Viral Video Pendeta Gilbert, FKUB Sulsel Minta Tunda Kunjungan di Makassar

Tim Sindomakassar
Senin, 15 Apr 2024 23:31
Viral Video Pendeta Gilbert, FKUB Sulsel Minta Tunda Kunjungan di Makassar
Pendeta Gilbart mendatangi Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla meminta maaf terkait dengan videonya yang viral yang menyinggung masalah zakat dan salat. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Guna menjaga kedamaian dan harmoni kehidupan umat beragama di Sulawesi Selatan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulsel mengeluarkan pernyataan sikap perihal video Pendeta Gilbert Lumoindong yang viral di media sosial dalam sebuah acara di gereja yang diduga melecehkan umat Islam.

Pernyataan sikap FKUB Sulsel, perihal Video Pendeta Gilbert Lumoindong, dengan nomor : 11/FKUB-SS/IV/2024, tertanggal, 15 April 2024



Pertama, mengimbau kepada seluruh umat beragama khususnya masyarakat Sulsel dan Bangsa Indonesia secara umum untuk tetap menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama agar tercipta masyarakat dan lingkungan yang harmonis.

Kedua, Kepada semua tokoh agama dan semua penganut umat beragama agar menghargai keyakinan umat agama lain. Tidak menjadikan guyonan yang dapat menimbulkan ketersinggungan bagi penganut agama tertentu.

Ketiga, permohonan kepada para Majelis-majelis agama dalam menyampaikan dakwah, siraman rohani kepada umatnya agar memberi kesejukan dalam menjaga harmoni umat beragama agar damai dan kondusif.

Keempat, kepada pihak yang berwenang agar mengusut video yang viral, diduga kuat diperankan oleh Gilbert Lumoindong, termasuk mengusut pelaku yang mengedit video tersebut yang mungkin berbeda dengan keinginan Pdt Gilbert Lumoindong.

Dan terakhir, mengharap Perayaan Paskah berjalan dengan khidmat. "Dengan menunda untuk menghadirkan Pendeta Gilbert ke Kota Makassar, hingga penyelesaian masalah Video yang bersangkutan telah dianggap selesai," tulis pernyataan tersebut yang ditandatangani Ketua FKUB Sulsel Prof Wahyudin Naro dan Sekretaris Umum, Gede Durahman.



Sebelumnya, dalam video 59 detik tersebut, Gilbert membandingkan lebih mudahnya beribadah di agamanya yang dilakukan hanya seminggu sekali dan tidak perlu ada ritual bersih-bersih anggota tubuh ataupun gerakan-gerakan yang membuat capek.

"Kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita tenang aja, paling berdiri, tepuk (tangan), ya santai," ujarnya dalam video tersebut.

Kemudian dia membandingkan dengan umat Islam yang memiliki kewajban membayar zakat 2,5 persen dan salat.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru