Shodiqin Imbau Warga Atur Kelahiran Anak dengan KB untuk Cegah Stunting
Tim Sindomakassar
Senin, 07 Agu 2023 17:12
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, menghimbau masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS), untuk mengatur kelahiran anak secara sehat guna mencegah stunting pada anak dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Hal ini disampaikan Shodiqin saat memberikan sambutan pada kegiatan Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, Hj. Aliyah Mustika Ilham, di Pulau Barang Lompo, Kecamatan Sangkarrang, Makassar, Sabtu (05/08/23) kemarin.
"Dengan menggunakan KB, resiko lahir bayi stunting dapat kita cegah, sebab dengan mengatur kelahiran anak, ibu-ibu dan bapak-bapak akan memilik banyak waktu dan kesempatan untuk memaksimalkan pengasuhan anak, ASI eksklusi bisa maksimal diberikan dan kesehatan ibu juga bisa meningkat," sebut Shodiqin.
Lebih lanjut, Shodiqin menyebutkan ada 7 jenis alat kontrasepsi modern yang disediakan pemerintah melalui BKKBN, yaitu metode kontrasepsi jangka pendek meliputi Pil KB, Suntik KB dan Kondom. Kemudian metode kontrasepsi jangka panjang meliputi IUD, Implat atau Susuk KB, Vasektomi dan Tubektomi.
"Data SSGI Tahun 2022 angka prevalensi stunting Sulawesi Selatan sebesar 27,2 persen, angka ini masih di atas nasional yaitu 21,6 persen, sedangkan Kota Makassar 18,4 persen. Untuk itu kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Makassar atas kesuksesan menurunkan angka stunting dan termasuk terendah kedua di Sulawesi Selatan," ungkap Shodiqin.
Selain mengatur kelahiran anak, kata dia, pola asuh dan pola makan juga perlu di perhatikan agar anak tidak lahir stunting. Asupan makanan bergizi di maksimalkan di 1000 hari pertama kehidupan anak dimulai saat dalam kandungan. "Bahkan saat sebelum menikah, 3 bulan gizi ibu harus disiapkan dan memperhatikan usia ideal menikah, dimana wanita 21 tahun dan laki-laki 25 ttahun," ujar Shodiqin.
Shodiqin menjelaskan, program KB menjadi kunci penting dalam menurunkan angka stunting. Untuk itu BKKBN terus berupaya meningkatkan kesertaan berKB masyarakat dan menghindari kehamilan berisko yaitu terlalu muda melahirkan di bawah 20 tahun, terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, terlalu rapat melahirkan dibawah 2 tahun, dan terlalu sering melahirkan.
"Salah satu faktor penyebab tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi adalah faktor 4 terlalu, selain itu pernikahan di usia dini juga berpotensi melahirkan anak stunting. Dengan Program KB, Angka Kematian Ibu dan Bayi bisa kita turunkan bersama, status kesehatan ibu dan anak meningkat terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan dan menjarangkan jarak kelahiran anak," sebut Shodiqin.
Anggota Komisi IX DPR RI, Aliyah Mustika Ilham, mengatakan stunting merupakan ancaman bagi kualitas SDM Indonesia, jika angka stunting tidak dapat diturunkan akan sulit bagi bangsa Indonesia mewujudkan generasi emas 2045.
"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak karena kekurangan gizi kronis serta infeksi penyakit berulang terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimana kondisi ini dimulai saat janin dalam rahim hingga bayi berusia 2 tahun. Stunting itu bukan Kate' (cebol) tapi kekurangan gizi, jadi pendek belum tentu stunting, tapi stunting audah tentu pendek" sebut Aliyah.
Lebih lanjut, Aliyah menyebutkan stunting terjadi akibat kekurangan gizi dalam waktu cukup lama ditambah kondisi sanitasi yang buruk. Hal disebabkan karena pola asuh dan pola makan yang salah dalam keluarga.
"Stunting bukan hanya menyebabkan anak jadi pendek, tapi otaknya juga tidak berkembang maksimal, kalau begini bisa berdampak pada kecerdasannya kelak dan akan mudah terserang penyakit," ujar Aliyah.
Dalam kesempatan itu Aliyah berharap keterlibatan seluruh pihak dalam upaya menurunkan angka stunting khusunya di Sulawesi Selatan sehingga target 14 persen tahun 2024 dapat dicapai.
"Kita berharap angka stunting di Kota Makassar bisa diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024 dan upaya mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas yaitu Generasi Emas 2045 dapat kita wujudkan bersama," tutup Aliyah.
Hal ini disampaikan Shodiqin saat memberikan sambutan pada kegiatan Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, Hj. Aliyah Mustika Ilham, di Pulau Barang Lompo, Kecamatan Sangkarrang, Makassar, Sabtu (05/08/23) kemarin.
"Dengan menggunakan KB, resiko lahir bayi stunting dapat kita cegah, sebab dengan mengatur kelahiran anak, ibu-ibu dan bapak-bapak akan memilik banyak waktu dan kesempatan untuk memaksimalkan pengasuhan anak, ASI eksklusi bisa maksimal diberikan dan kesehatan ibu juga bisa meningkat," sebut Shodiqin.
Lebih lanjut, Shodiqin menyebutkan ada 7 jenis alat kontrasepsi modern yang disediakan pemerintah melalui BKKBN, yaitu metode kontrasepsi jangka pendek meliputi Pil KB, Suntik KB dan Kondom. Kemudian metode kontrasepsi jangka panjang meliputi IUD, Implat atau Susuk KB, Vasektomi dan Tubektomi.
"Data SSGI Tahun 2022 angka prevalensi stunting Sulawesi Selatan sebesar 27,2 persen, angka ini masih di atas nasional yaitu 21,6 persen, sedangkan Kota Makassar 18,4 persen. Untuk itu kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Makassar atas kesuksesan menurunkan angka stunting dan termasuk terendah kedua di Sulawesi Selatan," ungkap Shodiqin.
Selain mengatur kelahiran anak, kata dia, pola asuh dan pola makan juga perlu di perhatikan agar anak tidak lahir stunting. Asupan makanan bergizi di maksimalkan di 1000 hari pertama kehidupan anak dimulai saat dalam kandungan. "Bahkan saat sebelum menikah, 3 bulan gizi ibu harus disiapkan dan memperhatikan usia ideal menikah, dimana wanita 21 tahun dan laki-laki 25 ttahun," ujar Shodiqin.
Shodiqin menjelaskan, program KB menjadi kunci penting dalam menurunkan angka stunting. Untuk itu BKKBN terus berupaya meningkatkan kesertaan berKB masyarakat dan menghindari kehamilan berisko yaitu terlalu muda melahirkan di bawah 20 tahun, terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, terlalu rapat melahirkan dibawah 2 tahun, dan terlalu sering melahirkan.
"Salah satu faktor penyebab tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi adalah faktor 4 terlalu, selain itu pernikahan di usia dini juga berpotensi melahirkan anak stunting. Dengan Program KB, Angka Kematian Ibu dan Bayi bisa kita turunkan bersama, status kesehatan ibu dan anak meningkat terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan dan menjarangkan jarak kelahiran anak," sebut Shodiqin.
Anggota Komisi IX DPR RI, Aliyah Mustika Ilham, mengatakan stunting merupakan ancaman bagi kualitas SDM Indonesia, jika angka stunting tidak dapat diturunkan akan sulit bagi bangsa Indonesia mewujudkan generasi emas 2045.
"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak karena kekurangan gizi kronis serta infeksi penyakit berulang terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimana kondisi ini dimulai saat janin dalam rahim hingga bayi berusia 2 tahun. Stunting itu bukan Kate' (cebol) tapi kekurangan gizi, jadi pendek belum tentu stunting, tapi stunting audah tentu pendek" sebut Aliyah.
Lebih lanjut, Aliyah menyebutkan stunting terjadi akibat kekurangan gizi dalam waktu cukup lama ditambah kondisi sanitasi yang buruk. Hal disebabkan karena pola asuh dan pola makan yang salah dalam keluarga.
"Stunting bukan hanya menyebabkan anak jadi pendek, tapi otaknya juga tidak berkembang maksimal, kalau begini bisa berdampak pada kecerdasannya kelak dan akan mudah terserang penyakit," ujar Aliyah.
Dalam kesempatan itu Aliyah berharap keterlibatan seluruh pihak dalam upaya menurunkan angka stunting khusunya di Sulawesi Selatan sehingga target 14 persen tahun 2024 dapat dicapai.
"Kita berharap angka stunting di Kota Makassar bisa diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024 dan upaya mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas yaitu Generasi Emas 2045 dapat kita wujudkan bersama," tutup Aliyah.
(GUS)
Berita Terkait
Sulsel
Harganas 2024 Tingkat Sulsel : Fokus pada Keluarga Berkualitas dan Penurunan Stunting
Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2024 sukses digelar di Lapangan Pallantikang, Kabupaten Maros.
Selasa, 03 Sep 2024 07:42
News
Shodiqin Minta ASN BKKBN Sulsel Junjung Integritas Dalam Bekerja
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, menegaskan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) BKKBN Sulsel wajib menjunjung tinggi integritas dalam bekerja.
Kamis, 30 Mei 2024 20:49
Ekbis
Gelar Rakerda Bangga Kencana, Upaya Kolaboratif Turunkan Angka Stunting
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus melakukan percepatan penurunan stunting sebagai upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Kamis, 28 Mar 2024 16:24
Makassar City
Stunting di Sulsel Tinggi, Intervensi ke Calon Ibu Tak Sehat Harus Jadi Fokus
Persentase stunting di Provinsi Sulsel masih cukup tinggi. Sampai akhir 2023, persentasenya masih berada di angka 27,2 persen. Lebih tinggi rata-rata nasional.
Kamis, 28 Des 2023 21:04
Sulsel
Deputi KSPK BKKBN RI Ingatkan Serapan Anggaran Sejalan Akuntabilitas dan Kebermanfaatan
Kegiatan Forum Sinkronisasi dan Anggaran Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan digelar Kamis 14 Desember lalu di Masagena Cottage 3.
Rabu, 27 Des 2023 14:06
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Warga Jeneponto Ditabrak Mobil, Tim Sarif-Qalby Siap Tanggung Biaya Pengobatan
2
Merajai 4 Survei Terpercaya, Aurama' Diprediksi Keluar Sebagai Pemenang Pilkada Gowa 2024
3
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
4
Survei Terakhir Pilkada Tana Toraja: Elektabilitas Zadrak-Erianto 64,50%, Sulit Dikejar Lawan
5
Adnan Purichta Ichsan Tegaskan Sikap Dukung Husniah-Darmawangsyah
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Warga Jeneponto Ditabrak Mobil, Tim Sarif-Qalby Siap Tanggung Biaya Pengobatan
2
Merajai 4 Survei Terpercaya, Aurama' Diprediksi Keluar Sebagai Pemenang Pilkada Gowa 2024
3
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
4
Survei Terakhir Pilkada Tana Toraja: Elektabilitas Zadrak-Erianto 64,50%, Sulit Dikejar Lawan
5
Adnan Purichta Ichsan Tegaskan Sikap Dukung Husniah-Darmawangsyah