PT Vale dan Pemangku Kepentingan Bahas Peran Strategis Indonesia di Era Net-Zero
Sabtu, 11 Okt 2025 16:14

Indonesia menjadi sorotan utama dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF) melalui sesi dialog penting yang menyoroti peran strategis bangsa dalam transisi energi global. Foto/Istimewa
JAKARTA - Indonesia menjadi sorotan utama dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF) melalui sesi dialog penting yang menyoroti peran strategis bangsa dalam transisi energi global.
Sesi berdurasi 90 menit yang diselenggarakan oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dengan tajuk “Indonesia at the Epicenter of Critical Minerals: Nickel, Copper, and the Global Energy Transition” ini mempertemukan para pemimpin dari kalangan pemerintah, industri, dan lembaga keberlanjutan.
Para narasumber membahas bagaimana Indonesia dapat menyeimbangkan potensi sumber daya alamnya yang besar dengan tanggung jawab terhadap lingkungan, inklusi sosial, serta ketahanan ekonomi jangka panjang.
Diskusi dipandu oleh Ashwin Balasubramanian, Partner di McKinsey & Company, dengan menghadirkan Bernardus Irmanto (Presiden Direktur & CEO PT Vale Indonesia), Dr. Ing. Tri Winarno (Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), David Wei (General Manager Huayou Indonesia), Tom Malik (Head of Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold Tbk), dan Rebecca Burton (Deputy Director, Initiative for Responsible Mining Assurance – IRMA).
Permintaan global terhadap nikel dan tembaga—dua mineral penting bagi kendaraan listrik, energi terbarukan, dan elektrifikasi—diproyeksikan akan meningkat dua hingga tiga kali lipat pada tahun 2040. Indonesia, yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan operasi tembaga yang berkembang pesat, berada di pusat transformasi tersebut.
“Mineral kritis merupakan fondasi dari transisi energi global, dan Indonesia berada di pusatnya,” ujar Bernardus Irmanto, CEO PT Vale Indonesia.
“Misi kami bukan hanya untuk memenuhi permintaan global, tetapi untuk melakukannya secara bertanggung jawab—memastikan keberlanjutan, transparansi, dan pemberdayaan masyarakat menjadi landasan kontribusi Indonesia bagi masa depan dunia yang net-zero," kata dia.
Mewakili arah kebijakan pemerintah, Dr. Ing. Tri Winarno menegaskan pentingnya mengintegrasikan keberlanjutan dalam strategi hilirisasi dan dekarbonisasi nasional.
“Komitmen Indonesia terhadap pengelolaan mineral yang bertanggung jawab sangat jelas—kita harus mendorong pertumbuhan industri tanpa mengorbankan keseimbangan lingkungan,” ujar Dr. Winarno.
“Melalui inovasi, kolaborasi, dan kepatuhan terhadap standar internasional, Indonesia akan terus memperkuat kepemimpinannya dalam transisi energi global sambil memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.”
Dari perspektif industri global, David Wei menyoroti pentingnya kemitraan jangka panjang yang mengedepankan inovasi dan keberlanjutan. “Keberlanjutan bukan lagi pilihan, melainkan tolok ukur kredibilitas global,” ujar Wei.
“Kolaborasi kami dengan PT Vale menunjukkan bagaimana kemitraan industri dapat mendorong rantai pasok yang bertanggung jawab, pengurangan karbon, dan kesejahteraan bersama. Masa depan mineral kritis bergantung pada bagaimana kita tumbuh bersama—dengan integritas dan dampak nyata.”
Menambahkan perspektif dari sektor tembaga, Tom Malik menekankan bagaimana Merdeka memastikan pertumbuhan sejalan dengan ekspektasi keberlanjutan global. “PT Merdeka Copper Gold telah memposisikan diri di garis depan sektor tembaga Indonesia—komoditas penting bagi elektrifikasi global,” ujar Malik.
“Seiring meningkatnya permintaan, kami memastikan ekspansi perusahaan selaras dengan prinsip ESG yang ketat, khususnya dalam pengelolaan air, perlindungan keanekaragaman hayati, dan keterlibatan masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan ini dapat memperkuat reputasi Indonesia sebagai pemasok mineral kritis yang bertanggung jawab," ujar dia.
Dari perspektif ESG global, Rebecca Burton mengapresiasi langkah pionir PT Vale Indonesia sebagai salah satu perusahaan tambang pertama di Indonesia yang menempuh sertifikasi IRMA—sebuah tonggak penting yang mencerminkan komitmen nasional terhadap standar keberlanjutan yang terverifikasi.
“Kepemimpinan Indonesia dalam mineral kritis merupakan kesempatan untuk membuktikan bahwa pertumbuhan dan tanggung jawab dapat berjalan beriringan,” ujar Burton.
“Kerangka kerja seperti IRMA memastikan bahwa nikel dan tembaga dari Indonesia diakui secara global sebagai hasil tambang yang dikelola secara bertanggung jawab—melalui transparansi, penilaian independen, serta penghormatan terhadap manusia dan alam. Seiring meningkatnya perhatian dunia, pemerintah, perusahaan, dan lembaga penyusun standar perlu menyelaraskan ambisi dengan akuntabilitas guna membentuk generasi baru praktik pertambangan yang bertanggung jawab.”
Sesi ini ditutup dengan komitmen bersama bahwa kepemimpinan Indonesia dalam sektor mineral harus melampaui ukuran produksi, dan mencerminkan pendekatan pertumbuhan yang berlandaskan nilai.
“Kami meyakini bahwa potensi sejati Indonesia terletak pada kemampuannya untuk memimpin bukan hanya dengan skala, tetapi dengan standar,” pungkas Bernardus.
