IAS Sowan ke AGH Prof Faried Wajedy, Kenang Kunjungan Harmoko & Akbar Tandjung

Rabu, 25 Jun 2025 16:32
IAS Sowan ke AGH Prof Faried Wajedy, Kenang Kunjungan Harmoko & Akbar Tandjung
Kandidat Ketua DPD Golkar Sulsel, Dr. Ilham Arief Sirajuddin (IAS), menyempatkan diri bersilaturahmi ke Pimpinan Ponpes DDI Mangkoso, AGH Prof. Dr. H. M. Faried Wajedy, di Barru. Foto/IST
Comment
Share
BARRU - Di tengah kesibukan dan jadwal safari politik yang padat, kandidat Ketua DPD Golkar Sulsel, Dr. Ilham Arief Sirajuddin (IAS), tetap menyempatkan diri bersilaturahmi ke sejumlah tokoh berpengaruh.

Salah satu kunjungan itu terjadi pada Selasa petang, 24 Juni 2025, saat IAS sowan ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) DDI Mangkoso, AGH Prof. Dr. H. M. Faried Wajedy, di Barru. Kunjungan dilakukan saat IAS dalam perjalanan menuju Kota Parepare.

IAS menyebut AGH Prof Faried Wajedy sudah ia anggap seperti orang tua sendiri dan sudah lama dirinya tidak berjumpa. “Terakhir saya bertemu dengan Beliau tahun lalu saat singgah di Masjid Mangkoso,” beber IAS.

AGH Prof Faried Wajedy sendiri dikenal memiliki hubungan yang sangat erat dengan Partai Golkar. Pada era 1990-an hingga awal 2000-an, beberapa Ketua Umum Golkar pernah mengunjunginya di Ponpes DDI Mangkoso.

Harmoko (1993–1998) dan Akbar Tandjung (1998–2004) adalah dua di antaranya. Keduanya datang langsung ke Mangkoso untuk bersilaturahmi dengan AGH Ambo Dalle dan AGH Prof Faried.

Kunjungan tokoh-tokoh Golkar ke pesantren tersebut menunjukkan bagaimana partai berlambang beringin itu memposisikan pemuka agama dengan penuh penghormatan.

Selain memohon doa, mereka juga berdialog langsung dengan para ulama. “Sebagai organisasi politik, setahu kami, para elitenya memang punya sikap mulia. Sejak dulu mereka menempatkan ulama dalam posisi mulia,” kata AGH Prof Faried Wajedy.

Hubungan lama ini juga menjadi bagian dari sejarah kedekatan IAS dengan AGH Prof Faried Wajedy. Ketika Harmoko berkunjung ke Mangkoso pada 1990-an, IAS masih menjadi tokoh muda Golkar dan bertugas sebagai Komandan Satgas Pengamanan.

Saat Akbar Tandjung datang, IAS mendampingi sebagai Ketua Golkar Makassar periode pertama. “Pak Ilham ini sudah saya anggap sebagai anak sendiri. Anak yang selalu meminta nasihat dan wejangan untuk banyak hal. Bukan datang saat ada kepentingan politik saja,” sambung AGH Prof Faried Wajedy, ulama kharismatik Sulsel itu.

Kini, Ponpes DDI Mangkoso menjadi salah satu pesantren terbesar di Sulawesi Selatan dan kawasan Indonesia Timur. Pesantren ini dihuni oleh sekitar 4.000 santri aktif, seluruhnya tinggal di dalam kompleks pesantren.

“Mereka semua tinggal di pondok pesantren dan tidak ada yang pulang balik,” jelas Muhammad Agus, menantu AGH Prof Faried Wajedy sekaligus Ketua STAI DDI Mangkoso.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru