KKP Gelar Pertemuan Tahunan Bahas Kuota & Jeda Tangkap Ikan di Indonesia Timur
Rabu, 16 Jul 2025 15:52

Dirjen Perikanan Tangkap KKP RI, Komjen (Purn) Lotharia Latif, saat memberikan pengarahan pada acara pertemuan tahunan UPP WPPNRI 713, 714 dan 715 di Makassar. Foto/Tri Yari Kurniawan
MAKASSAR - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia bersama Indonesia Tuna Consortium dan GEF 6 CFI Indonesia menggelar Pertemuan Tahunan Unit Pengelola Perikanan (UPP) WPPNRI 713, 714 dan 715. Kegiatan itu dipusatkan di Gedung Ipteks Unhas, pada Rabu-Jumat (16-18/7/2025).
Lewat kegiatan ini, KKP ingin memperkuat implementasi Penangkapan Ikan Terukur (PIT). Olehnya itu, salah satu tujuan kegiatan adalah membahas dan menetapkan pembagian kuota sumber daya ikan, khususnya Tuna di masing-masing provinsi. Adapun tiga wilayah yang dimaksud berada di Indonesia Timur.
Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP, Syahril Abdul Raup, menyampaikan Lembaga Pengelola Perikanan (LPP) WPPNRI hadir sebagai wadah koordinasi pengelolaan perikanan. LPP WPPNRI dibentuk tidak hanya untuk melaksanakan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP), tetapi juga memberikan rekomendasi kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan, efisiensi, dan optimalisasi pengelolaan sumber daya ikan.
"Kegiatan ini mendukung implementasi penangkapan ikan berdasarkan kuota. Nah, kuota harus diputuskan berdasarkan data dan kondisi lapangan," kata dia.
Syahril menjabarkan tujuan pertemuan ini, selain untuk menyepakati kuota tangkapan ikan, khususnya Tuna, juga membahas sejumlah keputusan penting. Di antaranya yakni rencana kerja tahunan untuk masing-masing UPP WPPNRI, review implementasi RPP WPPNRI, dan rekomendasi pengelolaan untuk masing-masing.
Pada kesempatan itu, Syahril menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten maupun kota dalam pelaksanaan kebijakan PIT. Kolaborasi setiap level stakeholder merupakan kunci kesuksesan setiap program yang telah disusun.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri. Kunci dari keberhasilan adalah kolaborasi semua pihak dan komitmen bersama menjaga laut Indonesia," tuturnya.
Pada pertemuan tahunan ini, salah satu poin utama adalah menetapkan kuota tangkap tuna untuk masing-masing provinsi di wilayah WPP 713, 714, dan 715. Data dan pendekatan ilmiah menjadi dasar penyusunan kuota tersebut. Dirjen Perikanan Tangkap, Komjen (Purn) Lotharia Latif, menekankan pentingnya pendataan hasil tangkapan sebagai fondasi kebijakan berkelanjutan.
"Tanpa data, kita hanya menebak. Kuota harus dihitung agar stok ikan tidak habis, agar ada yang diwariskan ke anak cucu,” ucapnya.

Ia pun menyinggung wacana jeda tangkap sebagai bagian dari strategi pengelolaan sumber daya perikanan. Ia bilang jika ikan ditangkap secara terus menerus tanpa memberikan kesempatan untuk berkembang biak maka itu bisa menjadi bom waktu.
"Ikan juga makhluk hidup. Mereka perlu waktu untuk kawin dan bertelur. Jangan kita habiskan terus-menerus," tuturnya.
Meski belum ditetapkan secara nasional, praktik jeda tangkap menurutnya sudah terjadi secara alamiah, misalnya saat cuaca buruk. Namun, ia berharap praktik ini bisa dilembagakan dan diperkuat melalui kebijakan nasional.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Jamaluddin Jompa, dalam sambutannya menyatakan kesiapan Unhas untuk berkontribusi aktif mendukung kebijakan nasional, khususnya dalam implementasi PIT di WPP 713. “Unhas siap menyokong penguatan pengelolaan sumber daya laut Indonesia. Kita mulai dari WPPNRI 713 sebagai showcase,” katanya.
Jamaluddin mengharapkan pertemuan tahunan seperti ini tidak berhenti pada rekomendasi teknis, tapi harus berlanjut pada aksi nyata yang terukur. “Jangan hanya berhenti di rekomendasi. Harus ada aksi, ada deklarasi bersama. Unhas siap menjadi pusat komitmen untuk pengelolaan laut yang luar biasa ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, M. Ilyas, mengungkapkan bahwa WPP 713 bukan hanya milik Sulsel, tapi juga mencakup tujuh provinsi lainnya. Dari total potensi tangkapan satu juta ton per tahun, Sulsel sudah menyumbang sekitar 511 ribu ton.
Selain tuna, Sulsel juga mulai memberi perhatian pada komoditas lain seperti gurita dan ikan karang, yang kini mulai meningkat permintaannya di pasar ekspor. Sistem buka-tutup penangkapan pun mulai diuji coba di wilayah Pulau Langkai dan sekitarnya.
Lewat kegiatan ini, KKP ingin memperkuat implementasi Penangkapan Ikan Terukur (PIT). Olehnya itu, salah satu tujuan kegiatan adalah membahas dan menetapkan pembagian kuota sumber daya ikan, khususnya Tuna di masing-masing provinsi. Adapun tiga wilayah yang dimaksud berada di Indonesia Timur.
Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP, Syahril Abdul Raup, menyampaikan Lembaga Pengelola Perikanan (LPP) WPPNRI hadir sebagai wadah koordinasi pengelolaan perikanan. LPP WPPNRI dibentuk tidak hanya untuk melaksanakan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP), tetapi juga memberikan rekomendasi kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan, efisiensi, dan optimalisasi pengelolaan sumber daya ikan.
"Kegiatan ini mendukung implementasi penangkapan ikan berdasarkan kuota. Nah, kuota harus diputuskan berdasarkan data dan kondisi lapangan," kata dia.
Syahril menjabarkan tujuan pertemuan ini, selain untuk menyepakati kuota tangkapan ikan, khususnya Tuna, juga membahas sejumlah keputusan penting. Di antaranya yakni rencana kerja tahunan untuk masing-masing UPP WPPNRI, review implementasi RPP WPPNRI, dan rekomendasi pengelolaan untuk masing-masing.
Pada kesempatan itu, Syahril menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten maupun kota dalam pelaksanaan kebijakan PIT. Kolaborasi setiap level stakeholder merupakan kunci kesuksesan setiap program yang telah disusun.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri. Kunci dari keberhasilan adalah kolaborasi semua pihak dan komitmen bersama menjaga laut Indonesia," tuturnya.
Pada pertemuan tahunan ini, salah satu poin utama adalah menetapkan kuota tangkap tuna untuk masing-masing provinsi di wilayah WPP 713, 714, dan 715. Data dan pendekatan ilmiah menjadi dasar penyusunan kuota tersebut. Dirjen Perikanan Tangkap, Komjen (Purn) Lotharia Latif, menekankan pentingnya pendataan hasil tangkapan sebagai fondasi kebijakan berkelanjutan.
"Tanpa data, kita hanya menebak. Kuota harus dihitung agar stok ikan tidak habis, agar ada yang diwariskan ke anak cucu,” ucapnya.

Ia pun menyinggung wacana jeda tangkap sebagai bagian dari strategi pengelolaan sumber daya perikanan. Ia bilang jika ikan ditangkap secara terus menerus tanpa memberikan kesempatan untuk berkembang biak maka itu bisa menjadi bom waktu.
"Ikan juga makhluk hidup. Mereka perlu waktu untuk kawin dan bertelur. Jangan kita habiskan terus-menerus," tuturnya.
Meski belum ditetapkan secara nasional, praktik jeda tangkap menurutnya sudah terjadi secara alamiah, misalnya saat cuaca buruk. Namun, ia berharap praktik ini bisa dilembagakan dan diperkuat melalui kebijakan nasional.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Jamaluddin Jompa, dalam sambutannya menyatakan kesiapan Unhas untuk berkontribusi aktif mendukung kebijakan nasional, khususnya dalam implementasi PIT di WPP 713. “Unhas siap menyokong penguatan pengelolaan sumber daya laut Indonesia. Kita mulai dari WPPNRI 713 sebagai showcase,” katanya.
Jamaluddin mengharapkan pertemuan tahunan seperti ini tidak berhenti pada rekomendasi teknis, tapi harus berlanjut pada aksi nyata yang terukur. “Jangan hanya berhenti di rekomendasi. Harus ada aksi, ada deklarasi bersama. Unhas siap menjadi pusat komitmen untuk pengelolaan laut yang luar biasa ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, M. Ilyas, mengungkapkan bahwa WPP 713 bukan hanya milik Sulsel, tapi juga mencakup tujuh provinsi lainnya. Dari total potensi tangkapan satu juta ton per tahun, Sulsel sudah menyumbang sekitar 511 ribu ton.
Selain tuna, Sulsel juga mulai memberi perhatian pada komoditas lain seperti gurita dan ikan karang, yang kini mulai meningkat permintaannya di pasar ekspor. Sistem buka-tutup penangkapan pun mulai diuji coba di wilayah Pulau Langkai dan sekitarnya.
(TRI)
Berita Terkait

Ekbis
BSI Kucurkan Rp5,2 Miliar untuk Desa Binaan Klaster Perikanan Laut di Sulsel
Program Desa BSI dinikmati oleh kurang lebih 7 ribu masyarakat dengan total anggaran mencapai Rp95 miliar. Khusus di Sulsel, ada tiga desa binaan, dimana dua di antaranya masuk klaster perikanan laut.
Selasa, 27 Mei 2025 16:12

Ekbis
BI Sulsel Diseminasi Hasil Riset Perikanan Budidaya, Hasilkan 3 Rekomendasi Penting
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali melaksanakan riset strategis di bidang ekonomi untuk mendukung pengembangan kebijakan pemerintah daerah.
Kamis, 30 Jan 2025 17:13

Ekbis
BI Sulsel & Pemda Gelar Rakor Bahas Penguatan Sektor Perikanan-Peternakan
Forum ini fokus membahas perkembangan ekonomi dan keuangan terkini, serta upaya untuk menggali sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di Sulsel.
Kamis, 17 Okt 2024 22:30

News
Gernas BCL 2024: Libatkan 1.763 Nelayan, Kumpulkan 744,6 Ton Sampah Plastik di Laut
Rentang Mei-Juli 2024, program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI itu berhasil mengumpulkan ratusan ton sampah plastik dari laut.
Jum'at, 30 Agu 2024 07:33

News
Kuliah Umum di Unhas: Menteri Trenggono Bahas Urgensi Ekonomi Biru untuk Indonesia
Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) RI, Sakti Wahyu Trenggono, membahas urgensi implementasi Ekonomi Biru untuk mewujudkan keberlanjutan dan kesejahteraan di Indonesia.
Kamis, 29 Agu 2024 17:39
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Polda Sulsel Sebut Belum Ada Tersangka Dugaan Korupsi Alkes di Parepare
2

Pengurus KIPRA Sulsel Dilantik, Siap Fasilitasi Pengusaha Katering Sukseskan MBG
3

Pengusaha Muda Ikut Bersaing Perebutkan Kursi Ketua Hanura Sulsel
4

Soal Isu Tersangka, TP Sebut Upaya Pembunuhan Karakter Jelang Musda Golkar Sulsel
5

KKP Gelar Pertemuan Tahunan Bahas Kuota & Jeda Tangkap Ikan di Indonesia Timur
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Polda Sulsel Sebut Belum Ada Tersangka Dugaan Korupsi Alkes di Parepare
2

Pengurus KIPRA Sulsel Dilantik, Siap Fasilitasi Pengusaha Katering Sukseskan MBG
3

Pengusaha Muda Ikut Bersaing Perebutkan Kursi Ketua Hanura Sulsel
4

Soal Isu Tersangka, TP Sebut Upaya Pembunuhan Karakter Jelang Musda Golkar Sulsel
5

KKP Gelar Pertemuan Tahunan Bahas Kuota & Jeda Tangkap Ikan di Indonesia Timur