BI Libatkan 24 Dinas Pendidikan se-Sulsel Masifkan Sosialisasi CBP Rupiah

Jum'at, 26 Sep 2025 14:01
BI Libatkan 24 Dinas Pendidikan se-Sulsel Masifkan Sosialisasi CBP Rupiah
Bank Indonesia mengajak berbagai pihak dalam upaya memaksimalkan kampanye CBP Rupiah, di Pinisi Ballroom, Hotel Claro, Kamis (25/9/2025). Foto: SINDO Makassar/Dewan Ghiyats Yan G
Comment
Share
MAKASSAR - Bank Indonesia bersama mitra menggelar Penandatanganan Pernyataan bersama Perluasan Edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah, bertema "Non-Stop Education (NSE)" di Pinisi Ballroom, Hotel Claro, Kamis (25/9/2025).

Kerja sama ini melibatkan Bank BRI, BNI, Mandiri, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Sekolah Polisi Negara, serta 24 Dinas Pendidikan kota/kabupaten se-Sulawesi Selatan. Mereka dilibatkan untuk meyebarluaskan program Bank Indonesia yakni CBP (Cinta, Bangga, Paham Rupiah) kepada seluruh masyarakat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimada menjelaskan, bahwa pihaknya mempunyai tugas utama yaitu menjaga kestabilan nilai rupiah, serta mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan memusnahkan uang.

"Jumlah pegawai kita itu jumlahnya terabatas, sekitar 40 orang. Sementara tugas kita itu adalah mengedukasi masyarakat terutama CBP. Kita sangat membutuhkan perpanjangan tangan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mencintai Rupiah. Bagaimana merawat rupiah, menghargai Rupiah. Jangan dilipat, jangan diremas jangan dicoret, jangan dibasahi," ujarnya kepada wartawan.

Dengan cara seperti itu, kata dia, biaya percetakan uang bisa diminimalisir. Ia mengungkapkan bahwa biaya produksi cetak uang mahal, seperti mengimpor bahan dan sebagainya.

Di sisi lain, pihaknya juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan salah satu manfaat teknologi dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), untuk memudahkan transaksi belanja bagi masyarakat.

"QRIS harus digunakan, selama ada sinyal maka gunakan QRIS. Saya sekarang tidak bawa dompet, hanya HP yang isinya e-money. Kalau uang cash tertentu saja dan itu tidak saya lipat. Saya juga menghimbau pengurus masjid untuk mendesain kotak-kotak amal, pertamanya lubang kotak amal kan itu kecil, itu kan harus dilipat-lipat dan itu tidak dibenarkan," imbaunya.

Rizki juga mengungkapkan alasan tujuan Bank Indonesia berkolaborasi dengan pihak 24 Dinas Pendidikan kota/kabupaten se-Sulawesi Selatan, yakni mendorong pihak sektor pendidikan bisa mengedukasi anak-anak untuk lebih menghargai uang.

"Kita harus mendidik dimulai anak-anak, paham dan mencintai sejak dini. Sebagai contoh, di Jepang itu sangat menghargai uang. Jadi dompetnya itu didesain bukan untuk lipat-lipat kecil tapi panjang-panjang. Jadi itu pendidikan sejak dini, mereka sangat menghargai uangnya," tukasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Andi Iqbal Najamuddin, mengapresiasi pihak Bank Indonesia. Ia menjelaskan bahwa kerjasama ini merupakan edukasi kepada siswa-siswa dalam mendukung dalam menggerakkan generasi Gen Z untuk mencintai Rupiah.

"Mencintai rupiah itu dengan hal-hal terkecil saja. Saya mencontohkan uang Dollar, kalau uangnya saja terlipat maka nilainya itu kurang. Kenapa kita tidak mencontoh negara luar,bagaimana mereka itu mencintai mata uangnya. Kita juga harus mengarah ke sana, makanya dengan Bank Indonesia ini bagaimana bekerja sama untuk mengakselerasi semua persoalan ini, menggiatkan, dan menggerakkan semua anak-anak kita supaya mereka itu paham mencintai Rupiahnya" harap Nadjamuddin.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru