Bawaslu Sulsel Temukan 31 Nama Pantarlih Terdaftar Anggota Parpol
Ahmad Muhaimin
Senin, 22 Jul 2024 17:25
Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad saat melakukan uji petik di Bantaeng. Foto: Dok Pribadi Saiful Jihad
MAKASSAR - Bawaslu Sulsel baru saja merilis hasil rekapitulasi data pengawasan prosedur pelaksanaan pencocokan dan penelitian (coklit) yang dilakukan di 24 kabupaten/kota. Dari total uji petik yang mencapai 682.569, ditemukan beberapa temuan penting yang perlu mendapat perhatian serius.
Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad mengatakan berdasarkan data yang dikumpulkan, terungkap bahwa sebanyak 232 kepala keluarga telah dicoklit namun tidak mendapatkan stiker sebagai tanda telah diverifikasi.
"Angka ini menjadi sorotan utama karena menunjukkan adanya kelemahan dalam pelaksanaan prosedur yang seharusnya memastikan setiap kepala keluarga mendapatkan stiker setelah dicoklit," kata Saiful.
Selain itu, hasil pengawasan juga menunjukkan terdapat 31 petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) yang terdaftar sebagai anggota partai politik. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait netralitas dan independensi pantarlih dalam menjalankan tugas mereka.
"Temuan tersebut terjadi di Kabupaten Takalar 5 orang, Jeneponto 3 orang, Toraja Utara 3 orang dan terbanyak di Kota Parepare 20 orang. Itu yang sudah kami sampaikan ke teman-teman terkait dengan adanya pantarlih yang terdaftar namanya di Sipol," ujar Saiful.
Dia menuturkan, pihaknya sudah memberikan informasi kepada KPU bahwa ada kader Parpol yang terpilih sebagai Pantarlih. Sebab nama Pantarlih tersebut masuk dalam Sipol.
"Kami sudah sampaikan ke KPU untuk memberikan penjelasan terkait dengan pantarlihnya yang dianggap terdaftar di parpol. Yang bisa menjelaskan ini teman-teman KPU makanya hasil pengawasan kami masih ditemukan nama Pantarlih yang namanya ada di Sipol," terangnya.
Menurut Saiful, KPU berdalih bahwa nama-nama Pantarlih yang masuk dalam Sipol sejatinya tidak terafiliasi dengan parpol. "Alasan KPU mereka tidak terafiliasi hanya dicatut namanya, itu penjelasan teman-teman di KPU," bebernya.
Lebih lanjut, sebanyak 29 kepala keluarga ditemukan belum dicoklit namun sudah ditempel stiker. Kejadian ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara prosedur yang diharapkan dengan praktik di lapangan.
"Temuan lainnya adalah 4 pantarlih yang tidak melakukan coklit secara langsung dan 4 pantarlih yang melimpahkan tugasnya kepada orang lain. Kedua hal ini jelas-jelas melanggar prosedur dan dapat mempengaruhi akurasi data pemilih yang sedang diperbaharui," ujarnya.
Meskipun tidak ditemukan pantarlih yang tidak memiliki surat keputusan (SK), hasil pengawasan ini tetap menyoroti pentingnya pelaksanaan prosedur yang ketat dan akurat.
"Bawaslu Sulawesi Selatan berkomitmen untuk terus memantau dan memastikan bahwa semua tahapan coklit dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku demi terciptanya pemilu yang jujur dan adil," terangnya.
Hasil pengawasan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pemutakhiran data pemilih, serta mendorong peningkatan kualitas pelaksanaan pemilu di masa mendatang.
Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad mengatakan berdasarkan data yang dikumpulkan, terungkap bahwa sebanyak 232 kepala keluarga telah dicoklit namun tidak mendapatkan stiker sebagai tanda telah diverifikasi.
"Angka ini menjadi sorotan utama karena menunjukkan adanya kelemahan dalam pelaksanaan prosedur yang seharusnya memastikan setiap kepala keluarga mendapatkan stiker setelah dicoklit," kata Saiful.
Selain itu, hasil pengawasan juga menunjukkan terdapat 31 petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) yang terdaftar sebagai anggota partai politik. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait netralitas dan independensi pantarlih dalam menjalankan tugas mereka.
"Temuan tersebut terjadi di Kabupaten Takalar 5 orang, Jeneponto 3 orang, Toraja Utara 3 orang dan terbanyak di Kota Parepare 20 orang. Itu yang sudah kami sampaikan ke teman-teman terkait dengan adanya pantarlih yang terdaftar namanya di Sipol," ujar Saiful.
Dia menuturkan, pihaknya sudah memberikan informasi kepada KPU bahwa ada kader Parpol yang terpilih sebagai Pantarlih. Sebab nama Pantarlih tersebut masuk dalam Sipol.
"Kami sudah sampaikan ke KPU untuk memberikan penjelasan terkait dengan pantarlihnya yang dianggap terdaftar di parpol. Yang bisa menjelaskan ini teman-teman KPU makanya hasil pengawasan kami masih ditemukan nama Pantarlih yang namanya ada di Sipol," terangnya.
Menurut Saiful, KPU berdalih bahwa nama-nama Pantarlih yang masuk dalam Sipol sejatinya tidak terafiliasi dengan parpol. "Alasan KPU mereka tidak terafiliasi hanya dicatut namanya, itu penjelasan teman-teman di KPU," bebernya.
Lebih lanjut, sebanyak 29 kepala keluarga ditemukan belum dicoklit namun sudah ditempel stiker. Kejadian ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara prosedur yang diharapkan dengan praktik di lapangan.
"Temuan lainnya adalah 4 pantarlih yang tidak melakukan coklit secara langsung dan 4 pantarlih yang melimpahkan tugasnya kepada orang lain. Kedua hal ini jelas-jelas melanggar prosedur dan dapat mempengaruhi akurasi data pemilih yang sedang diperbaharui," ujarnya.
Meskipun tidak ditemukan pantarlih yang tidak memiliki surat keputusan (SK), hasil pengawasan ini tetap menyoroti pentingnya pelaksanaan prosedur yang ketat dan akurat.
"Bawaslu Sulawesi Selatan berkomitmen untuk terus memantau dan memastikan bahwa semua tahapan coklit dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku demi terciptanya pemilu yang jujur dan adil," terangnya.
Hasil pengawasan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pemutakhiran data pemilih, serta mendorong peningkatan kualitas pelaksanaan pemilu di masa mendatang.
(UMI)
Berita Terkait
News
Andi Sudirman-Fatmawati Dapat Dukungan Tiga Paslon Bupati di Sulsel
Paslon Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman bersama Fatmawati Rusdi, semakin mengokohkan dukungan politiknya menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel
Jum'at, 18 Okt 2024 10:43
Sulsel
Ditetapkan Tersangka, KPU Palopo Klaim Sudah Lakukan Proses Sesuai Prosedur
Tiga Komisioner KPU Palopo ditetapkan tersangka dugaan kasus ijazah palsu paket C milik Calon Wali Kota Palopo, Trisal Tahir. Ketiganya ialah Ketua Irwandi Djumadin, Abbas Djohan, dan Muhatzir M Hamid.
Kamis, 17 Okt 2024 18:50
Sulsel
Polisi Tetapkan 3 Komisioner KPU Palopo dan 1 Cawalkot Tersangka Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Gakkumdu Palopo menetapkan calon Wali Kota Palopo, Trisal Tahir dalam dugaan kasus ijazah palsu paket C. Hal ini diungkapkan Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi pada Kamis (17/10/2024).
Kamis, 17 Okt 2024 16:14
Sulsel
Teriakan Riuh Masyarakat Berharap Andi Sudirman-Fatmawati Lanjutkan Pembangunan di Sulsel
Masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) tak bisa menapikkan bukti kecintaannya terhadap Calon Gubernur Sulsel nomor urut 02, Andi Sudirman Sulaiman.
Kamis, 17 Okt 2024 15:29
News
Fatmawati Konsisten Perjuangkan Hak Perempuan dan Anak di Sulsel
Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor urut 2, Fatmawati Rusdi, menuai respon positif atas kiprahnya di dunia politik. Duet Andi Sudirman Sulaiman pada Pilgub Sulsel 2024
Kamis, 17 Okt 2024 13:23
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Polisi Tetapkan 3 Komisioner KPU Palopo dan 1 Cawalkot Tersangka Kasus Dugaan Ijazah Palsu
2
Ditetapkan Tersangka, KPU Palopo Klaim Sudah Lakukan Proses Sesuai Prosedur
3
Kolaborasi Sejumlah Pihak, UPT ASDP Bira Gelar Kerja Bakti di Pelabuhan Penyeberangan
4
Polres Bantaeng Ringkus Pelaku Penikaman Pengawal Uji-Sah
5
Andi Sudirman Sulaiman Puji Kekompakan Husniah-Darmawangsyah
6
Tidak 'Mabangka', Ratusan Perempuan Nuha Bergerak Menangkan Ibas-Puspa
7
Beredar Selebaran Black Campaign di Kaloling, Begini Respons Ilham Azikin