Jokowi Minta Penggunaan Anggaran Tepat Sasaran saat Buka Musrenbangnas
Tim Sindomakassar
Selasa, 07 Mei 2024 08:07
Presiden Joko Widodo hadir pada acara Musrenbangnas 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (06/05/2024). Foto: Humas Setkab
JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para pimpinan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk memastikan penggunaan anggaran agar tepat sasaran.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (06/05/2024) siang. Presiden didampingi Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin.
“Kita harus betul-betul hati-hati dalam mengelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki. Kita telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang, kita telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dan masuk ke tahunan kita masing-masing juga telah memiliki Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Tetapi yang belum adalah sinkron atau tidak dengan rencana besar yang kita miliki, ini yang belum. Oleh sebab itu, sinkronisasi itu menjadi kunci,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa, pemerintah daerah harus berbagi tugas dengan pemerintah pusat dalam menyelesaikan pembangunan proyek-proyek pemerintah di daerah. Misalnya ketika pemerintah pusat telah membangun bendungan, maka pembangunan irigasi primer, sekunder, dan tersier yang menghubungkan ke sawah-sawah, itu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
“Membangun pelabuhan, pelabuhan dibangun oleh Kementerian Perhubungan, tapi jalan mestinya ini daerah, jalan menuju ke pelabuhannya, meskipun hanya pendek, mungkin hanya 5 km, hanya 4 km, tidak dikerjakan. Ini yang namanya tidak sinkron, tidak seirama. Semuanya harus in line dengan tadi RPJP, RPJM, RKP, semuanya in line, kementerian sampai ke daerah itu harus segaris,” tegasnya.
Presiden juga mengingatkan kepada pimpinan kementerian/lembaga yang hadir untuk memberikan proyek pembangunan kepada daerah-daerah yang berkomitmen dan siap menyelesaikan proyek tersebut hingga tuntas. Untuk itu, sinkronisasi antara Sekretariat Daerah (Setda) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menjadi kunci dalam perencanaan pembangunan di daerah.
“Kita telah membangun bendungan sampai saat ini selama 10 tahun sudah 42 bendungan dan akan selesai mungkin 60-an insyaallah tahun ini, akan menjadi 60-an, atau kalau meleset-meleset dikit ya menjadi 54, karena yang lain dikebut tapi bisa selesai, bisa tidak, tapi pasti akan selesai insyaallah. Kemudian jalan tol 2.049 km, jalan nasional 5.833 km selesai, pelabuhan baru 25, airport baru, bandara baru 25. Tapi ini tidak cukup, kalau jalan tol sudah dibangun Bappeda mestinya melihat disambungkan kemana, ini kan utama, poros utamanya, terus disambungkan ke mana, sambungkan ke wilayah pariwisata, sambungkan ke wilayah perkebunan, ke wilayah produktif, sambungkan ke wilayah pertanian yang produktif, sambungkan ke sentra-sentra kerajinan, itu harusnya yang mengerjakan daerah,” jelas Presiden.
Meskipun demikian, ia meminta para kepala daerah yang tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan proyek-proyek tersebut meminta bantuan kepada pemerintah pusat. Presiden mengatakan bahwa proyek pembangunan jalan daerah yang menjadi penghubung ke sentra-sentra produktif dapat dilakukan melalui Inpres Jalan Daerah (IJD).
“Tahun lalu habis Rp14,6 triliun untuk perbaikan jalan-jalan daerah yang rusak. Tahun ini disiapkan lagi Rp15 triliun, tapi prioritas mana yang menimbulkan return ekonomi. Jangan sampai hanya jalan hanya dipakai untuk harian saja, tetapi harus ada oh ini jalan logistik, oh ini jalan menuju ke sentra produktif untuk pertanian, untuk perkebunan, itu produktif dan menimbulkan return ekonomi. Itu yang harus mulai dikalkulasi, mulai dihitung, dan kemudian diputuskan di daerah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden meminta agar pemerintah daerah dapat memanfaatkan aliran air dari bendungan untuk kebutuhan air baku masyarakat. Namun, hingga saat ini proyek tersebut belum berjalan karena pemerintah daerah tidak memiliki kemampuan untuk membangun pipa sambungan ke rumah tangga. Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan Instruksi Presiden (Inpres) untuk membantu menyelesaikan proyek tersebut.
“Oleh sebab itu, kemarin saya sampaikan kepada Menteri Bappenas, ya sudah disiapkan lagi Inpres untuk sambungan rumah tangga yang berkaitan dengan air minum. Tapi jangan semuanya itu pemerintah pusat, ini kalau didengar Inpres Jalan Daerah, Inpres sambungan ke rumah tangga untuk air minum, alhamdulillah, alhamdulillah, Bapak-Ibu ngerjain yang mana. Ini yang harus kita pikirkan bersama-sama agar apa yang kita telah bangun itu betul-betul bisa produktif karena rakyat membutuhkan,” tandasnya.
Hadir mendampingi Presiden, di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Presiden Moeldoko, dan Jaksa Agung St. Burhanuddin.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (06/05/2024) siang. Presiden didampingi Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin.
“Kita harus betul-betul hati-hati dalam mengelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki. Kita telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang, kita telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dan masuk ke tahunan kita masing-masing juga telah memiliki Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Tetapi yang belum adalah sinkron atau tidak dengan rencana besar yang kita miliki, ini yang belum. Oleh sebab itu, sinkronisasi itu menjadi kunci,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa, pemerintah daerah harus berbagi tugas dengan pemerintah pusat dalam menyelesaikan pembangunan proyek-proyek pemerintah di daerah. Misalnya ketika pemerintah pusat telah membangun bendungan, maka pembangunan irigasi primer, sekunder, dan tersier yang menghubungkan ke sawah-sawah, itu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
“Membangun pelabuhan, pelabuhan dibangun oleh Kementerian Perhubungan, tapi jalan mestinya ini daerah, jalan menuju ke pelabuhannya, meskipun hanya pendek, mungkin hanya 5 km, hanya 4 km, tidak dikerjakan. Ini yang namanya tidak sinkron, tidak seirama. Semuanya harus in line dengan tadi RPJP, RPJM, RKP, semuanya in line, kementerian sampai ke daerah itu harus segaris,” tegasnya.
Presiden juga mengingatkan kepada pimpinan kementerian/lembaga yang hadir untuk memberikan proyek pembangunan kepada daerah-daerah yang berkomitmen dan siap menyelesaikan proyek tersebut hingga tuntas. Untuk itu, sinkronisasi antara Sekretariat Daerah (Setda) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menjadi kunci dalam perencanaan pembangunan di daerah.
“Kita telah membangun bendungan sampai saat ini selama 10 tahun sudah 42 bendungan dan akan selesai mungkin 60-an insyaallah tahun ini, akan menjadi 60-an, atau kalau meleset-meleset dikit ya menjadi 54, karena yang lain dikebut tapi bisa selesai, bisa tidak, tapi pasti akan selesai insyaallah. Kemudian jalan tol 2.049 km, jalan nasional 5.833 km selesai, pelabuhan baru 25, airport baru, bandara baru 25. Tapi ini tidak cukup, kalau jalan tol sudah dibangun Bappeda mestinya melihat disambungkan kemana, ini kan utama, poros utamanya, terus disambungkan ke mana, sambungkan ke wilayah pariwisata, sambungkan ke wilayah perkebunan, ke wilayah produktif, sambungkan ke wilayah pertanian yang produktif, sambungkan ke sentra-sentra kerajinan, itu harusnya yang mengerjakan daerah,” jelas Presiden.
Meskipun demikian, ia meminta para kepala daerah yang tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan proyek-proyek tersebut meminta bantuan kepada pemerintah pusat. Presiden mengatakan bahwa proyek pembangunan jalan daerah yang menjadi penghubung ke sentra-sentra produktif dapat dilakukan melalui Inpres Jalan Daerah (IJD).
“Tahun lalu habis Rp14,6 triliun untuk perbaikan jalan-jalan daerah yang rusak. Tahun ini disiapkan lagi Rp15 triliun, tapi prioritas mana yang menimbulkan return ekonomi. Jangan sampai hanya jalan hanya dipakai untuk harian saja, tetapi harus ada oh ini jalan logistik, oh ini jalan menuju ke sentra produktif untuk pertanian, untuk perkebunan, itu produktif dan menimbulkan return ekonomi. Itu yang harus mulai dikalkulasi, mulai dihitung, dan kemudian diputuskan di daerah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden meminta agar pemerintah daerah dapat memanfaatkan aliran air dari bendungan untuk kebutuhan air baku masyarakat. Namun, hingga saat ini proyek tersebut belum berjalan karena pemerintah daerah tidak memiliki kemampuan untuk membangun pipa sambungan ke rumah tangga. Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan Instruksi Presiden (Inpres) untuk membantu menyelesaikan proyek tersebut.
“Oleh sebab itu, kemarin saya sampaikan kepada Menteri Bappenas, ya sudah disiapkan lagi Inpres untuk sambungan rumah tangga yang berkaitan dengan air minum. Tapi jangan semuanya itu pemerintah pusat, ini kalau didengar Inpres Jalan Daerah, Inpres sambungan ke rumah tangga untuk air minum, alhamdulillah, alhamdulillah, Bapak-Ibu ngerjain yang mana. Ini yang harus kita pikirkan bersama-sama agar apa yang kita telah bangun itu betul-betul bisa produktif karena rakyat membutuhkan,” tandasnya.
Hadir mendampingi Presiden, di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Presiden Moeldoko, dan Jaksa Agung St. Burhanuddin.
(GUS)
Berita Terkait
News
Jokowi Kantongi 10 Daftar Nama Capim dan Cadewas KPK
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima panitia seleksi calon pimpinan dan dewan pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029, Selasa, (01/10/2024).
Selasa, 01 Okt 2024 19:23
News
PLN Sukses Hadirkan Listrik Tanpa Kedip saat Presiden Jokowi Resmikan RS Vertikal Makassar
PLN berhasil mengawal peresmian RS Kemenkes Vertikal Makassar oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), dengan memastikan pasokan listrik tanpa kedip, Jumat (6/9/2024).
Selasa, 10 Sep 2024 13:51
News
Resmi Buka PON Aceh-Sumut, Jokowi: Perkuat Persatuan dan Persaudaraan
Pelaksanaan pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024, di Banda Aceh berlangsung sukses, Senin, (09/09/2024) malam. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar ajang ini bisa memperkuat persatuan dan persaudaraan sebagai suatu bangsa.
Senin, 09 Sep 2024 23:54
News
Presiden Jokowi Resmikan 18 Venue PON di Provinsi Aceh
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meresmikan rehabilitasi, renovasi, dan pembangunan venue PON XXI di Provinsi Aceh. Senin (09/09/2024).
Senin, 09 Sep 2024 16:34
News
Presiden Jokowi Resmikan RS Kemenkes Modern di Makassar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Gedung Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Makassar, di Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (06/09/2024).
Jum'at, 06 Sep 2024 21:29
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
3
Warga Jeneponto Ditabrak Mobil, Tim Sarif-Qalby Siap Tanggung Biaya Pengobatan
4
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
5
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
3
Warga Jeneponto Ditabrak Mobil, Tim Sarif-Qalby Siap Tanggung Biaya Pengobatan
4
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
5
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada