Mayoritas Air Galon Pakai Kemasan Polikarbonat, Ini Alasannya
Tri Yari Kurniawan
Kamis, 21 Sep 2023 09:41
Mayoritas air galon ternyata memilih menggunakan kemasan polikarbonat dengan pertimbangan berbagai keunggulan. Foto/Istimewa
JAKARTA - Kemajuan teknologi menghasilkan kemunculan berbagai jenis kemasan pangan yang dapat menjamin keamanan, daya tahan serta kepraktisan produk. Salah satunya adalah kemasan plastik, yang memiliki banyak keunggulan dibanding kemasan lain seperti kertas, kaleng atau multipack. Kemasan plastik, selain mudah dibentuk dan ringan juga higienis dan beberapa jenisnya, dapat didaur ulang.
Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma, mengatakan hal pertama yang harus diperhatikan dalam memilih kemasan pangan itu adalah faktor keamanannya. Sedang faktor berikutnya yang juga sangat penting diperhatikan adalah produknya.
Secara umum, lanjutnya, kemasan pangan berfungsi untuk melindungi produk terhadap pengaruh fisik (mekanik dan cahaya), kimiawi (permeasi gas, kelembaban udara/uap air), dan biologik (bakteri, kapang). “Itulah sebabnya banyak faktor pertimbangan bagi perusahaan makanan dan minuman dalam memilih kemasan untuk produk-produk mereka,” ujarnya.
Dari sifat produk dan proses pengolahan produk pangannya, menurut Nugraha, ada kemasan yang tidak tahan terhadap panas dan ada yang tahan panas. Kemasan kaleng untuk sarden misalnya, itu proses pengolahannya harus dengan sterilisasi pada suhu yang sangat tinggi.
"Jika sarden itu menggunakan kemasan plastik, itu tidak akan bisa, karena plastik itu tidak akan bisa seawet kaleng pada suhu tinggi. Jadi, pilihan kenapa sarden dikemas dengan kaleng, ya karena ketahanannya pada suhu tinggi itu,” ucap Scientific Advisor Indonesian Packaging Federation ini.
Contoh lainnya adalah kemasan galon minum AMDK yang terbuat dari plastik polycarbonate alias polikarbonat. Dari sifat fungsional kemasan, Nugraha mengatakan, plastik PC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dari PET. Plastik PC lebih fleksibel, sehingga lebih tahan dari risiko pecah/retak.
Plastik PC juga memiliki ketahanan gores dan ketahanan benturan yang lebih baik dengan suhu transisi gelas (Tg) yang lebih tinggi (Tg PC=150 derajat celcius, Tg PET = 70 derajat celcius), sehingga tahan untuk dicuci dengan suhu panas antara 60-80 derajat celcius dengan penyikatan menggunakan sikat plastik tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan kemasan.
Selain itu, menurut Nugraha, kemasan PC guna ulang sering disebut juga dengan kemasan multi trip karena mengalami banyak perjalanan. Yaitu dari pabrik dikirim ke distributor/toko/penjual, lalu dibawa ke konsumen, kemudian kemasan kosong dikembalikan lagi oleh konsumen ke penjual/toko/distributor untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang.
Pemilihan kemasan itu juga tergantung pada target umur simpan dari produk pangannya. Dia mencontohkan untuk produk-produk snack seperti kentang atau singkong, kalau masa simpannya kurang dari satu bulan, itu cukup dengan menggunakan kemasan plastik Polypropylene (PP) yang bening.
Namun, kalau masa simpannya itu 3 bulan atau lebih, harus dipilih bahan kemasan yang bisa melindungi agar gas, uap air, dan oksigen yang masuk seminimal mungkin. Karena, snack adalah makanan yang rentan terhadap uap air dan oksigen dan ada resiko tengik.
“Jadi, pertimbangan umur simpan juga sangat berpengaruh dalam memilih bahan kemasan, yang bertujuan untuk melindungi produknya dari kerusakan,” ucapnya.
Kemasan juga bisa diklasifikasikan berdasarkan frekuensi pemakaian. Dalam hal ini, kemasan terbagi menjadi kemasan sekali pakai (disposable) dan kemasan yang dipakai berulang kali (multi trip). Contoh kemasan sekali pakai adalah bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus minuman sari buah, dan kaleng hermetis, galon PET. Sedang kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip) contohnya botol minuman, botol kecap, botol sirup, dan galon Polycarbonate.
Jadi, kata Nugraha, memilih kemasan itu tidak sembarangan dilakukan. Ada alasannya kenapa perusahaan makanan atau minuman itu menggunakan kemasan untuk produk-produk mereka. “Dan soal keamanannya, itu kan sudah ada aturannya dari BPOM bahwa kemasan yang digunakan itu harus food grade,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Dosen IPB lainnya, Purwiyatno Hariyadi. Dia mengatakan laju perubahan mutu produk pangan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi bahan baku sampai pada kondisi penyimpanan dan penjajahannya.
Menurutnya, dalam upaya mengelola mutu produk pangan, semua faktor-faktor ini perlu diidentifikasi dengan baik, sehingga upaya penjaminan mutu produk sampai produk tersebut diterima dan dikonsumsi konsumen bisa dicapai.
Profesor yang menekuni bidang Food Process and Engineering Laboratory ini mengatakan semua kemasan, baik itu berupa kaleng, galon, dan lain-lain, mempunyai peranan sangat penting dalam melindungi produk yang dikemas. Karena itu, pemilihan bahan pengemas yang tepat serta proses pengemasan yang baik sangat penting untuk menentukan masa kadaluarsa produk pangan yang dikemas. Bisa dibayangkan betapa repotnya industri harus menangani susu, air mineral yang mau dijual jika tidak dilakukan pengemasan.
“Karena itu, pemilihan bahan pengemas harus dilakukan secara tepat, dengan memperhatikan interaksi antara bahan pangan, bahan pengemas dan lingkungannya. Dengan demikian, kerusakan bahan pangan bisa dikendalikan dengan baik pula,” tuturnya.
Secara umum, kemasan pangan juga berfungsi melindungi produk pangan yang dikemas, baik terhadap kerusakan fisik (benturan, gesekan, goresan, dan lain-lain) maupun kerusakan kimia (karena bereaksi dengan oksigen dan air) dari lingkungan. Kemasan pangan juga berfungsi mencegah terjadinya kontaminasi, baik kontaminasi karena mikroorganisme, serangga, binatang pengerat, ataupun bahan-bahan kimia pada produk pangan yang dikemas.
Berdasarkan karakteristik fisiknya, bahan pengemas bisa dikelompokkan menjadi pengemas kaku (rigid), fleksibel atau kombinasinya. Misalnya, kemasan primernya menggunakan bahan pengemas fleksibel dan pengemas sekundernya menggunakan bahan pengemas kaku. Pengemas rigid, bisa berupa kaleng (tin can atau aluminium) maupun gelas. Pengemas fleksibel bisa berupa alu foil dan plastik.
Kata Purwiyatno, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan dalam kaitannya dengan kesehatan dan kebugaran tubuh, maka peranan pengemasan pangan pada masa yang akan datang akan semakin penting.
“Jadi, kemasan pangan tidak hanya akan semakin sulit dipisahkan dari proses produksi pangan, tetapi sekaligus juga merupakan satu kesatuan dengan identitas produk pangan, branding dan marketing yang sangat penting bagi bisnis pangan,” pungkasnya.
Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma, mengatakan hal pertama yang harus diperhatikan dalam memilih kemasan pangan itu adalah faktor keamanannya. Sedang faktor berikutnya yang juga sangat penting diperhatikan adalah produknya.
Secara umum, lanjutnya, kemasan pangan berfungsi untuk melindungi produk terhadap pengaruh fisik (mekanik dan cahaya), kimiawi (permeasi gas, kelembaban udara/uap air), dan biologik (bakteri, kapang). “Itulah sebabnya banyak faktor pertimbangan bagi perusahaan makanan dan minuman dalam memilih kemasan untuk produk-produk mereka,” ujarnya.
Dari sifat produk dan proses pengolahan produk pangannya, menurut Nugraha, ada kemasan yang tidak tahan terhadap panas dan ada yang tahan panas. Kemasan kaleng untuk sarden misalnya, itu proses pengolahannya harus dengan sterilisasi pada suhu yang sangat tinggi.
"Jika sarden itu menggunakan kemasan plastik, itu tidak akan bisa, karena plastik itu tidak akan bisa seawet kaleng pada suhu tinggi. Jadi, pilihan kenapa sarden dikemas dengan kaleng, ya karena ketahanannya pada suhu tinggi itu,” ucap Scientific Advisor Indonesian Packaging Federation ini.
Contoh lainnya adalah kemasan galon minum AMDK yang terbuat dari plastik polycarbonate alias polikarbonat. Dari sifat fungsional kemasan, Nugraha mengatakan, plastik PC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dari PET. Plastik PC lebih fleksibel, sehingga lebih tahan dari risiko pecah/retak.
Plastik PC juga memiliki ketahanan gores dan ketahanan benturan yang lebih baik dengan suhu transisi gelas (Tg) yang lebih tinggi (Tg PC=150 derajat celcius, Tg PET = 70 derajat celcius), sehingga tahan untuk dicuci dengan suhu panas antara 60-80 derajat celcius dengan penyikatan menggunakan sikat plastik tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan kemasan.
Selain itu, menurut Nugraha, kemasan PC guna ulang sering disebut juga dengan kemasan multi trip karena mengalami banyak perjalanan. Yaitu dari pabrik dikirim ke distributor/toko/penjual, lalu dibawa ke konsumen, kemudian kemasan kosong dikembalikan lagi oleh konsumen ke penjual/toko/distributor untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang.
Pemilihan kemasan itu juga tergantung pada target umur simpan dari produk pangannya. Dia mencontohkan untuk produk-produk snack seperti kentang atau singkong, kalau masa simpannya kurang dari satu bulan, itu cukup dengan menggunakan kemasan plastik Polypropylene (PP) yang bening.
Namun, kalau masa simpannya itu 3 bulan atau lebih, harus dipilih bahan kemasan yang bisa melindungi agar gas, uap air, dan oksigen yang masuk seminimal mungkin. Karena, snack adalah makanan yang rentan terhadap uap air dan oksigen dan ada resiko tengik.
“Jadi, pertimbangan umur simpan juga sangat berpengaruh dalam memilih bahan kemasan, yang bertujuan untuk melindungi produknya dari kerusakan,” ucapnya.
Kemasan juga bisa diklasifikasikan berdasarkan frekuensi pemakaian. Dalam hal ini, kemasan terbagi menjadi kemasan sekali pakai (disposable) dan kemasan yang dipakai berulang kali (multi trip). Contoh kemasan sekali pakai adalah bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus minuman sari buah, dan kaleng hermetis, galon PET. Sedang kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip) contohnya botol minuman, botol kecap, botol sirup, dan galon Polycarbonate.
Jadi, kata Nugraha, memilih kemasan itu tidak sembarangan dilakukan. Ada alasannya kenapa perusahaan makanan atau minuman itu menggunakan kemasan untuk produk-produk mereka. “Dan soal keamanannya, itu kan sudah ada aturannya dari BPOM bahwa kemasan yang digunakan itu harus food grade,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Dosen IPB lainnya, Purwiyatno Hariyadi. Dia mengatakan laju perubahan mutu produk pangan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi bahan baku sampai pada kondisi penyimpanan dan penjajahannya.
Menurutnya, dalam upaya mengelola mutu produk pangan, semua faktor-faktor ini perlu diidentifikasi dengan baik, sehingga upaya penjaminan mutu produk sampai produk tersebut diterima dan dikonsumsi konsumen bisa dicapai.
Profesor yang menekuni bidang Food Process and Engineering Laboratory ini mengatakan semua kemasan, baik itu berupa kaleng, galon, dan lain-lain, mempunyai peranan sangat penting dalam melindungi produk yang dikemas. Karena itu, pemilihan bahan pengemas yang tepat serta proses pengemasan yang baik sangat penting untuk menentukan masa kadaluarsa produk pangan yang dikemas. Bisa dibayangkan betapa repotnya industri harus menangani susu, air mineral yang mau dijual jika tidak dilakukan pengemasan.
“Karena itu, pemilihan bahan pengemas harus dilakukan secara tepat, dengan memperhatikan interaksi antara bahan pangan, bahan pengemas dan lingkungannya. Dengan demikian, kerusakan bahan pangan bisa dikendalikan dengan baik pula,” tuturnya.
Secara umum, kemasan pangan juga berfungsi melindungi produk pangan yang dikemas, baik terhadap kerusakan fisik (benturan, gesekan, goresan, dan lain-lain) maupun kerusakan kimia (karena bereaksi dengan oksigen dan air) dari lingkungan. Kemasan pangan juga berfungsi mencegah terjadinya kontaminasi, baik kontaminasi karena mikroorganisme, serangga, binatang pengerat, ataupun bahan-bahan kimia pada produk pangan yang dikemas.
Berdasarkan karakteristik fisiknya, bahan pengemas bisa dikelompokkan menjadi pengemas kaku (rigid), fleksibel atau kombinasinya. Misalnya, kemasan primernya menggunakan bahan pengemas fleksibel dan pengemas sekundernya menggunakan bahan pengemas kaku. Pengemas rigid, bisa berupa kaleng (tin can atau aluminium) maupun gelas. Pengemas fleksibel bisa berupa alu foil dan plastik.
Kata Purwiyatno, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan dalam kaitannya dengan kesehatan dan kebugaran tubuh, maka peranan pengemasan pangan pada masa yang akan datang akan semakin penting.
“Jadi, kemasan pangan tidak hanya akan semakin sulit dipisahkan dari proses produksi pangan, tetapi sekaligus juga merupakan satu kesatuan dengan identitas produk pangan, branding dan marketing yang sangat penting bagi bisnis pangan,” pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait
News
Dua Penelitian di Makassar Buktikan Air dalam Kemasan Galon Polikarbonat Aman Dikonsumsi
Penelitian yang mencakup pengujian terhadap galon berbahan polikarbonat (PC), baik yang terpapar sinar matahari langsung maupun yang tidak. Ini memperkuat bukti bahwa semua sampel air minum galon tersebut aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Rabu, 20 Nov 2024 16:25
Sulsel
Bupati Maros Resmikan Pabrik Air Minum Alkali Terbesar di Indonesia Timur
Bupati Maros AS Chaidir Syam dan CEO PT Anugrah Bersama Perkasa Darmin Andi Aco meresmikan pabrik air minum alkali di wilayah Bontoa, Kecamatan Mandai, Senin (16/10/2023).
Senin, 16 Okt 2023 18:07
News
Hasil Penelitian: Tidak Ada Kemasan Galon di Makassar yang Lewati Ambang Batas BPA
Hasil penelitian terhadap sejumlah galon air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Makassar menunjukkan migrasi Bisfenol A (BPA) masih jauh di bawah batas aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Senin, 04 Sep 2023 10:09
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
2
Di Kampanye Akbar MULIA, Sekjend Perindo AYP Ajak Pilih Munafri-Aliyah Pimpin Makassar
3
Tim Hukum Resmi Laporkan Pendukung Lawan yang Rusak Mobil Uji Nurdin ke Polisi
4
Polisi Ringkus Pembunuh Jessica, Pelaku Sempat Lakukan Pemerkosaan
5
Sekda Maros Pastikan Paket Sembako Ajak Pilih Kotak Kosong Bukan dari Pemerintah
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
2
Di Kampanye Akbar MULIA, Sekjend Perindo AYP Ajak Pilih Munafri-Aliyah Pimpin Makassar
3
Tim Hukum Resmi Laporkan Pendukung Lawan yang Rusak Mobil Uji Nurdin ke Polisi
4
Polisi Ringkus Pembunuh Jessica, Pelaku Sempat Lakukan Pemerkosaan
5
Sekda Maros Pastikan Paket Sembako Ajak Pilih Kotak Kosong Bukan dari Pemerintah