Unggul Telak 74 Suara, Senat Akademik Kukuhkan Dominasi Prof JJ Melaju Kuat ke MWA
Senin, 03 Nov 2025 15:58
Tiga Calon Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026–2030, Prof Jamaluddin Jompa, Prof Budu dan Prof Sukardi Weda. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Hasil penyaringan Senat Akademik Universitas Hasanuddin (Unhas) yang digelar pada 3 November 2025 di Hotel Unhas, menjadi titik balik penting dalam dinamika pemilihan rektor periode 2026–2030.
Dari 94 anggota Senat yang memiliki hak suara, Prof Jamaluddin Jompa (Prof JJ) memperoleh 74 suara, sementara Prof. Budu hanya mengantongi 18 suara.
"Suatu kesyukuran, kebanggaan, sekaligus terima kasih kepada seluruh civitas academica Universitas Hasanuddin. Khususnya senator yang kali ini memberikan dukungan yang luar biasa dengan suara 80 persen di luar dugaan saya," ucapnya.
Prof JJ mengaku, selama ini sangat sibuk menjadi Rektor, tapi senator rupanya telah menentukan sikap untuk lebih banyak meminta dirinya untuk melanjutkan kepemimpinannya.
"Ini bukanlah akhir dari proses, karena ini baru penjaringan masuk tiga besar akan masuk ke Majelis Wali Amanat. Tapi tentunya wali amanat akan memperhatikan ini sebagai suatu aspirasi, keinginan daripada keluarga besar Universitas Hasanuddin," ujarnya.
Kemenangan telak ini menegaskan jarak yang lebar antara persepsi publik yang dibentuk melalui survei sebelumnya dan penilaian substantif yang lahir dari komunitas akademik internal kampus.
Sebelumnya, beberapa lembaga survei menempatkan Prof. Budu sebagai kandidat terpopuler, namun hasil Senat justru memperlihatkan realitas sebaliknya.
Dari sudut pandang komunikasi politik, perbedaan ini memperlihatkan bahwa logika popularitas tidak selalu sejalan dengan rasionalitas akademik. Survei publik yang menampilkan Prof. Budu unggul tampaknya lebih berperan sebagai instrumen persepsi ketimbang refleksi dukungan riil di lingkungan universitas.
Hasil Senat kali ini menunjukkan bahwa legitimasi kepemimpinan akademik hanya bisa dibangun di atas kredibilitas gagasan dan rekam jejak, bukan pada gaung citra.
Dalam forum pemaparan visi dan kertas kerja sebelumnya, Prof. JJ dianggap mampu menampilkan visi yang terukur, berbasis capaian, dan disampaikan dengan bahasa yang lugas serta bernas.
Pendekatannya menggabungkan rasionalitas akademik dengan pengalaman empiris selama memimpin Unhas. Di bawah kepemimpinannya, Unhas berhasil menembus peringkat 951–1000 dunia versi Times Higher Education (THE WUR) dan posisi 201 di Asia, capaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah universitas ini.
Sebaliknya, visi Kampus Berdampak yang diusung Prof. Budu, meskipun bernada positif, dinilai masih terlalu generik dan tidak cukup menonjolkan distingsi Unhas sebagai universitas berbasis riset dan pusat pengembangan ilmu di kawasan timur Indonesia.
Dalam konteks komunikasi kelembagaan, gagasan yang tidak terhubung langsung dengan karakter dan kebutuhan institusi kerap kehilangan daya resonansinya di hadapan audiens internal yang rasional.
Kemenangan Prof JJ di Senat memperlihatkan bahwa anggota Senat Akademik menilai dari kedalaman visi, bukan dari gema nama. Mereka lebih menghargai figur yang telah membuktikan komitmennya pada tata kelola, integritas akademik, dan penguatan reputasi global universitas. Hasil ini juga sekaligus menjadi koreksi terhadap euforia survei yang sebelumnya menggiring publik pada persepsi keliru tentang peta dukungan sebenarnya.
Dari perspektif komunikasi publik, kemenangan ini dapat dibaca sebagai kemenangan substansi atas popularitas, sekaligus bukti bahwa komunitas akademik Unhas masih memegang teguh prinsip rasionalitas dalam memilih pemimpinnya. Proses penyaringan oleh Senat telah menegaskan satu hal, universitas besar seperti Unhas hanya bisa dipimpin oleh figur yang memahami ilmu, mengelola gagasan, dan membangun kepercayaan dengan kerja nyata.
Dengan hasil tersebut, posisi Prof. Jamaluddin Jompa kini semakin menguat menjelang tahapan akhir di Majelis Wali Amanat (MWA). Publik kampus melihat kemenangan di Senat bukan sekadar angka, melainkan pernyataan tegas bahwa Unhas memilih pemimpin yang berpikir jernih, bekerja nyata, dan berbicara dengan data, bukan dengan slogan.
"Ini juga adalah bagian upaya kita untuk membawa universitas di kawasan timur untuk diperhitungkan sehingga kita bisa bergerak dan maju untuk mengawal proses," kuncinya.
Dari 94 anggota Senat yang memiliki hak suara, Prof Jamaluddin Jompa (Prof JJ) memperoleh 74 suara, sementara Prof. Budu hanya mengantongi 18 suara.
"Suatu kesyukuran, kebanggaan, sekaligus terima kasih kepada seluruh civitas academica Universitas Hasanuddin. Khususnya senator yang kali ini memberikan dukungan yang luar biasa dengan suara 80 persen di luar dugaan saya," ucapnya.
Prof JJ mengaku, selama ini sangat sibuk menjadi Rektor, tapi senator rupanya telah menentukan sikap untuk lebih banyak meminta dirinya untuk melanjutkan kepemimpinannya.
"Ini bukanlah akhir dari proses, karena ini baru penjaringan masuk tiga besar akan masuk ke Majelis Wali Amanat. Tapi tentunya wali amanat akan memperhatikan ini sebagai suatu aspirasi, keinginan daripada keluarga besar Universitas Hasanuddin," ujarnya.
Kemenangan telak ini menegaskan jarak yang lebar antara persepsi publik yang dibentuk melalui survei sebelumnya dan penilaian substantif yang lahir dari komunitas akademik internal kampus.
Sebelumnya, beberapa lembaga survei menempatkan Prof. Budu sebagai kandidat terpopuler, namun hasil Senat justru memperlihatkan realitas sebaliknya.
Dari sudut pandang komunikasi politik, perbedaan ini memperlihatkan bahwa logika popularitas tidak selalu sejalan dengan rasionalitas akademik. Survei publik yang menampilkan Prof. Budu unggul tampaknya lebih berperan sebagai instrumen persepsi ketimbang refleksi dukungan riil di lingkungan universitas.
Hasil Senat kali ini menunjukkan bahwa legitimasi kepemimpinan akademik hanya bisa dibangun di atas kredibilitas gagasan dan rekam jejak, bukan pada gaung citra.
Dalam forum pemaparan visi dan kertas kerja sebelumnya, Prof. JJ dianggap mampu menampilkan visi yang terukur, berbasis capaian, dan disampaikan dengan bahasa yang lugas serta bernas.
Pendekatannya menggabungkan rasionalitas akademik dengan pengalaman empiris selama memimpin Unhas. Di bawah kepemimpinannya, Unhas berhasil menembus peringkat 951–1000 dunia versi Times Higher Education (THE WUR) dan posisi 201 di Asia, capaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah universitas ini.
Sebaliknya, visi Kampus Berdampak yang diusung Prof. Budu, meskipun bernada positif, dinilai masih terlalu generik dan tidak cukup menonjolkan distingsi Unhas sebagai universitas berbasis riset dan pusat pengembangan ilmu di kawasan timur Indonesia.
Dalam konteks komunikasi kelembagaan, gagasan yang tidak terhubung langsung dengan karakter dan kebutuhan institusi kerap kehilangan daya resonansinya di hadapan audiens internal yang rasional.
Kemenangan Prof JJ di Senat memperlihatkan bahwa anggota Senat Akademik menilai dari kedalaman visi, bukan dari gema nama. Mereka lebih menghargai figur yang telah membuktikan komitmennya pada tata kelola, integritas akademik, dan penguatan reputasi global universitas. Hasil ini juga sekaligus menjadi koreksi terhadap euforia survei yang sebelumnya menggiring publik pada persepsi keliru tentang peta dukungan sebenarnya.
Dari perspektif komunikasi publik, kemenangan ini dapat dibaca sebagai kemenangan substansi atas popularitas, sekaligus bukti bahwa komunitas akademik Unhas masih memegang teguh prinsip rasionalitas dalam memilih pemimpinnya. Proses penyaringan oleh Senat telah menegaskan satu hal, universitas besar seperti Unhas hanya bisa dipimpin oleh figur yang memahami ilmu, mengelola gagasan, dan membangun kepercayaan dengan kerja nyata.
Dengan hasil tersebut, posisi Prof. Jamaluddin Jompa kini semakin menguat menjelang tahapan akhir di Majelis Wali Amanat (MWA). Publik kampus melihat kemenangan di Senat bukan sekadar angka, melainkan pernyataan tegas bahwa Unhas memilih pemimpin yang berpikir jernih, bekerja nyata, dan berbicara dengan data, bukan dengan slogan.
"Ini juga adalah bagian upaya kita untuk membawa universitas di kawasan timur untuk diperhitungkan sehingga kita bisa bergerak dan maju untuk mengawal proses," kuncinya.
(UMI)
Berita Terkait
News
Prof JJ Pertegas Pentingnya Peran Mahasiswa, Tunjukkan Komitmen Kuat Lanjutkan Kepemimpinan
Dalam dialog terbuka bersama tiga calon Rektor Universitas Hasanuddin periode 2026–2030, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa menekankan sejumlah prinsip penting dalam menyikapi dinamika aspirasi mahasiswa
Jum'at, 19 Des 2025 13:39
News
KPRP Bawa Masukan Tokoh dan Akademisi Makassar Soal Reformasi Polri ke Jakarta
Fakultas Hukum (FH) Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah rapat Komisi Percepatan Reformasi Kepolisian Republik Indonesia (KPRP), Selasa (16/12/2025).
Rabu, 17 Des 2025 10:29
News
KPRP Gali Masukan Akademisi Unhas soal Reformasi Polri
Sekretariat KPRP Republik Indonesia melakukan kunjungan kerja di Ruang Rapat Senat, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin (Unhas) Kampus Tamalanrea, Kota Makassar, Selasa (16/12/2025).
Selasa, 16 Des 2025 17:17
News
Unhas Pastikan Pakta Integritas Prof Jamaluddin Jompa yang Beredar Palsu
Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa memberikan klarifikasi resmi terkait beredarnya Pakta Integritas yang dipalsukan oleh oknum tertentu untuk mencederai nama baiknya, Minggu (14/12/2025).
Minggu, 14 Des 2025 19:28
Makassar City
P2KP Unhas Dampingi Roadmap 50 Program Unggulan Bappeda Kutai Timur
Bappeda Kabupaten Kutai Timur berkolaborasi dengan P2KP Unhas, menyelenggarakan Konsultasi Publik Roadmap 50 Program Unggulan Kabupaten Kutai Timur 2025–2030.
Sabtu, 13 Des 2025 13:41
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Sidang Putusan Kasus Lakalantas Punagaya di PN Jeneponto Ricuh
2
Kejari Wajo Tetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Hibah Pengembangan Persuteraan
3
DPRD Sulsel Tegaskan Lahan 394 Hektare PT IHIP Aset Sah Pemkab Luwu Timur
4
Perkuat Jejaring Global, Pimpinan UMI Silaturrahmi dengan Rabithah Al-Alam Al-Islami
5
Idrus Marham Tegaskan Tak Ada Agenda Ganti Bahlil Lahadalia di Rapimnas Golkar
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Sidang Putusan Kasus Lakalantas Punagaya di PN Jeneponto Ricuh
2
Kejari Wajo Tetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Hibah Pengembangan Persuteraan
3
DPRD Sulsel Tegaskan Lahan 394 Hektare PT IHIP Aset Sah Pemkab Luwu Timur
4
Perkuat Jejaring Global, Pimpinan UMI Silaturrahmi dengan Rabithah Al-Alam Al-Islami
5
Idrus Marham Tegaskan Tak Ada Agenda Ganti Bahlil Lahadalia di Rapimnas Golkar