Ditolak RS karena Tak Punya BPJS, Anak Yatim Ini Diselamatkan RSUD Daya

Minggu, 14 Des 2025 09:05
Ditolak RS karena Tak Punya BPJS, Anak Yatim Ini Diselamatkan RSUD Daya
Kondisi Ikram saat menjalani perawatan maksimal di RSUD Daya, Sabtu (13/12/2025). Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan publik mulai menunjukkan hasil nyata dan mendapat respons positif luas dari masyarakat, Sabtu (13/11/2025).

Hal itu terlihat dari unggahan viral di media sosial. Berbagai komentar positif ditujukan terkair pelayanan di Rumah Sakit Umum Daya (RSUD) Daya, yang dinilai lebih sigap, empatik, dan berpihak kepada masyarakat kecil.

Berawal dari salah satu kisah yang menyentuh dan menjadi perhatian publik adalah pengalaman Ikram, seorang anak yatim yang tinggal di Panti Asuhan Al-Muhaimin Makassar, kesulitan dan mendapat perawatan di beberapa rumah sakit di Kota Makassar.

Meski pertolongan datang setelah perjuangan panjang, responsif RSUD Daya Makassar, menjadi titik balik yang sangat dinantikan bagi keluarga Ikram dan para pengurus panti asuhan.

Kepedulian dan respons cepat manajemen RSUD Daya Makassa dalam memberikan pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi kembali mendapat apresiasi dari masyarakat dan keluarga anak yatim tersebut.

Kali ini, ucapan terima kasih datang dari Yuni, yang merupakan ibu pengasuh di panti asuhan yang merawat Muhammad Ikram, seorang anak yatim yang sempat mengalami kondisi medis serius.

Mewakili keluarga dan pihak panti asuhan, Yuni tak kuasa menahan haru saat menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Makassar, khususnya Wali Kota Munafri Arifuddin, serta jajaran manajemen RSUD Daya yang dinilainya sigap, responsif, dan mengedepankan nilai kemanusiaan dalam menangani pasien.

"Terima kasih banyak kepada Pemerintah Kota Makassar dan pihak RSUD Daya yang sudah menolong anak kami dengan cepat dan penuh perhatian. Ikram ditangani dengan baik tanpa dipersulit," ungkapnya saat dikonfirmasi.

Yuni kemudian menceritakan kronologis awal kejadian yang dialami Ikram, sebelum dibawa ke RS. Ia mengungkapkan bahwa beberapa pekan lalu, Ikram mulai merasakan nyeri di bagian perut, namun tidak berani mengeluh langsung kepada pengasuh.

Informasi kondisi Ikram justru disampaikan oleh teman-temannya di panti, lantaran Ikram merasa takut untuk bercerita.

"Kami baru tahu sakitnya dari temannya. Mungkin dia takut menyampaikan. Itu hari tanggal 21 November," jelas Yuni.

Kondisinya semakin memburuk ketika cairan dan gumpalan darah ditemukan di bagian dadanya, disertai usus yang mengalami diduga alami sakit akibat kronis.

Dalam kondisi kritis tersebut, Yuni membawa Ikram bersama pengurus panti dan sempat berkeliling mencari pertolongan medis di beberapa RS.

Akan tetapi, sejumlah rumah sakit menolak memberikan penanganan dengan alasan tidak memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Melihat kondisi Ikram yang terus memburuk, Yuni mengaku mencoba lagi membawa Ikram berobat tiga kali klinik. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil dan rasa sakit yang dialaminya tidak kunjung tertangani secara maksimal.

"Sudah tiga kali kami bawa ke klinik, dikasih obat, tapi sakitnya tetap ada. Di klinik juga bilang tidak tertangani sakitnya," terangnya.

Tak menyerah, Yuni bersama pengurus panti kemudian membawa Ikram ke beberapa rumah sakit swasta dan milik pemerintah kembali.

Namun, upaya itu kembali menemui jalan buntu. Tercatat, Ikram sempat dibawa ke tiga rumah sakit berbeda, namun tidak mendapatkan penanganan medis yang dibutuhkan.

"Yang paling sedih, di rumah sakit pertama kami ditanya soal BPJS. Mereka bilang tidak bisa dilayani karena hanya melayani pasien BPJS," kenangnya dengan suara bergetar.

Penolakan serupa kembali dialami di rumah sakit berikutnya. Ketiadaan kartu BPJS menjadi alasan utama Ikram tidak mendapat penanganan, meski kondisinya saat itu sudah sangat membutuhkan pertolongan medis.

Dalam kondisi kebingungan dan putus asa, Yuni akhirnya menghubungi salah satu kerabatnya. Dari sanalah ia mendapat saran untuk membawa Ikram ke RSUD Daya Makassar, rumah sakit milik Pemerintah Kota Makassar.

"Waktu itu tante saya bilang, kalau tidak ada BPJS ini, bawa saja ke RSUD Daya. Saya sempat ragu tapi saya beranikan diri ke sana," tuturnya.

Di tengah keputusasaan itu, harapan akhirnya muncul ketika Ikram diarahkan ke RSUD Daya Makassar. Di rumah sakit inilah ia mendapat penanganan medis yang layak, tanpa diskriminasi administratif.

Ikram akhirnya dirawat di RSUD Daya pada hari Minggu lalu. Setibanya di rumah sakit tersebut, Yuni mengaku terkejut sekaligus terharu karena Ikram langsung mendapatkan pelayanan tanpa ditanya soal administrasi.

"Kami langsung dilayani. Tidak ditanya BPJS atau apa. Petugas langsung ambilkan kursi roda, dicek tensinya, dan langsung ditangani," ungkapnya.

Bahkan, ketika sempat ditanya terkait BPJS di loket, pelayanan medis tetap berjalan tanpa penolakan. Petugas RSUD Daya tetap memprioritaskan kondisi pasien.

"Walaupun belum bawa BPJS, tetap dilayani. Mereka (tim medis) bilang, sudah ibu, yang penting ditangani dulu," lanjut Yuni, mengenang awal mengantar Ikram di RS Daya.

Kisah perjuangan Ikram kemudian viral di media sosial setelah Yuni mengunggah pengalaman tersebut. Unggahan yang awalnya dibuat pada hari Minggu itu mendadak mendapat perhatian luas dan dibagikan oleh banyak warganet pada hari-hari berikutnya.

"Awalnya saya tidak sangka akan ramai. Saya posting hari Minggu, malamnya sudah banyak yang bagikan. Besoknya, Masya Allah, ramai sekali," katanya.

Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa kebijakan pelayanan kesehatan di RSUD Daya Makassar mengedepankan nilai kemanusiaan benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

RSUD Daya Makassar kini dipandang sebagai rumah sakit yang hadir untuk semua, tanpa memandang latar belakang sosial maupun kelengkapan administrasi pasien, juga sebagai simbol hadirnya Pemerintah Kota di saat warganya paling membutuhkan.

Saat ini, Muhammad Ikram, siswa kelas III SMP PGRI 4 Makassar, telah mendapatkan penanganan medis intensif di RSUD Daya Makassar. Oleh sebab itu, Yuni berharap doa semua pihak agar kesembuhan Ikram.

"Kami dari pengasuh panti asuhan berharap Ikram segera pulih dan dapat kembali melanjutkan pendidikannya seperti sedia kala," harapnya.

Tak hanya pasien Muh Ikram, pelayanan prima kembali dirasakan oleh masyarakat lainya di RS Umum Daya Kota Makassar. Salah satu orang tua pasien, Muhammad Syarif, mengaku puas atas pelayanan cepat dan responsif yang diterima anaknya saat menjalani perawatan akibat kecelakaan.

Muhammad Syarif menuturkan, anaknya langsung mendapat penanganan medis saat pertama kali tiba di RS Umum Daya tanpa harus melalui proses administrasi yang berbelit-belit.

"Alhamdulillah, selama saya di sini pelayanannya cepat dan sangat baik terhadap anak kami. Anak saya langsung ditangani lebih dahulu oleh tenaga medis, sementara urusan administrasi menyusul," ujarnya.

Ia menjelaskan, anaknya mengalami kecelakaan setelah terjatuh dari sepeda motor dan harus segera mendapatkan pertolongan medis.

"Anak saya jatuh dari motor, jadi kami langsung ke RS Daya. Pelayanannya sigap dan memuaskan," tambahnya.

Muhammad Syarif juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada manajemen RSUD Daya serta Pemkot Kota Makassar atas fasilitas dan layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

"Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada RS Umum Daya dan juga Pemerintah Kota Makassar atas semua fasilitas dan pelayanan yang sangat membantu kami," tuturnya.

Diketahui, anaknya bernama Muhammad Syarif, saat ini duduk di kelas III SMP Negeri 17 Makassar.

Pelayanan cepat dan humanis yang diberikan RSUD Daya ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kota Makassar dalam menghadirkan layanan kesehatan yang mudah diakses, responsif, dan berorientasi pada keselamatan pasien.
(MAN)
Berita Terkait
Komisi E DPRD Sulsel Ingatkan Pemprov Tuntaskan Utang Dana Sharing BPJS Kesehatan pada 2026
Sulsel
Komisi E DPRD Sulsel Ingatkan Pemprov Tuntaskan Utang Dana Sharing BPJS Kesehatan pada 2026
Komisi E DPRD Sulsel memberikan sejumlah rekomendasi hasil rapat komisi dengan OPD saat rapat laporan komisi di kantor sementara dewan, Kantor Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, Makassar pada Rabu (26/11/2025).
Rabu, 26 Nov 2025 18:38
Kunjungan ke Parepare, Komisi E DPRD Sulsel Minta Pemprov Ganti Biaya BPJS Gratis yang Dibayar Pemkot
Sulsel
Kunjungan ke Parepare, Komisi E DPRD Sulsel Minta Pemprov Ganti Biaya BPJS Gratis yang Dibayar Pemkot
Komisi E DPRD Sulsel melakukan kunjungan kerja dalam ke Kota Parepare. Rombongan yang dipimpin Andi Tenri Indah ini diterima oleh Plh Sekda Parepare, Amarun Agung Hamka di Rujab Wali Kota Parepare pada Senin (15/09/2025).
Senin, 15 Sep 2025 23:22
Walkot Munafri Dorong Perda CSR untuk Dukung Jaminan Sosial Pekerja Rentan
Makassar City
Walkot Munafri Dorong Perda CSR untuk Dukung Jaminan Sosial Pekerja Rentan
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mendorong lahirnya Peraturan Daerah (Perda) terkait pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) guna memperluas cakupan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan, khususnya bagi pekerja rentan dan informal.
Rabu, 25 Jun 2025 14:47
Dana Sharing Tak Cair, Pemkab Gowa Siapkan Anggaran Backup untuk Kover PBI BPJS
Sulsel
Dana Sharing Tak Cair, Pemkab Gowa Siapkan Anggaran Backup untuk Kover PBI BPJS
Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin menerima kunjungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi Sulawesi Selatan di Baruga Pattingalloang, Kantor Bupati Gowa, Rabu (21/5).
Kamis, 22 Mei 2025 12:54
BPJS Kesehatan Dorong Sinergi Pemangku Kepentingan untuk Optimalkan Program JKN
News
BPJS Kesehatan Dorong Sinergi Pemangku Kepentingan untuk Optimalkan Program JKN
BPJS Kesehatan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kamis, 22 Mei 2025 09:58
Berita Terbaru