Kasus Demam Berdarah di Bulukumba Tembus 130 Sepanjang 2024

Luqman Zainuddin
Rabu, 13 Mar 2024 11:03
Kasus Demam Berdarah di Bulukumba Tembus 130 Sepanjang 2024
Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba melakukan foging di salah satu rumah warga. Grafik kasus demam berdarah di Kabupaten Bulukumba bergerak naik. Sudah ada 130 kasus DBD selama 2024. Foto: Ist
Comment
Share
BULUKUMBA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) menunjukkan tren peningkatan di Kabupaten Bulukumba. Tercatat, dari Januari hingga Maret 2024, sudah ada 130 kasus demam berdarah.

Kasus demam berdarah ini tersebar di seluruh desa dan kelurahan di wilayah Kabupaten Bulukumba. Dari 130 kasus tersebut, case fatality rate (CFR) atau persentase kematian berada pada angka 1,3 persen.

Data tersebut diungkap Etty Susanty, SKM, Pengelola Program DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba. Menurut Etty, ada beberapa faktor penyebab grafik kasus demam berdarah di Bulukumba naik.

"Perubahan cuaca dan tingginya intensitas hujan di beberapa daerah menjadi faktor peningkatan kasus DBD," ungkap Etty.

Selama ini, pihak terkait telah melakukan beberapa langkah prefentif. Salah satunya dengan edukasi masif di tengah masyarakat, baik melalui penyuluhan kelompok maupun secara mobile oleh petugas dari tiap Puskesmas.



Peningkatan kasus demam berdarah ini tampaknya membuat masyarakat cukup khawatir. Terbukti dengan banyaknya permintaan foging atau pengasapan yang diterima Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba dr Amrullah mengatakan, pihaknya menerima banyak laporan dan permintaan foging. Meski demikian, ia menekankan bahwa foging bukanlah solusi utama.

"Namun yang lebih penting lagi adalah menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan," beber Amrullah.

Baru-baru ini, Dinas Kesehatan juga telah melakukan foging di beberapa wilayah Desa Barombong, Kecamatan Gantarang, dengan dukungan Kepala Desa setempat, akhir pekan lalu. Kepada masyarakat, Dinas Kesehatan Bulukumba mengingatkan bahwa foging hanya akan membunuh nyamuk dewasa di luar rumah, namun tidak efektif untuk membunuh jentik nyamuk.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak dan berkelanjutan setidaknya seminggu sekali di rumah dan lingkungan masing-masing.



Petugas kesehatan juga semakin gencar menyampaikan pesan penting gerakan 3M Plus, yaitu menutup, menguras, mendaur ulang, melalui berbagai media sosial sebagai upaya mencegah peningkatan kasus DBD.

"Harapannya, dengan langkah-langkah preventif yang diambil, kasus DBD di Bulukumba dapat ditekan dan masyarakat dapat hidup lebih sehat serta nyaman dari ancaman penyakit DBD," Amrullah mengakhiri.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru