Antisipasi Dampak 3 Fenomena Cuaca Ekstrem saat Nataru

Rabu, 11 Des 2024 08:42
Antisipasi Dampak 3 Fenomena Cuaca Ekstrem saat Nataru
Pengendara melintasi banjir di Jalan Kecaping Raya, Perumnas Antang Blok 10, Makassar, Selasa (10/12/2024). BMKG Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk. Foto: Maman Sukirman
Comment
Share
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem dampak tiga fenomena pada saat libur Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, ada tiga fenomena cuaca yang perlu diwaspadai selama Nataru. “Yang pertama, memang bulan November-Desember ini puncak hujan akan terjadi di wilayah Sumatera kecuali Lampung, kemudian Jawa bagian selatan, termasuk juga ada di Kalimantan, dan sebagian kecil di Sulawesi,” ujar Guswanto dari video yang diunggah di media sosial resmi BMKG, dikutip Selasa (10/12/2024).

Guswanto mengatakan, fenomena cuaca yang kedua yaitu fenomena Madden Julian Oscillation yaitu pergerakan propagasi awan-awan hujan ini dari Samudra Hindia masuk ke wilayah Indonesia melalui Indonesia bagian barat dan akan berakhir nanti di Indonesia bagian timur. “Dan ini juga yang terdampak adalah beberapa wilayah di wilayah barat,” kata dia.

Fenomena ketiga, kata Guswanto, saat ini itu juga ada fenomena yang kita kenal dengan musim siklon. Musim siklon pada waktu beberapa waktu lalu berada di sebelah utara saat ini sudah mulai bergeser menuju ke wilayah selatan.

“Di selatan inilah yang pertama kita lihat kemarin ada 99S Bibit Siklonnya. Dan saat ini kita lihat ini ada Bibit Siklon baru yang kita namakan Bibit Siklon 91S dan ini berada di sebelah barat daya Banten. Ini sangat dominan saat ini dan kita prediksi sampai tanggal 8 masih konsisten,” ujarnya.

Guswanto mengatakan di samping adanya Bibit Siklon yang mempengaruhi kondisi cuaca saat ini adalah ada fenomena Mesoscale Convective Complex (MCC) yaitu ini adalah awan-awan hujan yang bisa menyebabkan munculnya acara hujan dengan ikatan yang lebih intensitas lebih tinggi.

“Ini yang perlu dilihat ya. Jadi kalau berdasarkan seperti ini nanti cuaca di Nataru itu akan dipengaruhi oleh beberapa hal itu,” kata Guswanto.

Guswanto pun meminta waspada bagi masyarakat yang akan menggunakan transportasi mudik jalur darat, jalur laut, dan jalur udara. Khusus untuk jalur laut yang perlu diwaspadai adalah adanya peningkatan tinggi gelombang di Samudera Indonesia bagian barat maupun Samudera Indonesia bagian selatan.

Lalu, kata Guswanto, wilayah saat ini yang perlu diwaspadai adalah wilayah yang berada di Pulau Sumatra kecuali Lampung bagian timur. “Ini perlu diwaspadai karena memang daerah ini mengalami musim puncak, musim hujan di bulan November-Desember,” pungkasnya.

Cuaca ekstrem juga terus terjadi di wilayah Sulsel, bahkan beberapa hari terakhir cuaca buruk terjadi di sejumlah wilayah, mulai dari Makassar, Maros, Gowa hingga di Kabupaten Luwu. Bahkan pemerintah juga sudah menyiapkan langkah antisipasi untuk membentuk posko siaga bencana.

Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakhrulloh menekankan untuk seluruh jajarannya untuk antisipasi bencana metrohidrologi. "Untuk BPBD tolong dikonsolidasikan bersama OPD terkait baik Dinas Sosial maupun dinas terkait lainnya beserta dengan BPBD Kabupaten Kota," pesannya.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru