Maju Pilkada, Fahruddin Rangga Paparkan Membangun Takalar 2024
Ahmad Muhaimin
Senin, 03 Jun 2024 14:18
Fahruddin Rangga memaparkan bagaimana membangun Kabupaten Takalar. Foto: Muhaimin
MAKASSAR - Bakal Calon Bupati Takalar, Fahruddin Rangga memaparkan bagaimana membangun Butta Panrannuangku. Ia memang berniat maju di Pilkada pada November 2024 mendatang.
Rangga mengatakan, Takalar harus dilihat secara keseluruhan. Apalagi kabupaten ini secara geografis terdiri dari pesisir dan daratan hingga pegunungan yang memiliki dua karakteristik masyarakat yang berbeda dan harus dipahami secara baik.
"Saya berani mengatakan, (hanya) mimpi kita, kalau kita tidak bisa memahami karakteristik masyarakat yang akan kita pimpin, terus mau jadi pemimpin. Itu konsen buat saya," kata Rangga.
Sehingga kata dia, selama 10 tahun ini ia memanfaatkan betul selama dipercayakan menjadi wakil rakyat di DPRD Sulsel. Ia melihat wilayah di grassroot dan masih ada ruang yang sampai saat ini belum disentuh pemerintah.
"Sehingga yang ada di kepala saya, bagaimana ruang-ruang itu bisa diisi secara maksimal. Saya punya mimpi besar bagaimana Takalar kita buat wilayah yang ada UMKM-UMKM sebagai dorongan awal menumbuhkan percepatan ekonomi," ujarnya.
Menurut Rangga, semua wilayah kecamatan di Takalar punya karakteristik dan potensi yang berbeda-beda. Potensi inilah yang coba dipacu dan didorong.
Caranya tidak sekadar teori dan retorika. Tapi keseriusan itu digambarkan dengan menempatkan anggaran yang memadai di dalam APBD.
"Contohnya kalau kita hanya teriak, kalau kita hanya menggaungkan bahwa Takalar punya potensi wisata budaya, adat istiadat. Tapi tidak cukup kita hanya menggaungkan itu," tuturnya.
"Salah satu yang ingin saya sampaikan, Maudu Lompoa ialah salah satu potensi wisata yang sangat luar biasa. Tapi apa yang sekarang terjadi, bahwa itu biasa-biasa saja. Saat diperingati saja, orang datang berjunkung. Setelah itu, tidak ada apa-apa kan," sambungnya.
Anggota DPRD Sulsel dua periode ini menilai, harusnya pemerintah menciptakan infrastruktur yang memadai, sehingga orang masih tertarik datang ke sana. Paling tidak, harus dibuat miniatur sehingga orang ingin berkunjung kembali.
"Pemerintah harus punya terobosan, menciptakan daya magnet. Ketika datang sekali, maka dia harus punya rencana datang dua kali. Kalau kondisi biasa-biasa saja yang terjadi, maka tidak mungkin orang datang dua kali," bebernya.
Pria yang akrab disapa Dg Limpo ini menuturkan, saat ingin menciptakan suatu daya tarik, bukan saat memperingati saja. Tapi setelah memperingati, pengunjung bisa berangsur-angsur akan datang.
Lanjut Rangga, pemerintah tidak bisa berharap mendapatkan PAD dari wisata budaya Maudu Lompoa jika pelaksanaannya begini-begini aja. Hanya sekadar seremonial, apalagi pelaksanaannya hanya diperingati sekali setahun.
Dia menekankan, pemerintah harus punya pikiran dan terobosan. Bahwa setelah diperingati, pengunjung masih tertarik untuk datang. Makanya perlu diciptakan daya magnet.
"Contohnya membangun infrastruktur dan miniatur di sana, agar orang tertarik datang. Sehingga orang yang tidak menyaksikan pun, masih bisa lihat. 'Oh seperti ini kalau orang Maudu Lompoa'," paparnya.
Politisi Golkar ini menyampaikan, potensi lain bukan hanya itu di Takalar. Ada juga desa wisata di Ko'mara, Kecamatan Polongbangkeng Utara dan di wilayah pesisir.
Di sisi lain, Rangga menyoroti UMKM di Takalar. Menurutnya saat ini, pengadaan UMKM hadir secara sporadis. Tidak tertata sedikimian baik, dikarenakan pemerintah tidak terlalu masuk dan campur tangan untuk memberikan ruang.
Sehingga tidak terlihat dan tergambar bahwa itu salah satu daya tarik orang-orang untuk berlomba-lomba melihat itu di sana.
"Misalnya tertarik makan ikan, tentu ada daya tarik lain yang diciptakan oleh pemerintah. Kan menuju tempat makan ikan misalnya, kalau orang lewat lorong-lorong becek, terus di bawah kolong rumah. Tadinya lapar, bisa langsung kenyang kalua orang lewat," terangnya.
"Tetapi kalau pemerintah punya campur tangan besar di sana, membangun infrastruktur, membangun jalan yang baik, tentu orang tertarik untuk datang. Jadi bukan sekadar lapar orang datang, tapi memang ada daya tarik yang disiapkan pemerintah," imbuhnya.
Rangga menyebutkan, Takalar juga mempunyai Pulau Tanakeke sebagai wilayah kecamatan, yang bisa menjadi potensi jika pemerintah punya pandangan ke sana. Bisa diciptakan untuk potensi PAD kita dapat dari situ.
"Jadi kekayaan yang dimiliki Takalar selama ini belum dikelola secara maksimal. Yang ada di pikiran kita saat ini, dan semua orang Takalar memikirkan saat itu," kuncinya.
Rangga mengatakan, Takalar harus dilihat secara keseluruhan. Apalagi kabupaten ini secara geografis terdiri dari pesisir dan daratan hingga pegunungan yang memiliki dua karakteristik masyarakat yang berbeda dan harus dipahami secara baik.
"Saya berani mengatakan, (hanya) mimpi kita, kalau kita tidak bisa memahami karakteristik masyarakat yang akan kita pimpin, terus mau jadi pemimpin. Itu konsen buat saya," kata Rangga.
Sehingga kata dia, selama 10 tahun ini ia memanfaatkan betul selama dipercayakan menjadi wakil rakyat di DPRD Sulsel. Ia melihat wilayah di grassroot dan masih ada ruang yang sampai saat ini belum disentuh pemerintah.
"Sehingga yang ada di kepala saya, bagaimana ruang-ruang itu bisa diisi secara maksimal. Saya punya mimpi besar bagaimana Takalar kita buat wilayah yang ada UMKM-UMKM sebagai dorongan awal menumbuhkan percepatan ekonomi," ujarnya.
Menurut Rangga, semua wilayah kecamatan di Takalar punya karakteristik dan potensi yang berbeda-beda. Potensi inilah yang coba dipacu dan didorong.
Caranya tidak sekadar teori dan retorika. Tapi keseriusan itu digambarkan dengan menempatkan anggaran yang memadai di dalam APBD.
"Contohnya kalau kita hanya teriak, kalau kita hanya menggaungkan bahwa Takalar punya potensi wisata budaya, adat istiadat. Tapi tidak cukup kita hanya menggaungkan itu," tuturnya.
"Salah satu yang ingin saya sampaikan, Maudu Lompoa ialah salah satu potensi wisata yang sangat luar biasa. Tapi apa yang sekarang terjadi, bahwa itu biasa-biasa saja. Saat diperingati saja, orang datang berjunkung. Setelah itu, tidak ada apa-apa kan," sambungnya.
Anggota DPRD Sulsel dua periode ini menilai, harusnya pemerintah menciptakan infrastruktur yang memadai, sehingga orang masih tertarik datang ke sana. Paling tidak, harus dibuat miniatur sehingga orang ingin berkunjung kembali.
"Pemerintah harus punya terobosan, menciptakan daya magnet. Ketika datang sekali, maka dia harus punya rencana datang dua kali. Kalau kondisi biasa-biasa saja yang terjadi, maka tidak mungkin orang datang dua kali," bebernya.
Pria yang akrab disapa Dg Limpo ini menuturkan, saat ingin menciptakan suatu daya tarik, bukan saat memperingati saja. Tapi setelah memperingati, pengunjung bisa berangsur-angsur akan datang.
Lanjut Rangga, pemerintah tidak bisa berharap mendapatkan PAD dari wisata budaya Maudu Lompoa jika pelaksanaannya begini-begini aja. Hanya sekadar seremonial, apalagi pelaksanaannya hanya diperingati sekali setahun.
Dia menekankan, pemerintah harus punya pikiran dan terobosan. Bahwa setelah diperingati, pengunjung masih tertarik untuk datang. Makanya perlu diciptakan daya magnet.
"Contohnya membangun infrastruktur dan miniatur di sana, agar orang tertarik datang. Sehingga orang yang tidak menyaksikan pun, masih bisa lihat. 'Oh seperti ini kalau orang Maudu Lompoa'," paparnya.
Politisi Golkar ini menyampaikan, potensi lain bukan hanya itu di Takalar. Ada juga desa wisata di Ko'mara, Kecamatan Polongbangkeng Utara dan di wilayah pesisir.
Di sisi lain, Rangga menyoroti UMKM di Takalar. Menurutnya saat ini, pengadaan UMKM hadir secara sporadis. Tidak tertata sedikimian baik, dikarenakan pemerintah tidak terlalu masuk dan campur tangan untuk memberikan ruang.
Sehingga tidak terlihat dan tergambar bahwa itu salah satu daya tarik orang-orang untuk berlomba-lomba melihat itu di sana.
"Misalnya tertarik makan ikan, tentu ada daya tarik lain yang diciptakan oleh pemerintah. Kan menuju tempat makan ikan misalnya, kalau orang lewat lorong-lorong becek, terus di bawah kolong rumah. Tadinya lapar, bisa langsung kenyang kalua orang lewat," terangnya.
"Tetapi kalau pemerintah punya campur tangan besar di sana, membangun infrastruktur, membangun jalan yang baik, tentu orang tertarik untuk datang. Jadi bukan sekadar lapar orang datang, tapi memang ada daya tarik yang disiapkan pemerintah," imbuhnya.
Rangga menyebutkan, Takalar juga mempunyai Pulau Tanakeke sebagai wilayah kecamatan, yang bisa menjadi potensi jika pemerintah punya pandangan ke sana. Bisa diciptakan untuk potensi PAD kita dapat dari situ.
"Jadi kekayaan yang dimiliki Takalar selama ini belum dikelola secara maksimal. Yang ada di pikiran kita saat ini, dan semua orang Takalar memikirkan saat itu," kuncinya.
(UMI)
Berita Terkait
Sulsel
Didampingi Anggota DPRD Hj Megawati, Abang Fauzi Gerebek Pasar Terbesar di Lutra
Calon Bupati nomor urut 4, Muhammad Fauzi kembali melakukan gerebek pasar, Kamis (21/11/2024) pagi. Didampingi Anggota DPRD Lutra Hj Megawati Jamal, Abang Fauzi mendatangi Pasar Sentral Masamba.
Kamis, 21 Nov 2024 09:57
Sulsel
Tim Fauzi-Ajie Optimistis Menang di Atas 50 Persen di Malangke Raya
Tim pasangan calon (paslon) nomor urut 4, Muhammad Fauzi-Ajie Saputra optimistis mampu mendulang suara di atas 50 persen di dua kecamatan yakni Malangke dan Malangke Barat (Malangke Raya) pada Pilkada Luwu Utara 27 November mendatang.
Selasa, 19 Nov 2024 19:28
Sulsel
NH Rayakan Tasyukuran Lolos DPR RI Bersama Puluhan Ribu Warga Parepare
Anggota DPR RI Dapil Sulsel 2, HAM Nurdin Halid menggelar tasyakuran di Lapangan Andi Makkasau, Parepare pada Ahad (17/11/2024) malam.
Minggu, 17 Nov 2024 22:54
Makassar City
Soliditas Kader Terjaga di HUT ke-60 Golkar, Munafri Minta Menangkan Pilwali & Pilgub
Ketua DPD II Golkar Kota Makassar, juga calon Wali Kota 2024, Munafri Arifuddin meyakini kader Golkar di tingkat DPD II dan DPD I tetap solid memenangkan Pilkada serentak 2024.
Sabtu, 16 Nov 2024 13:28
Sulsel
Demokrat Sulsel Instruksikan Anggota DPRD Bentuk Desa Binaan sebagai Basis Suara
Partai Demokrat Sulsel menggelar orientasi anggota fraksi se-Sulawesi Selatan di Hotel Claro, Makassar. Kegiatan ini berlangsung selaman tiga hari yakni 14 sampai 16 November 2024.
Kamis, 14 Nov 2024 21:45
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
3
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
4
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
5
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
3
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
4
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
5
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada