Listrik Hijau dari PLN Tekan Biaya Operasional Petani di Sulsel Hingga 83 Persen
Tim Sindomakassar
Minggu, 29 Sep 2024 15:42
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PLN sukses membantu pompanisasi sawah tadah hujan bagi petani dalam menghemat biaya operasional sampai dengan 83 persen per bulan. Foto/Dok PLN
PINRANG - Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) sukses membantu pompanisasi sawah tadah hujan bagi petani di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, dalam menghemat biaya operasional sampai dengan 83 persen per bulan. Tidak hanya itu, layanan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN juga membuka peluang usaha tersebut untuk menembus pasar ekspor.
Tahir, petani di Desa Maritengngae, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, yang telah merasakan keuntungan program Electrifying Agriculture dari PLN, mengungkapkan kemudahan proses pengairan dan biaya operasional yang lebih hemat. Sebelumnya, ia hanya mengandalkan intensitas air hujan dan pompa air dengan bahan bakar tabung gas sebagai sumber utama pengairan sawah.
Ia mengaku menghabiskan 70 tabung gas tiga kilogram (kg) per bulan dengan total biaya Rp2,25 juta. "Sekarang, setelah menggunakan listrik, saya hanya menghabiskan Rp378 ribu untuk membeli token listrik per bulan. Berkat listrik, biaya operasional jauh lebih hemat dan tidak perlu repot-repot membeli tabung gas," kata Tahir.
Tahir mencatat, selain penghematan biaya operasional, ia juga turut andil dalam penggunaan listrik hijau PLN yang ditandai dengan pembelian satu unit Renewable Energy Certificate (REC) atau setara satu Megawatt hour (MWh) dengan daya listrik terpasang sebesar 900 Volt Ampere (VA).
Di sisi lain, Hasbi, salah seorang petani bawang merah di Desa Saruran, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, mengaku mampu menghemat biaya operasional sampai 75 persen setelah memanfaatkan listrik PLN menggantikan operasional diesel yang biasa digunakannya.
Sebelumnya, Hasbi mengaku menghabiskan biaya operasional sebesar Rp5,2 juta per panen dengan menggunakan mesin diesel. Namun kini, kebunnya hanya membutuhkan biaya Rp1,3 juta per panen melalui program Electrifying Agriculture dengan daya listrik terpasang sebesar 10.600 Volt Ampere (VA).
"Dengan kata lain, jika satu tahun bisa memanen enam kali, maka secara kumulatif bisa menghemat sebesar Rp23,4 juta per tahun. Hadirnya listrik juga sangat mempermudah kami dalam pengoperasian mesin pompa air, hanya tinggal menekan tombol saja," ujar Hasbi.
Hasbi menambahkan, listrik tidak hanya berdampak positif bagi penghematan operasional tetapi juga berpengaruh pada peningkatan kapasitas produksi. Menurutnya, sebelum menggunakan listrik, produksi bawang merah hanya 45 ton per tahun, kemudian meningkat menjadi 48 ton per tahun setelah menggunakan listrik.
Dengan meningkatnya kapasitas produksi, penghasilannya pun juga meningkat menjadi Rp69 juta per tahun.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, mengatakan program Electrifying Agriculture PLN hadir untuk membantu meningkatkan produktivitas usaha masyarakat di bidang pertanian, perkebunan, hingga perikanan.
"Kami akan terus berinovasi dan terus memberikan pelayanan terbaik dengan sistem kelistrikan yang andal dan membawa manfaat bagi masyarakat. Tidak hanya sekadar menerangi, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," kata Budiono.
Budiono juga menambahkan, program Electrifying Agriculture ini akan menjadi terobosan bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas dan dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional.
"Alhamdulillah, saat ini sudah banyak petani yang mulai beralih ke Electrifying Agriculture dan merasakan manfaat yang sama dari sistem kelistrikan yang dimiliki PLN," tutur Budiono.
Dia menjelaskan, PLN berkomitmen untuk mendorong pendapatan dan produktivitas petani melalui program Electrifying Agriculture. Salah satunya dengan terus meningkatkan jumlah petani dan peternak yang merasakan manfaat program Electrifying Agriculture.
“Selain mendukung Electrifying Agriculture, hal ini juga merupakan langkah PLN untuk memenuhi listrik di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Mengingat Desa Maritengngae, Kabupaten Pinrang, dan Desa Saruran, Kabupaten Enrekang yang berada di daerah pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk, saat ini sudah dapat menikmati pelayanan dari PLN,” kata Budiono.
Budiono merinci, per September 2024, total pelanggan Electrifying Agriculture di provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat adalah sebanyak 3.693 pelanggan dengan total daya terpasang sebesar 189.867 kiloVolt Ampere (kVA).
Tahir, petani di Desa Maritengngae, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, yang telah merasakan keuntungan program Electrifying Agriculture dari PLN, mengungkapkan kemudahan proses pengairan dan biaya operasional yang lebih hemat. Sebelumnya, ia hanya mengandalkan intensitas air hujan dan pompa air dengan bahan bakar tabung gas sebagai sumber utama pengairan sawah.
Ia mengaku menghabiskan 70 tabung gas tiga kilogram (kg) per bulan dengan total biaya Rp2,25 juta. "Sekarang, setelah menggunakan listrik, saya hanya menghabiskan Rp378 ribu untuk membeli token listrik per bulan. Berkat listrik, biaya operasional jauh lebih hemat dan tidak perlu repot-repot membeli tabung gas," kata Tahir.
Tahir mencatat, selain penghematan biaya operasional, ia juga turut andil dalam penggunaan listrik hijau PLN yang ditandai dengan pembelian satu unit Renewable Energy Certificate (REC) atau setara satu Megawatt hour (MWh) dengan daya listrik terpasang sebesar 900 Volt Ampere (VA).
Di sisi lain, Hasbi, salah seorang petani bawang merah di Desa Saruran, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, mengaku mampu menghemat biaya operasional sampai 75 persen setelah memanfaatkan listrik PLN menggantikan operasional diesel yang biasa digunakannya.
Sebelumnya, Hasbi mengaku menghabiskan biaya operasional sebesar Rp5,2 juta per panen dengan menggunakan mesin diesel. Namun kini, kebunnya hanya membutuhkan biaya Rp1,3 juta per panen melalui program Electrifying Agriculture dengan daya listrik terpasang sebesar 10.600 Volt Ampere (VA).
"Dengan kata lain, jika satu tahun bisa memanen enam kali, maka secara kumulatif bisa menghemat sebesar Rp23,4 juta per tahun. Hadirnya listrik juga sangat mempermudah kami dalam pengoperasian mesin pompa air, hanya tinggal menekan tombol saja," ujar Hasbi.
Hasbi menambahkan, listrik tidak hanya berdampak positif bagi penghematan operasional tetapi juga berpengaruh pada peningkatan kapasitas produksi. Menurutnya, sebelum menggunakan listrik, produksi bawang merah hanya 45 ton per tahun, kemudian meningkat menjadi 48 ton per tahun setelah menggunakan listrik.
Dengan meningkatnya kapasitas produksi, penghasilannya pun juga meningkat menjadi Rp69 juta per tahun.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, mengatakan program Electrifying Agriculture PLN hadir untuk membantu meningkatkan produktivitas usaha masyarakat di bidang pertanian, perkebunan, hingga perikanan.
"Kami akan terus berinovasi dan terus memberikan pelayanan terbaik dengan sistem kelistrikan yang andal dan membawa manfaat bagi masyarakat. Tidak hanya sekadar menerangi, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," kata Budiono.
Budiono juga menambahkan, program Electrifying Agriculture ini akan menjadi terobosan bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas dan dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional.
"Alhamdulillah, saat ini sudah banyak petani yang mulai beralih ke Electrifying Agriculture dan merasakan manfaat yang sama dari sistem kelistrikan yang dimiliki PLN," tutur Budiono.
Dia menjelaskan, PLN berkomitmen untuk mendorong pendapatan dan produktivitas petani melalui program Electrifying Agriculture. Salah satunya dengan terus meningkatkan jumlah petani dan peternak yang merasakan manfaat program Electrifying Agriculture.
“Selain mendukung Electrifying Agriculture, hal ini juga merupakan langkah PLN untuk memenuhi listrik di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Mengingat Desa Maritengngae, Kabupaten Pinrang, dan Desa Saruran, Kabupaten Enrekang yang berada di daerah pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk, saat ini sudah dapat menikmati pelayanan dari PLN,” kata Budiono.
Budiono merinci, per September 2024, total pelanggan Electrifying Agriculture di provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat adalah sebanyak 3.693 pelanggan dengan total daya terpasang sebesar 189.867 kiloVolt Ampere (kVA).
(TRI)
Berita Terkait
News
PLN Ubah Lahan Kritis Jadi Produktif lewat Ekosistem Biomassa
Upaya pengembangan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu yang diinisiasi oleh PT PLN melalui sub holding PT PLN Energi Primer Indonesia bakal mengubah lahan yang sebelumnya kritis menjadi lebih hijau dan produktif.
Sabtu, 28 Sep 2024 17:14
News
Terus Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN & Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu
PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) meresmikan program 'Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu'.
Jum'at, 27 Sep 2024 15:53
Sulsel
PLN Dorong Transisi Energi Lewat Palopo Green Energy Expo 2024
PT PLN (Persero) menyelenggarakan Palopo Green Energy Expo 2024 di Titik Nol, Kota Palopo, pada 19-21 September 2024, dengan mengusung tema "Green Energy".
Kamis, 26 Sep 2024 12:47
Ekbis
Rumah BUMN PLN Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah di Expo UMKM Selayar
PT PLN (Persero) melalui Rumah BUMN Selayar berpartisipasi dalam Expo UMKM untuk memperingati Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-77 di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Senin, 23 Sep 2024 20:30
Sulbar
PLN Mobile Sulbar Run 2024 Berhasil Ajak Pelari Kurangi Emisi 1.800 Kg CO2
PT PLN (Persero) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat sukses menggelar PLN Mobile Sulbar Run 2024 di Anjungan Pantai Manakarra, Kabupaten Mamuju.
Sabtu, 21 Sep 2024 20:35
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Bersyukur KIBA Hadir Berkat NA, Pejuang Helm Kuning Dukung UJI-SAH di Bantaeng
2
Membanggakan, Mahasiswa Polipangkep Juara Lomba News Writer PC Fest 2024
3
Disambut Hangat, Appi Jabarkan Visi Misi di Hadapan Pengurus Muhammadiyah Makassar
4
AMAN Pastikan Berikan Ruang Luas untuk Anak Muda Membangun Kota Makassar
5
Fatmawati Tegaskan Andalan Hati & Ibas-Puspa untuk Masa Depan Sulsel & Luwu Timur
6
Pengamat Sebut Alasan Kader PDIP Sulit Menang di Pilgub Sulsel
7
Bosowa Berlian Motor & KTB Sukses Gelar FUSO Truck Campaign 2024 di Makassar