Cabuli Dua Cucu Kandung, Kakek Bejat di Parepare Terancam 15 Tahun Penjara
Darwiaty Dalle
Senin, 15 Mei 2023 21:35
Pertemuan pihak kepolisian dengan keluarga korban kekerasan seksual anak di ruang Rupat Wicaksana Laghawa Polres Parepare. Foto/Humas Polres Parepare
PAREPARE - Kepolisian Resor (Polres) Parepare menetapkan kakek berinisial D (81) sebagai tersangka kekerasan seksual. Ia diduga kuat mencabuli dua bocah kakak beradik, SF (6) dan SN (1 tahun 11 bulan), yang tak lain adalah cucu kandung pelaku. Peristiwa itu terjadi pada Februari lalu di kediaman pelaku, yang terletak di Kecamatan Bacukiki.
Kanit PPA Polres Parepare, Aipda Dewi Natalia Noya, mengatakan pelaku menjalankan aksinya saat orang tua korban keluar rumah. Atas perbuatannya, kakek dengan kelakuan bejat itu terancam hukuman 15 tahun penjara.
"Begitu tahu anaknya mendapat kekerasan seksual, ibu korban langsung melaporkan peristiwa itu ke kepolisian, yang kemudian kita tindaklanjuti. Melakukan visum terhadap korban, penyelidikan, penangkapan dan penahanan terhadap terduga pelaku," kata dia.
Dewi menambahkan, berkas perkara kasus kekerasan seksual terhadap anak tersebut sudah memasuki tahap pertama. "Tapi memang berkasnya dikembalikan oleh kejaksaan, karena masih ada yang harus dilengkapi. Termasuk perlunya psikiatri atau physical logis klinik pada pelaku sebagai tambahan bukti. Mengingat korbannya adalah anak," ujarnya.
Kapolres Parepare, AKBP Andiko Wicaksono, menegaskan kasus kekerasan seksual terhadap anak menjadi konsen dan mendapat atensi khusus pihaknya. Selain hal sama terjadi di banyak tempat, pihaknya tidak ingin masa depan para anak rusak dan memiliki gambaran yang gelap karena situsasi tersebut.
"Ini mendapat atensi khusus dari kami. Tentunya kami mungkin main-main dalam penanganan kasusnya," katanya saat memimpin pertemuan dengan keluarga korban di ruang Rupat Wicaksana Laghawa Polres Parepare, Senin (15/5/2023).
Pihaknya, tambah Andiko, berharap semua unsur Criminal Justice System (CJS) atau Sistem Peradilan Pidana (SPP) memiliki semangat yang sama dalam menyelamatkan masa depan para anak dari tindak kekerasan seksual.
Terpisah, Kasat Reskrim AKP Deki Marizaldi, mengemukakan secepatnya akan melengkapi sejumlah point yang dianggap masih kurang, sesuai petunjuk kejaksaan pasca dikembalikannya berkah tahap satu. "Yang jelas, kalau kita tidak yakin tidak mungkin kita tahan terduga pelaku," ujarnya.
Pelaku diganjar pasal 81 ayat 1, ayat 3, junto pasal 76 D, subsider pasal 82 ayat 1, ayat 2, junto pasal 76E, UU RI no 17 tahun 2016, tentang penetapan perpu no 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU no 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak menjadi UU, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Penasehat hukum korban, Arni Yonathan yang juga Direktur PBH BAIN HAM RI Sulsel mengaku, tergerak mendampingi korban setelah mendapat informasi terkait kasus tersebut. "Korban dari keluarga tidak mampu. Dan kami akan lakukan pendampingan hukum hingga korban mendapat keadilan karena ibu korban merasa sendiri sejak kasus ini dilaporkan ke kepolisian," ujarnya.
