Hasto Ajak Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Gelorakan Spirit Bung Karno
Selasa, 07 Mar 2023 20:04
Dosen Universitas Pertahanan, Hasto Kristiyanto saat membawakan kuliah umum di Kampus UIN Alauddin Makassar. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Dosen Universitas Pertahanan, Hasto Kristiyanto mengajak para mahasiswa Indonesia untuk menggelorakan spirit pembebasan bangsa-bangsa di dunia dari penjajahan, yang juga telah dihidupkan para pendiri bangsa seperti Soekarno-Hatta dan yang lainnya.
Hal itu disampaikan Hasto saat membawakan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (7/3/2023). Tema kuliah umum adalah “Manifestasi Pemikiran Bung Karno tentang Agama dan Kebangsaan di Era Kekinian”.
“Kita merdeka bukan hanya untuk Indonesia semata, tapi untuk membangun tata dunia baru berdasarkan Pancasila. Kita harus memiliki semangat yang sama harus menggelorakan spirit yang sama, sebagaimana ditunjukkan Bung Karno, Bung Hatta, KH Agus Salim dan lain-lain. Demikian halnya para tokoh agama yang menunjukkan keislaman yang khas karena menyatu dengan kebudayaan Indonesia,” kata Hasto.
Menurut Hasto, mahasiswa harus melek politik dan memahami gagasan besar pendiri bangsa khususnya Bung Karno dan Bung Hatta. Dia menjelaskan, di Konferensi Islam Asia-Afrika tahun 1965, Bung Karno menerima gelar “Pendekar dan Pembebas Bangsa-bangsa Islam”.
Dia menceritakan panjang lebar tentang kisah hidup Soekarno, Proklamator dan Presiden RI pertama. Bagaimana Soekarno menjadi santri yang belajar Islam dari HOS Cokroaminoto. Bung Karno juga masuk ke Sarekat Islam berjuang dalam kekuatan organisasi pertama di Indonesia yang mampu melakukan boikot terhadap Belanda.
“Beliau menggunakan spirit Islam yang dipadukan dengan nasionalisme, sosialisme dan membedah persoalan bangsa dengan metode berpikir materialisme dialektis bagi perjuangan untuk meraih kemerdekaan RI”, kata Hasto.
Ketika mencanangkan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955, muncul dari kesadaran Indonesia merupakan bagian dari negara-negara Asia-Afrika yang mengalami penjajahan akibat kapitalisme, kolonialisme, dan imperialisme.
“Kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia. Dengan semangat pembebasan Irian Barat, kita tidak punya apa-apa, Bung Karno menggagas KAA di Bandung, untuk membebaskan Irian Barat dan bangsa-bangsa Asia-Afrika,” kata Hasto.
Sekjen DPP PDI Perjuangan ini menegaskan, masih banyak bangsa-bangsa Asia-Afrika, khususnya bangsa Islam yang masih terjajah. “Kita perjuangkan kemerdekaam mereka bukan karena alasan agama, melainkan karena perintah konstitusi bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan,” tegasnya.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis mengatakan, Bung Karno adalah tokoh terpenting yang pernah dilahirkan di Indonesia. Baginya, sekiranya ada penulis tokoh dunia paling berpengaruh di abad 20, Soekarno seharusnya masuk 10 besar.
“Tahu Mahathir Mohammad kan? Tokoh dari Malaysia yang sering digelari Soekarno kecil. Jadi sehebat Mahathir saja disebut Soekarno kecil. Jadi betapa besarnya Soekarno,” kata Hamdan.
Dia pun menceritakan pengalamannya saat menempuh Studi S2 di Montreal, Kanada pada 1997-1999. Saat itu, ia berbincang dengan warga Kanada.
“Saya katakan saya dari Indonesia. Dia jawab, oh Indonesia, Bali. Dia bilang mimpinya ke Bali. Saya tanya apa lagi yang Anda tahu soal Indonesia? Dia bilang Soekarno. Jadi dia hanya tahu 2 soal Indonesia, yakni Bali dan Soekarno,” kata Hamdan Johannis.
Dia menegaskan, Soekarno adalah founding father, pencetus Pancasila dasar negara, orator ulung, dan juga penulis.
Hal itu disampaikan Hasto saat membawakan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (7/3/2023). Tema kuliah umum adalah “Manifestasi Pemikiran Bung Karno tentang Agama dan Kebangsaan di Era Kekinian”.
“Kita merdeka bukan hanya untuk Indonesia semata, tapi untuk membangun tata dunia baru berdasarkan Pancasila. Kita harus memiliki semangat yang sama harus menggelorakan spirit yang sama, sebagaimana ditunjukkan Bung Karno, Bung Hatta, KH Agus Salim dan lain-lain. Demikian halnya para tokoh agama yang menunjukkan keislaman yang khas karena menyatu dengan kebudayaan Indonesia,” kata Hasto.
Menurut Hasto, mahasiswa harus melek politik dan memahami gagasan besar pendiri bangsa khususnya Bung Karno dan Bung Hatta. Dia menjelaskan, di Konferensi Islam Asia-Afrika tahun 1965, Bung Karno menerima gelar “Pendekar dan Pembebas Bangsa-bangsa Islam”.
Dia menceritakan panjang lebar tentang kisah hidup Soekarno, Proklamator dan Presiden RI pertama. Bagaimana Soekarno menjadi santri yang belajar Islam dari HOS Cokroaminoto. Bung Karno juga masuk ke Sarekat Islam berjuang dalam kekuatan organisasi pertama di Indonesia yang mampu melakukan boikot terhadap Belanda.
“Beliau menggunakan spirit Islam yang dipadukan dengan nasionalisme, sosialisme dan membedah persoalan bangsa dengan metode berpikir materialisme dialektis bagi perjuangan untuk meraih kemerdekaan RI”, kata Hasto.
Ketika mencanangkan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955, muncul dari kesadaran Indonesia merupakan bagian dari negara-negara Asia-Afrika yang mengalami penjajahan akibat kapitalisme, kolonialisme, dan imperialisme.
“Kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia. Dengan semangat pembebasan Irian Barat, kita tidak punya apa-apa, Bung Karno menggagas KAA di Bandung, untuk membebaskan Irian Barat dan bangsa-bangsa Asia-Afrika,” kata Hasto.
Sekjen DPP PDI Perjuangan ini menegaskan, masih banyak bangsa-bangsa Asia-Afrika, khususnya bangsa Islam yang masih terjajah. “Kita perjuangkan kemerdekaam mereka bukan karena alasan agama, melainkan karena perintah konstitusi bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan,” tegasnya.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis mengatakan, Bung Karno adalah tokoh terpenting yang pernah dilahirkan di Indonesia. Baginya, sekiranya ada penulis tokoh dunia paling berpengaruh di abad 20, Soekarno seharusnya masuk 10 besar.
“Tahu Mahathir Mohammad kan? Tokoh dari Malaysia yang sering digelari Soekarno kecil. Jadi sehebat Mahathir saja disebut Soekarno kecil. Jadi betapa besarnya Soekarno,” kata Hamdan.
Dia pun menceritakan pengalamannya saat menempuh Studi S2 di Montreal, Kanada pada 1997-1999. Saat itu, ia berbincang dengan warga Kanada.
“Saya katakan saya dari Indonesia. Dia jawab, oh Indonesia, Bali. Dia bilang mimpinya ke Bali. Saya tanya apa lagi yang Anda tahu soal Indonesia? Dia bilang Soekarno. Jadi dia hanya tahu 2 soal Indonesia, yakni Bali dan Soekarno,” kata Hamdan Johannis.
Dia menegaskan, Soekarno adalah founding father, pencetus Pancasila dasar negara, orator ulung, dan juga penulis.
(GUS)
Berita Terkait
Sulsel
6 Nama Berebut Kursi Ketua PDIP Sulsel, Ada ARW hingga Danny
Sebanyak 6 calon Ketua DPD PDIP Sulsel telah mengikuti fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan untuk menjadi Ketua DPD PDIP Sulsel Periode 2025-2025.
Rabu, 08 Okt 2025 13:22
Sulsel
Andi Tenri Uji Sebut Urban Farming Langkah Nyata Menuju Kota Sehat Berkelanjutan
Inisiatif Pemerintah Kota Makassar meluncurkan program Urban Farming mendapat dukungan penuh dari DPRD Kota Makassar.
Jum'at, 08 Agu 2025 09:02
Sulsel
Terungkap Fraksi PDIP, Gerindra & Demokrat Belum Sepakati Hak Angket DPRD Sulsel
Tiga Fraksi DPRD Sulsel belum menandatangani dokumen hak angket untuk mengusut aset Pemprov di kawasan Centre Point of Indonesia (CPI) Makassar.
Jum'at, 04 Jul 2025 19:30
Makassar City
Fraksi PDIP dan Wali Kota Makassar Perkuat Sinergi Pembangunan
Komitmen memperkuat sinergi antara eksekutif dan legislatif kembali ditunjukkan melalui pertemuan silaturahmi antara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Makassar dan Wali Kota.
Selasa, 29 Apr 2025 13:22
Makassar City
Rayakan HUT, 25 Penyelam Kibarkan Bendera BMI Makassar di Bawah Laut
Sayap Partai PDI Perjuangan yakni Banteng Muda Indonesia (BMI) genap berusia 25 tahun hari ini, Sabtu (29/3/25).
Sabtu, 29 Mar 2025 20:33
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Banjir Tak Kunjung Surut, Warga Findaria Mas Moncongloe Mulai Terserang Gatal-gatal
2
Sengketa Lahan di Tanjung Bunga, GMTD Minta Pihak Kalla Setop Kaburkan Fakta Hukum
3
SPJM Gelar Silaturahmi Bareng Media & Paparkan Capaian Kinerja
4
Polisi Diminta Ambil Tindakan Terukur Atasi Tawuran di Makassar
5
Tawuran di Sapiria, Appi Tekankan Penindakan Hukum dan Pembinaan Remaja
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Banjir Tak Kunjung Surut, Warga Findaria Mas Moncongloe Mulai Terserang Gatal-gatal
2
Sengketa Lahan di Tanjung Bunga, GMTD Minta Pihak Kalla Setop Kaburkan Fakta Hukum
3
SPJM Gelar Silaturahmi Bareng Media & Paparkan Capaian Kinerja
4
Polisi Diminta Ambil Tindakan Terukur Atasi Tawuran di Makassar
5
Tawuran di Sapiria, Appi Tekankan Penindakan Hukum dan Pembinaan Remaja