Pendampingan Budidaya Alpukat Sukses, LAZ Hadji Kalla Tingkatkan Ekonomi Desa Tonasa
Jum'at, 15 Nov 2024 18:18

Program pendampingan budidaya alpukat unggul dari LAZ Hadji Kalla di Desa Tonasa, Kabupaten Gowa, berhasil setelah tiga tahun berjalan. Ditandai dengan panen perdana, belum lama ini. Foto/Istimewa
GOWA - Setelah tiga tahun mendampingi petani dalam budidaya alpukat, LAZ Hadji Kalla melalui bidang Community Development menggelar panen perdana benih alpukat varietas unggul di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa pada 14 November 2024.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak. Di antaranya yakni Kepala UPT BPP Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Saharia; Kepala Bagian Kepegawaian Kecamatan Tombolo Pao, Muh. Syahrir; Kepala Desa Tonasa, Anwar Jama; Tim Ahli Badan Perakitan Modernisasi Pertanian Buah Tropikal, Hendri Mike; dan Strategic Management & Marketing Division KALLA, Muhammad Shobirin, serta perwakilan media dan warga desa.
Program Manager Community Development LAZ Hadji Kalla, Erny Rachmi Nurdin, menjelaskan program pemberdayaan petani alpukat di Desa Tonasa dimulai pada 2021. Sebagai langkah awal, 1.000 benih alpukat unggul dibagikan kepada petani binaan untuk ditanam di lahan seluas 6,8 hektare yang tersebar di beberapa titik.
Program ini juga mencakup pelatihan dan pendampingan seputar budidaya alpukat, termasuk persiapan lahan, pemberian saprodi, teknik panen, serta manajemen pasca panen dan olahan alpukat.
"Panen kali ini alhamdulillah melebihi ekspektasi. Kami berhasil memanen hingga 70% dari jumlah pohon yang ditanam. Selain itu, para petani juga berhasil memproduksi 2.000 benih alpukat unggul secara mandiri dengan teknik sambung pucuk, yang telah dijual dan memberikan pemasukan baru bagi mereka," ungkap Erny.

Kepala Desa Tonasa, Anwar Jama, mengapresiasi keberhasilan program ini. Ia pun berterima kasih kepada LAZ Hadji Kalla yang sudah berhasil membantu para petani menjadi penangkar benih dengan keterampilan & kemahiran. Hal itu dibuktikan dengan sertifikasi dari Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih di Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan.
Diakuinya, program pemberdayaan dari LAZ Hadji Kalla telah membantu meningkatkan produktivitas petani alpukat. Bukan cuma itu, pada muaranya telah ikut mendongkrak ekonomi daerah, khususnya di Desa Tonasa.
“Selama delapan bulan terakhir, para petani berhasil menjual lebih dari 1.200 benih alpukat dengan harga jual senilai Rp50 ribu per benih. Ini menjadi bukti nyata program ini berhasil meningkatkan kesejahteraan petani dan memberdayakan mereka secara ekonomi,” jelasnya.
Kepala UPT BPP Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Saharia, menjelaskan kontribusi LAZ Hadji Kalla kepada para kelompok tani telah memperkuat kemampuan petani dalam budidaya alpukat yang sesuai standar.
“Kita akan mengambil semua peluang kolaborasi untuk memasarkan semaksimal mungkin penjualan buah alpukat dan benih alpukat varietas unggul kepada pihak-pihak eksternal, sehingga dari proses ini para petani alpukat bisa mendapatkan keuntungan secara berkala,” ungkapnya.

Tim Ahli Badan Perakitan Modernisasi Pertanian Buah Tropikal, Hendri, mengungkapkan bahwa LAZ Hadji Kalla telah melakukan pendampingan selama tiga tahun terus-menerus dan menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam budidaya alpukat, bahkan bantuan benih yang diberikan telah tumbuh subur.
“Sejalan dengan program ini, kami sangat senang melihat antusias para kelompok tani dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang dihadirkan, mulai dari pemilihan benih yang tepat, pemeliharaan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama & penyakit tanaman, serta pelatihan teknik pembenihan mandiri dengan sistem sambung pucuk,” ungkapnya.
Menurut monitoring yang telah dilakukan, kelompok tani Parang Tajjurru di Desa Tonasa kini mulai memproduksi benih alpukat unggul secara mandiri. Mereka juga telah mendaftarkan pohon induk mereka ke Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih Dinas Pertanian serta memasarkan benih tersebut baik di media sosial maupun pasar tradisional.
Ke depan, para petani alpukat di desa ini berencana membentuk lokasi penangkaran benih alpukat unggul. Dengan demikian, petani di sekitar kawasan Malino dan sekitarnya tidak perlu lagi membeli benih dari luar daerah Sulawesi Selatan.
Program pemberdayaan yang dijalankan oleh LAZ Hadji Kalla ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani dan ekonomi daerah secara keseluruhan. Dengan dukungan berkelanjutan berupa bantuan materiil dan pelatihan teknis, program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga berpotensi menjadikan Desa Tonasa sebagai sentra produksi alpukat di Sulawesi Selatan.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak. Di antaranya yakni Kepala UPT BPP Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Saharia; Kepala Bagian Kepegawaian Kecamatan Tombolo Pao, Muh. Syahrir; Kepala Desa Tonasa, Anwar Jama; Tim Ahli Badan Perakitan Modernisasi Pertanian Buah Tropikal, Hendri Mike; dan Strategic Management & Marketing Division KALLA, Muhammad Shobirin, serta perwakilan media dan warga desa.
Program Manager Community Development LAZ Hadji Kalla, Erny Rachmi Nurdin, menjelaskan program pemberdayaan petani alpukat di Desa Tonasa dimulai pada 2021. Sebagai langkah awal, 1.000 benih alpukat unggul dibagikan kepada petani binaan untuk ditanam di lahan seluas 6,8 hektare yang tersebar di beberapa titik.
Program ini juga mencakup pelatihan dan pendampingan seputar budidaya alpukat, termasuk persiapan lahan, pemberian saprodi, teknik panen, serta manajemen pasca panen dan olahan alpukat.
"Panen kali ini alhamdulillah melebihi ekspektasi. Kami berhasil memanen hingga 70% dari jumlah pohon yang ditanam. Selain itu, para petani juga berhasil memproduksi 2.000 benih alpukat unggul secara mandiri dengan teknik sambung pucuk, yang telah dijual dan memberikan pemasukan baru bagi mereka," ungkap Erny.

Kepala Desa Tonasa, Anwar Jama, mengapresiasi keberhasilan program ini. Ia pun berterima kasih kepada LAZ Hadji Kalla yang sudah berhasil membantu para petani menjadi penangkar benih dengan keterampilan & kemahiran. Hal itu dibuktikan dengan sertifikasi dari Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih di Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan.
Diakuinya, program pemberdayaan dari LAZ Hadji Kalla telah membantu meningkatkan produktivitas petani alpukat. Bukan cuma itu, pada muaranya telah ikut mendongkrak ekonomi daerah, khususnya di Desa Tonasa.
“Selama delapan bulan terakhir, para petani berhasil menjual lebih dari 1.200 benih alpukat dengan harga jual senilai Rp50 ribu per benih. Ini menjadi bukti nyata program ini berhasil meningkatkan kesejahteraan petani dan memberdayakan mereka secara ekonomi,” jelasnya.
Kepala UPT BPP Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Saharia, menjelaskan kontribusi LAZ Hadji Kalla kepada para kelompok tani telah memperkuat kemampuan petani dalam budidaya alpukat yang sesuai standar.
“Kita akan mengambil semua peluang kolaborasi untuk memasarkan semaksimal mungkin penjualan buah alpukat dan benih alpukat varietas unggul kepada pihak-pihak eksternal, sehingga dari proses ini para petani alpukat bisa mendapatkan keuntungan secara berkala,” ungkapnya.

Tim Ahli Badan Perakitan Modernisasi Pertanian Buah Tropikal, Hendri, mengungkapkan bahwa LAZ Hadji Kalla telah melakukan pendampingan selama tiga tahun terus-menerus dan menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam budidaya alpukat, bahkan bantuan benih yang diberikan telah tumbuh subur.
“Sejalan dengan program ini, kami sangat senang melihat antusias para kelompok tani dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang dihadirkan, mulai dari pemilihan benih yang tepat, pemeliharaan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama & penyakit tanaman, serta pelatihan teknik pembenihan mandiri dengan sistem sambung pucuk,” ungkapnya.
Menurut monitoring yang telah dilakukan, kelompok tani Parang Tajjurru di Desa Tonasa kini mulai memproduksi benih alpukat unggul secara mandiri. Mereka juga telah mendaftarkan pohon induk mereka ke Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih Dinas Pertanian serta memasarkan benih tersebut baik di media sosial maupun pasar tradisional.
Ke depan, para petani alpukat di desa ini berencana membentuk lokasi penangkaran benih alpukat unggul. Dengan demikian, petani di sekitar kawasan Malino dan sekitarnya tidak perlu lagi membeli benih dari luar daerah Sulawesi Selatan.
Program pemberdayaan yang dijalankan oleh LAZ Hadji Kalla ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani dan ekonomi daerah secara keseluruhan. Dengan dukungan berkelanjutan berupa bantuan materiil dan pelatihan teknis, program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga berpotensi menjadikan Desa Tonasa sebagai sentra produksi alpukat di Sulawesi Selatan.
(TRI)
Berita Terkait

News
Beasiswa Kalla Tambah Program Magang, Siapkan Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja
Yayasan Hadji Kalla melalui LAZ Hadji Kalla terus memperluas dampak program Beasiswa Kalla yang mencakup pendidikan dan kepemimpina lewat program magang.
Senin, 06 Okt 2025 18:46

Sulsel
Dukung Ketahanan Pangan, Pupuk Indonesia Edukasi Ribuan Petani Pangkep
PT Pupuk Indonesia memberikan edukasi pemupukan berimbang kepada ribuan petani dalam kegiatan Senator Peduli Ketahanan Pangan yang digelar di Pangkep.
Selasa, 30 Sep 2025 06:54

Sulsel
Lewat One Day One District, Bupati-Wabup Gowa Serap Aspirasi Petani
Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang bersama Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin (Hati Damai) kembali melalukan One Day One District di Desa Borimatangkasa, Kecamatan Bajeng Barat, Rabu (17/9).
Kamis, 18 Sep 2025 12:47

Sulsel
Produktivitas Padi Naik 69%, Pupuk Indonesia Dorong Petani Bone Pakai Petragonik
Endah mengungkapkan, hasil panen dari lahan demplot tersebut mencapai 8,48 ton per hektare, meningkat 69,6 persen dibanding rata-rata sebelumnya yang hanya 5 ton per hektar.
Senin, 15 Sep 2025 11:43

Sulsel
Rapat Hingga Larut Malam, DPRD Sulsel Minta Bantuan untuk Petani dan Nelayan Ditambah
Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulsel melaksanakan rapat marathon di ruang rapat Kantor Dinas Bina Marga dan Konstruksi hingga pukul 22.20 larut malam pada (09/09/2025).
Selasa, 09 Sep 2025 23:23
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

37 Jemaah Umrah Asal Sulawesi Disebut Terlantar di Jeddah, Jadwal Kepulangan Belum Pasti
2

Warga Monro Monro Jeneponto Keluhkan Air PDAM yang Keruh
3

Legislator Zulhajar Siap Perjuangkan Aspirasi Warga Perumahan Dewi Karmila Sari
4

Angkasa Pura Indonesia Tanam 600 Pohon di Area Bandara Sultan Hasanuddin
5

Inisiasi Pembentukan Tim Bersama Jaga Keamanan dan Ketertiban Lingkungan Kerja
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

37 Jemaah Umrah Asal Sulawesi Disebut Terlantar di Jeddah, Jadwal Kepulangan Belum Pasti
2

Warga Monro Monro Jeneponto Keluhkan Air PDAM yang Keruh
3

Legislator Zulhajar Siap Perjuangkan Aspirasi Warga Perumahan Dewi Karmila Sari
4

Angkasa Pura Indonesia Tanam 600 Pohon di Area Bandara Sultan Hasanuddin
5

Inisiasi Pembentukan Tim Bersama Jaga Keamanan dan Ketertiban Lingkungan Kerja