Sementara Wulan, ibu kedua korban mengaku kecewa pada pihak paralegal yang awalnya mendampingi kasus tersebut. Pasalnya, pendampingan yang dilakukan terhadap kedua anaknya terkesan setengah hati. "Mereka tidak pernah lagi menghubungi saya setelah semua data kami serahkan," katanya.
Sappe, salah satu paralegal yang mendampingi korban mengaku secara intens mendampingi korban sejak awal, baik secara langsung bertemu ibu korban, maupun membangun komunikasi melalui telepon. "Bahkan kami menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan pendampingan terhadap korban," katanya.
Di tempat terpisah, Kasat Intel Kejaksaan Negeri Parepare, Sugiharto, mengaku telah menerima berkas kasus tersebut namun dikembalikan karena masih ada sejumlah point yang harus dilengkapi. Termasuk, kata dia, keterangan psikiater terkait kejiwaan pelaku karena dari hasil pemeriksaan pelaku sama sekali tidak mengakui perbuatannya.
"Itu untuk melengkapi bukti-bukti. Karena saat sidang nantinya, korban anak tentu tidak disumpah. Makanya kami harus memperkuat bukti-bukti sebelum dilimpahkan ke pengadilan. Dan kami tegaskan, tidak ada tolerir terhadap kekerasan seksual terhadap anak. Tentu akan kita tuntut seberat-beratnya," tandasnya.
Kanit PPA Polres Parepare, Aipda Dewi Natalia Noya, mengatakan pelaku menjalankan aksinya saat orang tua korban keluar rumah. Atas perbuatannya, kakek dengan kelakuan bejat itu terancam hukuman 15 tahun penjara.
"Begitu tahu anaknya mendapat kekerasan seksual, ibu korban langsung melaporkan peristiwa itu ke kepolisian, yang kemudian kita tindaklanjuti. Melakukan visum terhadap korban, penyelidikan, penangkapan dan penahanan terhadap terduga pelaku," kata dia.
Dewi menambahkan, berkas perkara kasus kekerasan seksual terhadap anak tersebut sudah memasuki tahap pertama. "Tapi memang berkasnya dikembalikan oleh kejaksaan, karena masih ada yang harus dilengkapi. Termasuk perlunya psikiatri atau physical logis klinik pada pelaku sebagai tambahan bukti. Mengingat korbannya adalah anak," ujarnya.
Kapolres Parepare, AKBP Andiko Wicaksono, menegaskan kasus kekerasan seksual terhadap anak menjadi konsen dan mendapat atensi khusus pihaknya. Selain hal sama terjadi di banyak tempat, pihaknya tidak ingin masa depan para anak rusak dan memiliki gambaran yang gelap karena situsasi tersebut.
"Ini mendapat atensi khusus dari kami. Tentunya kami mungkin main-main dalam penanganan kasusnya," katanya saat memimpin pertemuan dengan keluarga korban di ruang Rupat Wicaksana Laghawa Polres Parepare, Senin (15/5/2023).
Pihaknya, tambah Andiko, berharap semua unsur Criminal Justice System (CJS) atau Sistem Peradilan Pidana (SPP) memiliki semangat yang sama dalam menyelamatkan masa depan para anak dari tindak kekerasan seksual.
Terpisah, Kasat Reskrim AKP Deki Marizaldi, mengemukakan secepatnya akan melengkapi sejumlah point yang dianggap masih kurang, sesuai petunjuk kejaksaan pasca dikembalikannya berkah tahap satu. "Yang jelas, kalau kita tidak yakin tidak mungkin kita tahan terduga pelaku," ujarnya.
Pelaku diganjar pasal 81 ayat 1, ayat 3, junto pasal 76 D, subsider pasal 82 ayat 1, ayat 2, junto pasal 76E, UU RI no 17 tahun 2016, tentang penetapan perpu no 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU no 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak menjadi UU, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Penasehat hukum korban, Arni Yonathan yang juga Direktur PBH BAIN HAM RI Sulsel mengaku, tergerak mendampingi korban setelah mendapat informasi terkait kasus tersebut. "Korban dari keluarga tidak mampu. Dan kami akan lakukan pendampingan hukum hingga korban mendapat keadilan karena ibu korban merasa sendiri sejak kasus ini dilaporkan ke kepolisian," ujarnya.
Sementara Wulan, ibu kedua korban mengaku kecewa pada pihak paralegal yang awalnya mendampingi kasus tersebut. Pasalnya, pendampingan yang dilakukan terhadap kedua anaknya terkesan setengah hati. "Mereka tidak pernah lagi menghubungi saya setelah semua data kami serahkan," katanya.
Sappe, salah satu paralegal yang mendampingi korban mengaku secara intens mendampingi korban sejak awal, baik secara langsung bertemu ibu korban, maupun membangun komunikasi melalui telepon. "Bahkan kami menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan pendampingan terhadap korban," katanya.
Di tempat terpisah, Kasat Intel Kejaksaan Negeri Parepare, Sugiharto, mengaku telah menerima berkas kasus tersebut namun dikembalikan karena masih ada sejumlah point yang harus dilengkapi. Termasuk, kata dia, keterangan psikiater terkait kejiwaan pelaku karena dari hasil pemeriksaan pelaku sama sekali tidak mengakui perbuatannya.
"Itu untuk melengkapi bukti-bukti. Karena saat sidang nantinya, korban anak tentu tidak disumpah. Makanya kami harus memperkuat bukti-bukti sebelum dilimpahkan ke pengadilan. Dan kami tegaskan, tidak ada tolerir terhadap kekerasan seksual terhadap anak. Tentu akan kita tuntut seberat-beratnya," tandasnya.
(TRI)
Berita Terkait
News
Polres Toraja Utara Tetapkan Pelaku Dugaan Pencabulan Anak di Langda Sebagai DPO
Warga Langda Kecamatan Sopai Kabupaten Toraja Utara, berinisial BO ditetapakan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Sat Reskrim Polres Toraja Utara.
Kamis, 17 Okt 2024 15:03
Sulsel
Masuk Musim Kemarau, Kapolres Parepare Himbau Warga Waspada Kebakaran
Kapolres Parepare, AKBP Arman Muis menghimbau seluruh warga Parepare agar waspada dengan kegiatan yang dapat memicu timbulnya kebakaran. baik di lahan perkebunan maupun pemukiman, disebabkan memasuki puncak musim kemarau.
Selasa, 13 Agu 2024 13:03
News
Polisi Amankan Pelaku Penganiayaan dengan Batu Bongkahan Cor di Parepare
Pemuda berusia 21 tahun berinisial A, diamankan oleh Unit Reskrim Polsek Ujung Polres Parepare. Ia diduga kuat telah melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap korban bernama Hamzah, umur 34 tahun.
Kamis, 01 Agu 2024 10:41
Sulsel
Janjikan Pekerjaan jadi Modus JN Cabuli Anak Dibawah Umur di Tana Toraja
Satuan Unit Resmob Polres Tana Toraja mengamankan pria inisial JN (28) telah melakukan pencabulan terhadap anak dibawah umur. Korban berusia tujuh belas tahun inisial ND.
Rabu, 24 Jul 2024 14:21
News
Pelaku Curanmor di Parepare Langsung Ditangkap Usai 3 Jam Beraksi
Hanya dalam waktu kurang lebih 3 jam, Unit Reskrim Polsek Ujung Polres Parepare berhasil menangkap terduga pelaku pencurian kendaraan bermotor (Curanmor).
Selasa, 09 Jul 2024 16:25
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
3
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
4
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
5
Merajai 4 Survei Terpercaya, Aurama' Diprediksi Keluar Sebagai Pemenang Pilkada Gowa 2024
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
3
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
4
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
5
Merajai 4 Survei Terpercaya, Aurama' Diprediksi Keluar Sebagai Pemenang Pilkada Gowa 2024