Sekjen Kemenag RI Dorong UIN Alauddin Tingkatkan Daya Saing Global
Minggu, 09 Feb 2025 13:45
Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis mendampingi Sekjend Kemenag RI RI, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A., membuka Rapat Kerja (Raker) UIN Alauddin Makassar di Hotel Sultan Alauddin, Kota Makassar, Sabtu 8 Februari 2025.
Dalam sambutannya, Prof. Kamaruddin menekankan peran strategis perguruan tinggi Islam dalam mengembangkan keilmuan dan membangun stabilitas sosial, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ia menyebutkan bahwa institusi seperti Al-Azhar dan Universitas Islam Madinah menjadi contoh bagaimana tradisi akademik yang kuat mampu memberikan dampak signifikan bagi dunia Islam.
Namun, ia menggarisbawahi tantangan yang masih dihadapi oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia, terutama dalam produktivitas akademik.
“Para ulama dan sarjana kita memiliki kontribusi besar dalam menjaga stabilitas sosial dan politik, tetapi jumlah publikasi mereka di jurnal internasional masih tergolong minim,” ungkapnya.
Selain aspek akademik, Eks Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga UIN Alauddin Makassar ini mendorong kampus lebih aktif dalam isu sosial dan lingkungan.
Salah satu inisiatif yang diusulkan adalah gerakan menanam satu juta pohon dalam satu hari, sebagai bentuk komitmen PTKIN dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
Dalam aspek ekonomi, pengelolaan dana wakaf juga menjadi perhatian. Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora ini menegaskan bahwa PTKIN harus mulai menggalang dana wakaf dari dosen, mahasiswa, dan masyarakat yang nantinya dapat diinvestasikan melalui instrumen keuangan syariah untuk mendukung beasiswa, penelitian, dan pengembangan kampus.
Namun, tantangan utama dari optimalisasi wakaf adalah kurangnya pemahaman dan manajemen yang profesional. Jika tidak dikelola dengan baik, potensi wakaf yang besar di lingkungan PTKIN justru bisa menjadi aset yang stagnan dan kurang produktif.
Pada kesempatan itu juga, Prof Kamaruddin Amin menjelaskan konsep Menata Budaya Cinta. Ia mengungkapkan Konsep ini bertumpu pada tiga pilar utama yakni Rektorat, dosen/tenaga pendidik, dan mahasiswa.
Rektorat kata dia bertanggung jawab menciptakan kebijakan berbasis kasih sayang yang menciptakan lingkungan akademik harmonis.
Sementara Dosen dan tenaga pendidik harus menerapkan pendekatan yang humanis dalam interaksi dengan mahasiswa. Dan Mahasiswa didorong untuk membangun kepedulian terhadap sesama dan lingkungan kampus.
Namun, dalam praktiknya, membangun budaya cinta di lingkungan akademik bukanlah perkara mudah. Masih ada kesenjangan antara kebijakan yang dirancang dan realitas di lapangan, termasuk dalam pola komunikasi antara dosen dan mahasiswa yang sering kali masih bersifat formal dan kaku.
“Saat ini, skor kepedulian kampus berada di angka 76, yang menunjukkan kondisi yang relatif baik, tetapi masih memerlukan evaluasi dan peningkatan lebih lanjut,” pungkasnya.
Dalam sambutannya, Prof. Kamaruddin menekankan peran strategis perguruan tinggi Islam dalam mengembangkan keilmuan dan membangun stabilitas sosial, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ia menyebutkan bahwa institusi seperti Al-Azhar dan Universitas Islam Madinah menjadi contoh bagaimana tradisi akademik yang kuat mampu memberikan dampak signifikan bagi dunia Islam.
Namun, ia menggarisbawahi tantangan yang masih dihadapi oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia, terutama dalam produktivitas akademik.
“Para ulama dan sarjana kita memiliki kontribusi besar dalam menjaga stabilitas sosial dan politik, tetapi jumlah publikasi mereka di jurnal internasional masih tergolong minim,” ungkapnya.
Selain aspek akademik, Eks Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga UIN Alauddin Makassar ini mendorong kampus lebih aktif dalam isu sosial dan lingkungan.
Salah satu inisiatif yang diusulkan adalah gerakan menanam satu juta pohon dalam satu hari, sebagai bentuk komitmen PTKIN dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
Dalam aspek ekonomi, pengelolaan dana wakaf juga menjadi perhatian. Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora ini menegaskan bahwa PTKIN harus mulai menggalang dana wakaf dari dosen, mahasiswa, dan masyarakat yang nantinya dapat diinvestasikan melalui instrumen keuangan syariah untuk mendukung beasiswa, penelitian, dan pengembangan kampus.
Namun, tantangan utama dari optimalisasi wakaf adalah kurangnya pemahaman dan manajemen yang profesional. Jika tidak dikelola dengan baik, potensi wakaf yang besar di lingkungan PTKIN justru bisa menjadi aset yang stagnan dan kurang produktif.
Pada kesempatan itu juga, Prof Kamaruddin Amin menjelaskan konsep Menata Budaya Cinta. Ia mengungkapkan Konsep ini bertumpu pada tiga pilar utama yakni Rektorat, dosen/tenaga pendidik, dan mahasiswa.
Rektorat kata dia bertanggung jawab menciptakan kebijakan berbasis kasih sayang yang menciptakan lingkungan akademik harmonis.
Sementara Dosen dan tenaga pendidik harus menerapkan pendekatan yang humanis dalam interaksi dengan mahasiswa. Dan Mahasiswa didorong untuk membangun kepedulian terhadap sesama dan lingkungan kampus.
Namun, dalam praktiknya, membangun budaya cinta di lingkungan akademik bukanlah perkara mudah. Masih ada kesenjangan antara kebijakan yang dirancang dan realitas di lapangan, termasuk dalam pola komunikasi antara dosen dan mahasiswa yang sering kali masih bersifat formal dan kaku.
“Saat ini, skor kepedulian kampus berada di angka 76, yang menunjukkan kondisi yang relatif baik, tetapi masih memerlukan evaluasi dan peningkatan lebih lanjut,” pungkasnya.
(MAN)
Berita Terkait
News
Dimulai di UIN Alauddin, Kemenag RI Susun Kerangka Akademik Diplomasi Perdamaian Gaza
Di tengah memuncaknya kegelisahan global terhadap krisis Gaza, Pemerintah Indonesia mulai memetakan langkah diplomasi yang lebih ofensif.
Senin, 17 Nov 2025 15:17
Sulsel
IKA UIN Alauddin Dukung Presiden Prabowo Jadi Penggerak Perdamaian Dunia Islam
Ikatan Alumni (IKA) UIN Alauddin Makassar menyatakan dukungan penuh terhadap peran Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto sebagai pemimpin dunia Islam dalam memperjuangkan perdamaian global, khususnya terkait penyelesaian konflik Palestina–Israel.
Sabtu, 15 Nov 2025 18:08
Sulsel
Yuk ke UIN Alauddin Senin Depan, Ada Seminar Internasional Bahas Perdamaian Gaza
Menjelang pelaksanaan Seminar Internasional “Towards a Two-State Solution: Peran Kunci Presiden Prabowo Subianto dalam Mewujudkan Perdamaian di Gaza”, UIN Alauddin menggelar rapat koordinasi.
Sabtu, 15 Nov 2025 14:22
Sulsel
Rektor UIN Alauddin Ajak PTKIN Terlibat Sukseskan Program MBG
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph D menegaskan pentingnya peran PTKIN dalam mendukung suksesnya program prioritas nasional.
Sabtu, 15 Nov 2025 13:40
Sulsel
Tingkatkan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Guru Madrasah Ash-Shalihin
Tim PKM Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar menggelar kegiatan workshop dan pendampingan meningkatkan kemampuan menulis karya Ilmiah bagi Guru Madrasah Ash-Shalihin Paccinongan Kabupaten Gowa, Jumat, (14/11/2025).
Jum'at, 14 Nov 2025 21:08
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Wabup Maros Minta Developer Terlibat Atasi Banjir di Moncongloe
2
Rayakan Satu Dekade Jakarta Aesthetic Clinic di Level Asia-Pacific
3
Empat Desa, Empat Inovasi: Mahasiswa FISIP Unhas Gelar Pameran Kewirausahaan
4
Dorong Gaya Hidup Sehat, Vasaka Hotel Makassar Hadirkan Program Fun Sports Activities
5
UMI Terima Dua Mobil Ambulans dari Bank Muamalat, Perkuat Komitmen Kerja Sama Strategis
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Wabup Maros Minta Developer Terlibat Atasi Banjir di Moncongloe
2
Rayakan Satu Dekade Jakarta Aesthetic Clinic di Level Asia-Pacific
3
Empat Desa, Empat Inovasi: Mahasiswa FISIP Unhas Gelar Pameran Kewirausahaan
4
Dorong Gaya Hidup Sehat, Vasaka Hotel Makassar Hadirkan Program Fun Sports Activities
5
UMI Terima Dua Mobil Ambulans dari Bank Muamalat, Perkuat Komitmen Kerja Sama Strategis