Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan

Kamis, 21 Nov 2024 16:36
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
Pegiat Data Intelligence, Fadli Noor memberikan analisis singkat terkait hasil survei LSI Citra Komunikasi. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Survei terbaru LSI Denny JA menunjukkan pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Munafri Arifudin – Aliyah Mustika Ilham (MULIA) berpotensi disalip oleh paslon nomor urut 2, Andi Seto Asapa – Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI), dalam pemilihan kepala daerah mendatang.

Konon pasangan SEHATI trendnya terus menaik, dari 21,0% pada September lalu menjadi 29,5% pada November 2024. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10–16 November 2024, pasangan MULIA masih memimpin dengan elektabilitas 34%, diikuti SEHATI dengan 29,5%.

Adapun pasangan INIMI sebesar 20,4%, dan pasangan AMAN 1,9%. Survei tersebut menggunakan metodologi Multi Stage Random Sampling dengan wawancara tatap muka terhadap 800 responden terpilih dan margin of error 3,5%.

Menanggapi hasil survei ini, pegiat data intelligence, Fadli Noor, memberikan analisis singkat. Ia menyebutkan bahwa SEHATI berpotensi memenangkan pilkada jika trennya tetap linier.

"Jadi, kita berpikir pakai logika rasional waktu singkat masa survei begitu cepat. Bagi saya, SEHATI bisa menang jika Pilkada Makassar dilaksanakan Januari 2025," kata Fadli, Kamis (21/11/2024).

Tak hanya itu, selaku pemerhati sosial Media, Fadli juga menegaskan bahwa dinamika pemilih menjelang hari pemungutan suara sangat menentukan. Tidak serta merta klaim oleh satu lembaga suervei.

"Baik survei September maupun November oleh LSI itu masih dalam tahapan penggalangan pemilih. Saat ini sudah H-7, kita memasuki masa kanalisasi pemilih menuju tahap mobilisasi," tambahnya.

Menurut Fadli, tahap kanalisasi pemilih adalah fase krusial di mana simpul-simpul suara menjadi medan pertempuran utama. Ia menekankan bahwa strategi di tahap ini akan sangat memengaruhi hasil akhir.

"Tahap kanalisasi pemilih ini pertempuran di tingkat simpul-simpul suara dan ini sangat berdampak, sangat berbeda pada survei yang mengacu pada orang per orang," jelasnya.

Fadli juga mengingatkan agar para kandidat tidak melihat hasil survei sebagai proyeksi kemenangan. Hasil survei terakhir harus dijadikan informasi awal untuk optimalisasi strategi, bukan proyeksi kemenangan.

"Dengan waktu yang semakin sempit menuju hari pemungutan suara, semua paslon dituntut untuk memaksimalkan strategi guna memastikan mobilisasi pemilih yang efektif. Hasil akhir masih bergantung pada jurus pamungkas masing-masing kandidat," tutup mantan Ketua PSI Sulsel itu.

Dalam survei tersebut, sebanyak 800 orang responden diwawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner yang disiapkan. Responden dipilih secara proporsional.
(UMI)
Berita Terkait
Berita Terbaru