti kebun nanas menunjukkan bahwa komitmen PT Vale bukan hanya memulihkan lingkungan, tetapi juga mendukung kesejahteraan jangka panjang komunitas.

“Melalui kunjungan kami ini, PT Vale sudah menunjukkan ke kami cara penambangan dengan reklamasi yang progresif. Lokasi yang dekat dengan Danau Matano menunjukkan kondisi danau yang terjaga, menjadi bukti pengelolaan tambang yang baik. Ini adalah contoh best practice penambangan. ESG untuk pertambangan adalah menyiapkan ekonomi pasca tambang sehingga kehidupan masyarakat sekitar tetap bertahan dengan ekonomi dan kesejahteraan yang lebih baik setelah tambang selesai,’” pungkas Sigit usai berkeliling di Kebun Nanas di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, Luwu Timur.

Kunjungan ini juga memperkuat pencapaian terbaru PT Vale di bidang keberlanjutan, termasuk peningkatan signifikan skor risiko ESG menurut Sustainalytics—dari 29,8 menjadi 23,7 dalam kurun kurang dari satu tahun.

Penurunan 5,7 poin tersebut menempatkan PT Vale dalam jajaran sekitar lima belas perusahaan pertambangan logam terdiversifikasi dengan risiko ESG terendah di dunia. Capaian ini menegaskan bahwa PT Vale tidak hanya memenuhi ekspektasi pasar global, tetapi turut meningkatkan standar ESG di industri nikel internasional.

Direktur Utama dan CEO PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, menyatakan bahwa kunjungan ini bukan sekadar bentuk apresiasi, tetapi juga mekanisme penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas perusahaan.

Ia menegaskan bahwa komitmen ESG PT Vale adalah cara kerja yang dibangun melalui kolaborasi erat dengan regulator, pemerintah daerah, dan masyarakat. Menurutnya, keberhasilan keberlanjutan hanya dapat dicapai jika seluruh pemangku kepentingan berjalan bersama dalam visi yang sama.

Sebagai tindak lanjut, PT Vale akan menyusun laporan resmi berisi temuan, rekomendasi, dan langkah implementasi yang akan diterapkan dalam beberapa bulan ke depan. Perusahaan juga akan memperluas program pengembangan masyarakat dan reklamasi melalui visi jangka panjang “Reklamasi dan Kemandirian 2030”, sebuah inisiatif yang akan diperkenalkan kepada publik dan mitra internasional untuk menunjukkan bagaimana Indonesia dapat memimpin standar pertambangan berkelanjutan dunia.

Kunjungan Deputi KLH ini menegaskan bahwa PT Vale berada di jalur yang tepat dalam memadukan operasi kelas dunia dengan perlindungan lingkungan dan pemberdayaan sosial. Dengan komitmen yang konsisten, peningkatan kinerja ESG yang terukur, serta hubungan kuat dengan regulator, PT Vale siap melangkah lebih jauh menjadi salah satu produsen nikel paling berkelanjutan di tingkat global.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru