72 Duta Genre se-Sulteng Upgrade Softskill tentang Media Sosial Bareng BTIIG

Tim Sindomakassar
Senin, 01 Jul 2024 18:11
72 Duta Genre se-Sulteng Upgrade Softskill tentang Media Sosial Bareng BTIIG
Hasrul dari Communication & Media Relations Huabao Indonesia diutus menjadi narasumber dalam rangkaian Jambore Adujak GenRe Sulteng. Foto/Istimewa
Comment
Share
MOROWALI - Kehadiran PT Buashao Taman Industry Invesment Group (BTIIG) atau yang lebih dikenal Indonesia Huabao Industrial Park (Huabao Indonesia) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) terus digalakkan.

Kali ini memenuhi undangan untuk menjadi narasumber dari Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah bertajuk Media Sosial, Tantangan dan Peluang Masa Depan Gen Z dan Alpha dalam rangkaian Jambore Ajang Kreatifitas (Adujak) GenRe tingkat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Kegiatan itu diikuti 72 Duta GenRe dari 13 kabupaten kota di Sulawesi Tengah di Hotel Best Western Plus Coco Palu, beberapa waktu lalu.

External Relations Manager Indonesia Huabao Industrial Park, Cipto Rustianto, mengatakan sejak hadir di Bumi Morowali, perusahaan melalui program Social Responsibility (CSR), salah satunya fokus pada pengembangan soft skill di bidang pendidikan bertajuk Huabao Youth Empowering Chambers (HYEC).

"Hal ini sejalan dengan undangan Perwakilan BKKBN untuk memberikan edukasi tentang media social kepada 72 peserta Duta GenRe sebagai respresentatif generasi Gen Z dan Alpha dari 13 kabupaten kota di Sulawesi Tengah, termasuk wakil dari Kabupaten Morowali," kata dia.

Menurut Cipto, keberadaan internet dan khususnya sosial media membawa banyak perubahan di dunia bagai dua sisi mata uang. Jika dimanfaatkan secara cerdas, internet memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif bagi pengguna.

"Namun, jika digunakan dengan tidak bijak, internet dan social media dapat menimbulkan berbagai ancaman, risiko keamanan dan privasi, serta potensi penyalahgunaan internet yang merugikan penggunanya," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hasrul dari Communication & Media Relations Huabao Indonesia yang diutus menjadi narasumber menjelaskan tingginya angka penggunaan media sosial dan internet dapat semakin mempercepat penyebaran informasi dan konten negatif.

Jika tidak dilakukan upaya pencegahan dengan menjadi netizen yang bijak dalam bermedia sosial, ia menyebut keberadaan konten negatif dapat merusak ekosistem digital tersebut. Hal ini dapat diantisipasi dengan membangun kesadaran dari setiap individu.

Lebih lanjut, ia bilang pendampingan kegiatan literasi digital juga sangat diperlukan untuk membantu pengguna sosial media dan internet agar dapat membuat konten-konten inspiratif, positif, kreatif, dan unik. Indeks literasi digital dalam laporan ini diukur melalui empat pilar indikator besar, yakni Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Culture.

Selain itu, para Duta GenRe juga diajarkan bagaimana memanfaatkan media sosial. Mulai dari pemahaman tentang landscape media sosial, mempelajari algortima platform media sosial hingga cara mengelola akun media sosial untuk meningkatkan brand awareness ataupun untuk bisnis.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru