BMKG Minta Pemerintah dan Masyarakat Bersiap Hadapi Kemarau Ekstrem
Kamis, 30 Mar 2023 10:37
Ilustrasi kemarau. Foto: Pexels
MAKASSAR - Musim kemarau tahun ini diperkirakan akan tiba lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya. Adapun puncak musim kemarau 2023 diprediksi terjadi pada Agustus mendatang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, kondisi ini disebabkan dinamika atmosfer laut. Pada akhir Februari, La Nina berada di fase lemah. Selanjutnya, beralih ke fase netral pada periode Maret 2023.
Dari situ, akan bertahan hingga semester pertama 2023. Pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen kondisi netral beralih menuju Fase EI Nino.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Siswa di Makassar Kembali Belajar Daring
"Untuk bulan depan (April) wilayah Sulsel yang memasuki musim kemarau adalah Takalar. Untuk Makassar, diprakirakan di bulan Mei dan puncaknya diprediksi Agustus," kata Rizky Yudha, Pelaksana Harian (Plh) Sub Koordinator Pelayanan Jasa, Balai BBMKG Wilayah IV Makassar, kemarin.
BMKG mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap. Wilayah seperti itu diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis. Juga kebakaran hutan lahan, dan kekurangan air bersih. Dari pemetaan ini, kebijakan bisa segera dibuat.
Menurutnya, aksi mitigasi diperlukan secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir. Pemerintah daerah dan masyarakat dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini.
"Dengan memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," kata Rizky.
Mendengar hal tersebut, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto menegaskan kota Makassar akan tetap bersiap dengan adanya kemungkinan ini. Pihaknya telah meminta PDAM untuk siaga.
"Saya selalu imbau (PDAM) agar sumber air kita ini diamankan," terangnya.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Cuaca Ekstrem Landa Sejumlah Wilayah di Sulsel
Sejumlah rekayasa akan dilakukan, salah satunya menutup saluran air baku di Lekopancing Maros. Kemudian imbauan dari BMKG untuk menadah air hujan juga tengah dipertimbangkan. Sistem itu, kata dia, adalah water retension. Skema ini dianggap cukup sulit sebab Makassar tak memiliki kawasan yang memadai.
"Itu seperti Lakkang, Rammang-Rammang, dan sungai-sungai," ungkapnya.
Dia menegaskan persoalan ini bukan masalah administratif, dan seluruh wilayah Sulsel akan terdampak. Maka dari itu perlu kerjasama seluruh pihak.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, A Hendra Hakamuddin mengaku telah siaga dengan adanya potensi bencana yang akan dihasilkan oleh kekeringan ini.
"Kita terus siaga, kita tentunya taktisi dengan sejumlah strategi," kata Hendra.
Sebelumya dia telah meminta agar petani di Makassar turut siaga dengan kondisi ini. Namun, ia memastikan suplai air akan dijaga, bekerja sama dengan PDAM Makassar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, kondisi ini disebabkan dinamika atmosfer laut. Pada akhir Februari, La Nina berada di fase lemah. Selanjutnya, beralih ke fase netral pada periode Maret 2023.
Dari situ, akan bertahan hingga semester pertama 2023. Pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen kondisi netral beralih menuju Fase EI Nino.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Siswa di Makassar Kembali Belajar Daring
"Untuk bulan depan (April) wilayah Sulsel yang memasuki musim kemarau adalah Takalar. Untuk Makassar, diprakirakan di bulan Mei dan puncaknya diprediksi Agustus," kata Rizky Yudha, Pelaksana Harian (Plh) Sub Koordinator Pelayanan Jasa, Balai BBMKG Wilayah IV Makassar, kemarin.
BMKG mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap. Wilayah seperti itu diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis. Juga kebakaran hutan lahan, dan kekurangan air bersih. Dari pemetaan ini, kebijakan bisa segera dibuat.
Menurutnya, aksi mitigasi diperlukan secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir. Pemerintah daerah dan masyarakat dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini.
Baca Juga: BMKG Prediksi Sulsel Masih Dilanda Hujan Lebat Sepekan ke Depan, Ini Daftar Daerah Terdampak
"Dengan memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," kata Rizky.
Mendengar hal tersebut, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto menegaskan kota Makassar akan tetap bersiap dengan adanya kemungkinan ini. Pihaknya telah meminta PDAM untuk siaga.
"Saya selalu imbau (PDAM) agar sumber air kita ini diamankan," terangnya.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Cuaca Ekstrem Landa Sejumlah Wilayah di Sulsel
Sejumlah rekayasa akan dilakukan, salah satunya menutup saluran air baku di Lekopancing Maros. Kemudian imbauan dari BMKG untuk menadah air hujan juga tengah dipertimbangkan. Sistem itu, kata dia, adalah water retension. Skema ini dianggap cukup sulit sebab Makassar tak memiliki kawasan yang memadai.
"Itu seperti Lakkang, Rammang-Rammang, dan sungai-sungai," ungkapnya.
Dia menegaskan persoalan ini bukan masalah administratif, dan seluruh wilayah Sulsel akan terdampak. Maka dari itu perlu kerjasama seluruh pihak.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, A Hendra Hakamuddin mengaku telah siaga dengan adanya potensi bencana yang akan dihasilkan oleh kekeringan ini.
"Kita terus siaga, kita tentunya taktisi dengan sejumlah strategi," kata Hendra.
Sebelumya dia telah meminta agar petani di Makassar turut siaga dengan kondisi ini. Namun, ia memastikan suplai air akan dijaga, bekerja sama dengan PDAM Makassar.
(MAN)
Berita Terkait
Sulsel
Puluhan Ha Sawah di Pa'jukukang dan Gantarangkeke Bantaeng Gagal Panen
Puluhan hektare (Ha) lahan sawah milik warga di Kecamatan Pa'jukukang dan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng gagal panen. Hal ini disebabkan kekeringan akibat kemarau selama beberapa bulan terakhir.
Selasa, 17 Sep 2024 21:10
Sulsel
Antisipasi Kemarau Panjang, Kapolda Sulsel Buat 32 Sumur Bor
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Inspektur Jendral Polisi (Irjen Pol) Andi Rian R Djajadi melakukan kunjungan kerja formalnya di Kabupaten Maros.
Selasa, 25 Jun 2024 15:34
Sulsel
Kemarau, Bendungan Penyuplai Air Kota Makassar dan Maros Mengering
Debit air Bendungan Leko pancing, di Desa Pucak, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros yang menjadi sumber air baku Warga Maros dan Kota Makassar mulai surut, Jumat (21/6/2024).
Jum'at, 21 Jun 2024 15:34
Makassar City
Antisipasi Kekeringan, Pemkot Makassar Siapkan Langkah Hadapi Kemarau
Musim kemarau sudah di "depan mata". Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mulai menyiapkan langkah-langkah strategis guna mengantisipasi potensi kekeringan.
Kamis, 16 Mei 2024 08:59
News
BMKG Sulsel Prediksi Awal Musim Kemarau Bulan April-Juni 2024
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan (Sulsel), memprediksi awal musim kemaru di Provinsi Sulsel tahun ini masuk pada bulan April-Juni tahun 2024.
Senin, 01 Apr 2024 15:26
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Dinilai Sakiti Perasaan Masyarakat, Ridwan Sau Diboikot Tampil di Bantaeng
2
Tim Hukum Temukan Dugaan Praktik Politik Uang saat Masa Tenang di SMP Gowa
3
Kekuatan Rakyat di Gowa Makin Sulit Dibendung ke Husniah-Darmawangsyah
4
Bawaslu Maros Gelar Apel Siaga Pengawasan Pemilu
5
Chaidir Langsung Disibukkan Berbagai Agenda sebagai Bupati Maros Usai Cuti Pilkada
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Dinilai Sakiti Perasaan Masyarakat, Ridwan Sau Diboikot Tampil di Bantaeng
2
Tim Hukum Temukan Dugaan Praktik Politik Uang saat Masa Tenang di SMP Gowa
3
Kekuatan Rakyat di Gowa Makin Sulit Dibendung ke Husniah-Darmawangsyah
4
Bawaslu Maros Gelar Apel Siaga Pengawasan Pemilu
5
Chaidir Langsung Disibukkan Berbagai Agenda sebagai Bupati Maros Usai Cuti Pilkada