“Dengan menanamkan keberlanjutan di inti setiap operasi, kami berkomitmen memastikan bahwa setiap ton nikel yang ditambang di Indonesia berkontribusi pada masa depan yang lebih bersih, adil, dan berkelanjutan bagi dunia.”
Sesi berdurasi 90 menit yang diselenggarakan oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dengan tajuk “Indonesia at the Epicenter of Critical Minerals: Nickel, Copper, and the Global Energy Transition” ini mempertemukan para pemimpin dari kalangan pemerintah, industri, dan lembaga keberlanjutan.
Para narasumber membahas bagaimana Indonesia dapat menyeimbangkan potensi sumber daya alamnya yang besar dengan tanggung jawab terhadap lingkungan, inklusi sosial, serta ketahanan ekonomi jangka panjang.
Diskusi dipandu oleh Ashwin Balasubramanian, Partner di McKinsey & Company, dengan menghadirkan Bernardus Irmanto (Presiden Direktur & CEO PT Vale Indonesia), Dr. Ing. Tri Winarno (Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), David Wei (General Manager Huayou Indonesia), Tom Malik (Head of Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold Tbk), dan Rebecca Burton (Deputy Director, Initiative for Responsible Mining Assurance – IRMA).
Permintaan global terhadap nikel dan tembaga—dua mineral penting bagi kendaraan listrik, energi terbarukan, dan elektrifikasi—diproyeksikan akan meningkat dua hingga tiga kali lipat pada tahun 2040. Indonesia, yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan operasi tembaga yang berkembang pesat, berada di pusat transformasi tersebut.
“Mineral kritis merupakan fondasi dari transisi energi global, dan Indonesia berada di pusatnya,” ujar Bernardus Irmanto, CEO PT Vale Indonesia.
“Misi kami bukan hanya untuk memenuhi permintaan global, tetapi untuk melakukannya secara bertanggung jawab—memastikan keberlanjutan, transparansi, dan pemberdayaan masyarakat menjadi landasan kontribusi Indonesia bagi masa depan dunia yang net-zero," kata dia.
Mewakili arah kebijakan pemerintah, Dr. Ing. Tri Winarno menegaskan pentingnya mengintegrasikan keberlanjutan dalam strategi hilirisasi dan dekarbonisasi nasional.
“Komitmen Indonesia terhadap pengelolaan mineral yang bertanggung jawab sangat jelas—kita harus mendorong pertumbuhan industri tanpa mengorbankan keseimbangan lingkungan,” ujar Dr. Winarno.
“Melalui inovasi, kolaborasi, dan kepatuhan terhadap standar internasional, Indonesia akan terus memperkuat kepemimpinannya dalam transisi energi global sambil memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.”
Dari perspektif industri global, David Wei menyoroti pentingnya kemitraan jangka panjang yang mengedepankan inovasi dan keberlanjutan. “Keberlanjutan bukan lagi pilihan, melainkan tolok ukur kredibilitas global,” ujar Wei.
“Kolaborasi kami dengan PT Vale menunjukkan bagaimana kemitraan industri dapat mendorong rantai pasok yang bertanggung jawab, pengurangan karbon, dan kesejahteraan bersama. Masa depan mineral kritis bergantung pada bagaimana kita tumbuh bersama—dengan integritas dan dampak nyata.”
Menambahkan perspektif dari sektor tembaga, Tom Malik menekankan bagaimana Merdeka memastikan pertumbuhan sejalan dengan ekspektasi keberlanjutan global. “PT Merdeka Copper Gold telah memposisikan diri di garis depan sektor tembaga Indonesia—komoditas penting bagi elektrifikasi global,” ujar Malik.
“Seiring meningkatnya permintaan, kami memastikan ekspansi perusahaan selaras dengan prinsip ESG yang ketat, khususnya dalam pengelolaan air, perlindungan keanekaragaman hayati, dan keterlibatan masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan ini dapat memperkuat reputasi Indonesia sebagai pemasok mineral kritis yang bertanggung jawab," ujar dia.
Dari perspektif ESG global, Rebecca Burton mengapresiasi langkah pionir PT Vale Indonesia sebagai salah satu perusahaan tambang pertama di Indonesia yang menempuh sertifikasi IRMA—sebuah tonggak penting yang mencerminkan komitmen nasional terhadap standar keberlanjutan yang terverifikasi.
“Kepemimpinan Indonesia dalam mineral kritis merupakan kesempatan untuk membuktikan bahwa pertumbuhan dan tanggung jawab dapat berjalan beriringan,” ujar Burton.
“Kerangka kerja seperti IRMA memastikan bahwa nikel dan tembaga dari Indonesia diakui secara global sebagai hasil tambang yang dikelola secara bertanggung jawab—melalui transparansi, penilaian independen, serta penghormatan terhadap manusia dan alam. Seiring meningkatnya perhatian dunia, pemerintah, perusahaan, dan lembaga penyusun standar perlu menyelaraskan ambisi dengan akuntabilitas guna membentuk generasi baru praktik pertambangan yang bertanggung jawab.”
Sesi ini ditutup dengan komitmen bersama bahwa kepemimpinan Indonesia dalam sektor mineral harus melampaui ukuran produksi, dan mencerminkan pendekatan pertumbuhan yang berlandaskan nilai.
“Kami meyakini bahwa potensi sejati Indonesia terletak pada kemampuannya untuk memimpin bukan hanya dengan skala, tetapi dengan standar,” pungkas Bernardus.
“Dengan menanamkan keberlanjutan di inti setiap operasi, kami berkomitmen memastikan bahwa setiap ton nikel yang ditambang di Indonesia berkontribusi pada masa depan yang lebih bersih, adil, dan berkelanjutan bagi dunia.”
(TRI)
Berita Terkait

News
PT Vale, Pemkab Kolaka, dan Huayou Teken MoU Strategis
PT Vale melakukan penandatanganan dua Memorandum of Understanding (MoU) strategis bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka dan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou).
Kamis, 09 Okt 2025 22:13

Sulsel
Sosialisasi di Timampu: PT Vale Tegaskan Pemulihan Berkeadilan
Melalui kegiatan sosialisasi di Desa Timampu, perusahaan memperkuat upaya pemulihan sosial dan lingkungan yang dilakukan secara berkeadilan, bertanggung jawab dan terukur.
Kamis, 09 Okt 2025 17:22

News
PT Vale dan PAMA Mulai Penambangan di Pomalaa dengan Komitmen Keberlanjutan
PT Vale kembali menegaskan komitmen membangun masa depan industri nikel Indonesia yang berkelanjutan lewat First Digging Ceremony di Blok Pomalaa.
Kamis, 09 Okt 2025 10:26

News
PT Vale Jadi Lokasi Belajar Pengelolaan Lingkungan bagi Siswa SD
Sejumlah sekolah di wilayah Kabupaten Luwu Timur memilih PT Vale sebagai tujuan belajar mengenai pengelolaan lingkungan.
Selasa, 07 Okt 2025 13:01

News
Seminar Parenting PT Vale: Membangun Generasi Tangguh dari Rumah
Digelar selama dua hari, di Gedung Ahmad Hadie, Bungku Tengah, dan Masjid Al-Mutakabbirin, Desa Siumbatu, seminar ini menjadi ruang refleksi mendalam.
Minggu, 05 Okt 2025 19:47
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Kolaborasi SPJM & 98 Resolution Network Salurkan 1.000 Paket Sembako di Makassar
2

PT Vale dan Pemangku Kepentingan Bahas Peran Strategis Indonesia di Era Net-Zero
3

SPJM Tebar 1.000 Paket Sembako untuk Warga & Ojol di Makassar
4

Pertamina Dorong Ketahanan Pangan Lewat Pekarangan Lestari di Maros
5

PLN UIP Sulawesi Salurkan Ratusan Buku untuk Dukung Literasi Anak Negeri
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Kolaborasi SPJM & 98 Resolution Network Salurkan 1.000 Paket Sembako di Makassar
2

PT Vale dan Pemangku Kepentingan Bahas Peran Strategis Indonesia di Era Net-Zero
3

SPJM Tebar 1.000 Paket Sembako untuk Warga & Ojol di Makassar
4

Pertamina Dorong Ketahanan Pangan Lewat Pekarangan Lestari di Maros
5

PLN UIP Sulawesi Salurkan Ratusan Buku untuk Dukung Literasi Anak Negeri