Menkes Pantau Langsung Posyandu dan Puskesmas saat Kunjungan ke Maros

Rabu, 08 Mar 2023 17:13
Menkes Pantau Langsung Posyandu dan Puskesmas saat Kunjungan ke Maros
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengunjungi Posyandu Prima Desa Majannang, Posyandu Prima di Kabupaten Maros, Rabu, (08/03/2023). Foto: Sindo Makassar/Najmi S Limonu
Comment
Share
MAROS - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengunjungi Posyandu Prima Desa Majannang, Posyandu Prima Desa Mattirotasi dan Puskesmas Maros Baru, Rabu (8/3/2023).

Dalam kesempatan tersebut Budi berkeliling meninjau secara langsung layanan yang ada di Posyandu dan Puskesmas. Dia mengaku puas melihat perkembangan pelayanan di Posyandu Prima.



“Pelayanannya sudah cukup bagus karena sudah mencakup lansia dan sistem pelayanannya juga cepat,” katanya.

Dia menambahkan, apalagi posyandu prima sasaranya lebih luas. Saat ini bukan hanya anak atau ibu saja, namun lansia juga dilayani.

Dia menyebut, ini merupakan implementasi transformasi layanan kesehatan primer dengan tujuan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Di hadapan para tenaga kesehatan Budi juga berjanji akan memberikan alat mamografi. Alat yang digunakan untuk memeriksa dan mendeteksi berbagai kelainan pada payudara.

“Tahun lalu ada tujuh yang diberikan, tahun ini juga akan ada delapan alat USG yang akan diberikan,” ujarnya.

Sebab kata dia, di Indonesia pembunuh nomor satu bagi perempuan adalah kanker payudara.



“Kanker itu bisa disembuhkan, bila diketahui lebih awal, jika masih stadiun satu. Makanya alat momografi ini sangat penting,” imbuhnya.

Tak hanya itu Mantan Wakil Menteri BUMN ini berjanji akan menyiapkan 2.500 beasiswa bagi tenaga kesehatan di tahun 2024.

“Tapi pak bupati harus ingat, jangan orang-orang terdekat saja yang diberikan,” tutupnya.

Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan, pihaknya telah menghabiskan anggaran Rp7 miliar untuk pembangunan Rumah Sakit Pratama di Camba.

“Kita ingin memberikan kesehatan yang terbaik di tengah masyarakat, agar akses warga yang ada di Camba, Cenrana dan Mallawa bisa lebih mudah. Sudah banyak korban yang tidak terselamatkan karena jarak Camba ke pusat kota itu terlalu jauh sehingga penangannya terlambat,” tutupnya.

(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru