Prof Nur Hidayah Jadi Guru Besar Pertama Fakultas Kedokteran UIN Alauddin
Jum'at, 04 Agu 2023 21:13
Prof Dr Nur Hidayah, guru besar pertama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar kini punya guru besar pertamanya. Ia adalah Prof Dr Nur Hidayah S Kep Ns M Kes.
Mantan Wakil Dekan Bidang Akademik FKIK ini meraih gelar guru besar bidang Ilmu Manajemen Keperawatan pada Prodi Ilmu Keperawatan. Perempuan kelahiran Ujung Pandang itu meraih gelar akademik tertinggi di usia 42 tahun.
Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya pribadi, tetapi juga akan memberikan sumbangsih nyata dalam menjawab isu-isu terkini di level nasional maupun internasional.
"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat luar biasa. Sampai pada titik ini penantian panjang, berakhir dengan sangat indah. Semoga capaian ini menjadi berkah bisa bermanfaat serta membawa kebaikan untuk sesama," kata Prof Yaya sapaan akrabnya, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: 2.897 Calon Mahasiswa Lulus UMM UIN Alauddin Makassar
Dia mengungkapkan, surat keputusan penetapan dirinya sebagai guru besar didapatkan bersamaan saat dirinya menunaikan ibadah haji.
"Allah memberikan saya waktu dan kesempatan menunaikan ibadah haji sebagai penyempurna rukun Islam kelima dan pada saat bersamaan mendapatkan guru besar tertanggal 1 Juni 2023 sesaat sebelum meninggalkan Kota Mekkah saat akan tawaf," ucapnya.
Prof Nur Hidayah menjelaskan, ke depan tentang project-nya yang berfokus pada membangun jaringan baik secara nasional maupun internasional dalam rangka menghadapi tantangan masyarakat global.
"Project saya saat ini adalah membangun jaringan baik secara nasional dan internasional, khususnya dalam menjawab isu-isu terkini, seperti masalah sosial yang membutuhkan peran dan kontribusi nyata," bebernya.
Projek tersebut kata dia bertujuan untuk menghadirkan peran dan kontribusi nyata bagi kehidupan sosial masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
Selain itu, salah satu hal yang menjadi fokus utama projek Prof Nur Hidayah adalah pengembangan ilmu keperawatan melalui riset multidisipliner dan interdisipliner.
Ia percaya bahwa riset yang melibatkan berbagai bidang ilmu akan menghasilkan pengetahuan baru yang bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat global saat ini.
Aktivis Gusdurian ini juga sedang terlibat dalam project pengembangan profesi baru, yaitu rohaniwan klinis.
"Mohon doanya semua, semoga niat baik ini bisa kami selesaikan dan bisa memberikan manfaat untuk ilmu kesehatan pada umumnya keperawatan pada khususnya dan ilmu pengetahuan secara umum," ucapnya.
Projek ini dikerjakan dengan rekan sejawatnya yang tengah menempuh studi di Islamic Studies and Christian-Muslim di Amerika, mereka sedang mengembangkan program dan riset untuk membawa inovasi dalam bidang ini.
Meskipun telah meraih gelar guru besar, Prof Yaya menegaskan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan tidak hanya tugas guru besar, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh civitas akademika.
Ia mendorong kaderisasi dosen-dosen muda dengan semangat dan inovasi yang kreatif dalam mengembangkan bidang ilmunya masing-masing. Menurutnya, pemimpin yang baik adalah yang mampu melahirkan pemimpin yang lebih baik.
Prof Yaya juga berbagi perjalanan panjangnya dalam mencapai gelar guru besar. Proses yang dimulai sejak tahun 2017, dan sempat tertunda karena berbagai keterbatasan.
Namun, dengan dukungan dari pihak universitas dan kemampuan untuk mengatur prioritas, akhirnya pada akhir 2022, ia berhasil mengajukan dan melewati proses review hingga akhirnya meraih gelar guru besar dengan segala kerja keras dan doa.
Prestasi ini tidak lepas dari dukungan keluarga dan keyakinan bahwa setiap hidup adalah pilihan. Prof Dr Nur Hidayah berharap capaiannya ini bisa membawa manfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang keperawatan dan kesehatan, serta memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa.
Mantan Wakil Dekan Bidang Akademik FKIK ini meraih gelar guru besar bidang Ilmu Manajemen Keperawatan pada Prodi Ilmu Keperawatan. Perempuan kelahiran Ujung Pandang itu meraih gelar akademik tertinggi di usia 42 tahun.
Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya pribadi, tetapi juga akan memberikan sumbangsih nyata dalam menjawab isu-isu terkini di level nasional maupun internasional.
"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat luar biasa. Sampai pada titik ini penantian panjang, berakhir dengan sangat indah. Semoga capaian ini menjadi berkah bisa bermanfaat serta membawa kebaikan untuk sesama," kata Prof Yaya sapaan akrabnya, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: 2.897 Calon Mahasiswa Lulus UMM UIN Alauddin Makassar
Dia mengungkapkan, surat keputusan penetapan dirinya sebagai guru besar didapatkan bersamaan saat dirinya menunaikan ibadah haji.
"Allah memberikan saya waktu dan kesempatan menunaikan ibadah haji sebagai penyempurna rukun Islam kelima dan pada saat bersamaan mendapatkan guru besar tertanggal 1 Juni 2023 sesaat sebelum meninggalkan Kota Mekkah saat akan tawaf," ucapnya.
Prof Nur Hidayah menjelaskan, ke depan tentang project-nya yang berfokus pada membangun jaringan baik secara nasional maupun internasional dalam rangka menghadapi tantangan masyarakat global.
"Project saya saat ini adalah membangun jaringan baik secara nasional dan internasional, khususnya dalam menjawab isu-isu terkini, seperti masalah sosial yang membutuhkan peran dan kontribusi nyata," bebernya.
Projek tersebut kata dia bertujuan untuk menghadirkan peran dan kontribusi nyata bagi kehidupan sosial masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
Selain itu, salah satu hal yang menjadi fokus utama projek Prof Nur Hidayah adalah pengembangan ilmu keperawatan melalui riset multidisipliner dan interdisipliner.
Ia percaya bahwa riset yang melibatkan berbagai bidang ilmu akan menghasilkan pengetahuan baru yang bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat global saat ini.
Aktivis Gusdurian ini juga sedang terlibat dalam project pengembangan profesi baru, yaitu rohaniwan klinis.
"Mohon doanya semua, semoga niat baik ini bisa kami selesaikan dan bisa memberikan manfaat untuk ilmu kesehatan pada umumnya keperawatan pada khususnya dan ilmu pengetahuan secara umum," ucapnya.
Projek ini dikerjakan dengan rekan sejawatnya yang tengah menempuh studi di Islamic Studies and Christian-Muslim di Amerika, mereka sedang mengembangkan program dan riset untuk membawa inovasi dalam bidang ini.
Meskipun telah meraih gelar guru besar, Prof Yaya menegaskan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan tidak hanya tugas guru besar, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh civitas akademika.
Ia mendorong kaderisasi dosen-dosen muda dengan semangat dan inovasi yang kreatif dalam mengembangkan bidang ilmunya masing-masing. Menurutnya, pemimpin yang baik adalah yang mampu melahirkan pemimpin yang lebih baik.
Prof Yaya juga berbagi perjalanan panjangnya dalam mencapai gelar guru besar. Proses yang dimulai sejak tahun 2017, dan sempat tertunda karena berbagai keterbatasan.
Namun, dengan dukungan dari pihak universitas dan kemampuan untuk mengatur prioritas, akhirnya pada akhir 2022, ia berhasil mengajukan dan melewati proses review hingga akhirnya meraih gelar guru besar dengan segala kerja keras dan doa.
Prestasi ini tidak lepas dari dukungan keluarga dan keyakinan bahwa setiap hidup adalah pilihan. Prof Dr Nur Hidayah berharap capaiannya ini bisa membawa manfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang keperawatan dan kesehatan, serta memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa.
(MAN)
Berita Terkait
News
Prof Amir Ilyas Rumuskan Tantangan Keadilan Restoratif dalam Perkara Kelalaian Medik
Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar pengukuhan lima Guru Besar di Ruang Senat, lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Unhas Tamalanrea, Selasa (2/12/2025).
Selasa, 02 Des 2025 11:49
Sulsel
UIN Alauddin Bangun Tradisi Riset Lewat Pelatihan Penulisan Ilmiah
UIN Alauddin Makassar kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas riset melalui penyelenggaraan Workshop Penulisan Ilmiah: Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Sabtu, 22 Nov 2025 08:45
News
Dimulai di UIN Alauddin, Kemenag RI Susun Kerangka Akademik Diplomasi Perdamaian Gaza
Di tengah memuncaknya kegelisahan global terhadap krisis Gaza, Pemerintah Indonesia mulai memetakan langkah diplomasi yang lebih ofensif.
Senin, 17 Nov 2025 15:17
Sulsel
IKA UIN Alauddin Dukung Presiden Prabowo Jadi Penggerak Perdamaian Dunia Islam
Ikatan Alumni (IKA) UIN Alauddin Makassar menyatakan dukungan penuh terhadap peran Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto sebagai pemimpin dunia Islam dalam memperjuangkan perdamaian global, khususnya terkait penyelesaian konflik Palestina–Israel.
Sabtu, 15 Nov 2025 18:08
Sulsel
Yuk ke UIN Alauddin Senin Depan, Ada Seminar Internasional Bahas Perdamaian Gaza
Menjelang pelaksanaan Seminar Internasional “Towards a Two-State Solution: Peran Kunci Presiden Prabowo Subianto dalam Mewujudkan Perdamaian di Gaza”, UIN Alauddin menggelar rapat koordinasi.
Sabtu, 15 Nov 2025 14:22
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Dua Komisioner KPU Pangkep jadi Tersangka Dugaan Korupsi Dana Pilkada 2024
2
Usung Visi Smart Society, Fadel Tauphan Ansar Siap Pimpin KNPI Sulsel
3
Dosen Kehutanan Unhas: Penyempitan Sungai dan Alih Fungsi Hutan Picu Banjir Bantaeng
4
Bupati Lutim Diapresiasi, Gelontorkan Anggaran Besar Pembangunan Masjid Nurul Hidayah
5
Penderita HIV/AIDS Maros Bertambah, Didominasi Hubungan LSL
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Dua Komisioner KPU Pangkep jadi Tersangka Dugaan Korupsi Dana Pilkada 2024
2
Usung Visi Smart Society, Fadel Tauphan Ansar Siap Pimpin KNPI Sulsel
3
Dosen Kehutanan Unhas: Penyempitan Sungai dan Alih Fungsi Hutan Picu Banjir Bantaeng
4
Bupati Lutim Diapresiasi, Gelontorkan Anggaran Besar Pembangunan Masjid Nurul Hidayah
5
Penderita HIV/AIDS Maros Bertambah, Didominasi Hubungan LSL