TACB Maros Rekomendasikan 13 Objek Menjadi Cagar Budaya Peringkat Kabupaten
Minggu, 21 Des 2025 19:08
Penyerahan hasil sidang penetapan dan pemeringkatan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Maros. Foto: SINDO Makassar/Najmi S Limonu
MAROS - Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Maros merekomendasikan 13 Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) untuk ditetapkan sebagai benda cagar budaya tidak bergerak peringkat Kabupaten oleh Bupati.
Keputusan ini dihasilkan melalui sidang penetapan dan pemeringkatan, Kamis, 18 Desember 2025, di Aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maros.
Ketua TACB Maros, Muhammad Ramli, mengatakan, ini merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan pengelolaan warisan budaya daerah.
Sebelum dilakukan penetapan cagar budaya, kata dia, terlebih dahulu dilakukan pengkajian secara sistematis melalui identifikasi, klasifikasi, hingga analisis nilai penting dari setiap objek yang dinominasikan.
Dia mengatakan, ada 13 objek yang direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Tidak Bergerak peringkat Kabupaten.
"Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi tim ahli terhadap data pendaftaran, ke-13 objek tersebut dinyatakan telah memenuhi kriteria sebagai Benda Cagar Budaya Tidak Bergerak sebagaimana diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya," katanya Minggu (21/12/2025).
Penetapan benda cagar budaya tidak bergerak ini, bertujuan untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya yang merupakan identitas bangsa.
"Juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya sejarah dan budaya lokal," sebutnya.
Benda-benda tersebut merupakan karya buatan manusia yang mewakili gaya khas penggambaran aktivitas manusia masa lampau, sehingga pelestariannya harus menjadi prioritas karena saat ini menghadapi ancaman nyata dari aksi vandalisme serta faktor lingkungan alam.
"Langkah penetapan ini sangat mendesak karena adanya ancaman nyata terhadap situs-situs tersebut, baik dari aksi vandalisme maupun faktor lingkungan alam," katanya.
Selanjutnya rekomendasi ini diserahkan kepada Bupati Maros agar segera ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Keputusan (SK) penetapan dan SK pemeringkatan demi menjamin perlindungan hukum dan kelestarian warisan budaya daerah.
Objek-objek yang direkomendasikan mencakup kekayaan prasejarah dan sejarah yang sangat beragam, mulai dari lukisan tapak tangan di Leang Jarie, Leang Lompoa, dan Leang Barugayya, hingga berbagai lukisan satwa seperti Babirusa di Leang Pettae, Leang Pettakere, dan Leang Timpuseng.
Selain itu, terdapat pula rekomendasi untuk penetapan lukisan manusia di Leang Sampeang dan Leang Jing, lukisan garis vertikal di Leang Bettue, serta temuan rangka manusia di Leang Jarie.
Dari sisi peninggalan sejarah, turut direkomendasikan dua jenis Nisan di Dampang Marana (Tipe H dan Tipe Hulu Keris) serta Pintu Air Kanal Kuno Lamma Marana.
Penetapan ini memiliki nilai multifaset yang penting bagi masyarakat luas, mencakup aspek pendidikan sebagai sumber pembelajaran sejarah, nilai sosial sebagai identitas komunitas, hingga potensi ekonomi melalui pengembangan pariwisata lokal.
Setelah proses di tingkat kabupaten selesai, pihak pemerintah daerah diharapkan segera mengusulkan situs-situs tersebut kepada Pemerintah Provinsi untuk mendapatkan status Peringkat Provinsi sebagai syarat menuju pemeringkatan Nasional.
Sidang ini turut dihadiri oleh para anggota TACB lainnya, narasumber ahli, serta pemangku kepentingan terkait termasuk perwakilan guru, camat, dan komunitas seni budaya di Kabupaten Maros.
Keputusan ini dihasilkan melalui sidang penetapan dan pemeringkatan, Kamis, 18 Desember 2025, di Aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maros.
Ketua TACB Maros, Muhammad Ramli, mengatakan, ini merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan pengelolaan warisan budaya daerah.
Sebelum dilakukan penetapan cagar budaya, kata dia, terlebih dahulu dilakukan pengkajian secara sistematis melalui identifikasi, klasifikasi, hingga analisis nilai penting dari setiap objek yang dinominasikan.
Dia mengatakan, ada 13 objek yang direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Tidak Bergerak peringkat Kabupaten.
"Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi tim ahli terhadap data pendaftaran, ke-13 objek tersebut dinyatakan telah memenuhi kriteria sebagai Benda Cagar Budaya Tidak Bergerak sebagaimana diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya," katanya Minggu (21/12/2025).
Penetapan benda cagar budaya tidak bergerak ini, bertujuan untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya yang merupakan identitas bangsa.
"Juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya sejarah dan budaya lokal," sebutnya.
Benda-benda tersebut merupakan karya buatan manusia yang mewakili gaya khas penggambaran aktivitas manusia masa lampau, sehingga pelestariannya harus menjadi prioritas karena saat ini menghadapi ancaman nyata dari aksi vandalisme serta faktor lingkungan alam.
"Langkah penetapan ini sangat mendesak karena adanya ancaman nyata terhadap situs-situs tersebut, baik dari aksi vandalisme maupun faktor lingkungan alam," katanya.
Selanjutnya rekomendasi ini diserahkan kepada Bupati Maros agar segera ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Keputusan (SK) penetapan dan SK pemeringkatan demi menjamin perlindungan hukum dan kelestarian warisan budaya daerah.
Objek-objek yang direkomendasikan mencakup kekayaan prasejarah dan sejarah yang sangat beragam, mulai dari lukisan tapak tangan di Leang Jarie, Leang Lompoa, dan Leang Barugayya, hingga berbagai lukisan satwa seperti Babirusa di Leang Pettae, Leang Pettakere, dan Leang Timpuseng.
Selain itu, terdapat pula rekomendasi untuk penetapan lukisan manusia di Leang Sampeang dan Leang Jing, lukisan garis vertikal di Leang Bettue, serta temuan rangka manusia di Leang Jarie.
Dari sisi peninggalan sejarah, turut direkomendasikan dua jenis Nisan di Dampang Marana (Tipe H dan Tipe Hulu Keris) serta Pintu Air Kanal Kuno Lamma Marana.
Penetapan ini memiliki nilai multifaset yang penting bagi masyarakat luas, mencakup aspek pendidikan sebagai sumber pembelajaran sejarah, nilai sosial sebagai identitas komunitas, hingga potensi ekonomi melalui pengembangan pariwisata lokal.
Setelah proses di tingkat kabupaten selesai, pihak pemerintah daerah diharapkan segera mengusulkan situs-situs tersebut kepada Pemerintah Provinsi untuk mendapatkan status Peringkat Provinsi sebagai syarat menuju pemeringkatan Nasional.
Sidang ini turut dihadiri oleh para anggota TACB lainnya, narasumber ahli, serta pemangku kepentingan terkait termasuk perwakilan guru, camat, dan komunitas seni budaya di Kabupaten Maros.
(MAN)
Berita Terkait
Sulsel
Bupati Maros Ajak Ayah Lebih Terlibat Lewat Gerakan Mengambil Rapor
Bupati Maros AS Chaidir Syam mengajak para ayah untuk lebih terlibat langsung dalam pendidikan anak melalui gerakan Ayah Mengambil Rapor.
Kamis, 18 Des 2025 16:33
Sulsel
Bupati Maros Terbitkan Surat Edaran Larangan Petasan, Miras dan Narkoba
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros menerbitkan edaran menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Isinya memuat sejumlah poin yang bermuara pada keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Rabu, 17 Des 2025 18:05
Sulsel
13 Pasang Muda-mudi Maros ikuti Ajang Pemilihan Duta Anti Narkoba
Grand Final Pemilihan Duta Anti Narkoba Kabupaten Maros sukses digelar. Kegiatan itu dibuka oleh Wakil Bupati Maros, Andi Muetazim Mansyur di Gedung Serbaguna Pemkab Maros, Sabtu (13/12/2025).
Minggu, 14 Des 2025 12:35
Sulsel
Pemkab Maros Buat Skema Penanganan Banjir di Moncongloe
Wakil Bupati Maros, Muetazim Mansyur mengatakan, rapat koordinasi ini merupakan kali kedua digelar. Rakor ini mempertemukan berbagai instansi teknis dan pihak pengembang perumahan di wilayah tersebut.
Selasa, 09 Des 2025 13:23
Sulsel
Mendes PDT Lakukan Peletakan Batu Pertama Koperasi Merah Putih di Bonto Mate'ne
Dalam kegiatan itu, Yandri menitip harapan agar Koperasi Desa Merah Putih Desa ini akan segera selesai. Sekaligus bisa melakukan pelayanan terdekat dengan masyarakat sini.
Selasa, 02 Des 2025 12:54
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Diduga Cabuli Nenek 70 Tahun, Pria 61 Tahun di Jeneponto Ditangkap Polisi
2
Apresiasi Pelanggan, PLN Icon Plus Gelar Nobar di Makassar
3
Daftar Mutasi Terbaru Polda Sulsel, 21 Pejabat Bergeser
4
PT CLM dan Basarnas Tutup Pelatihan SAR, 23 Peserta Siap Perkuat ERT di Lutim
5
Direksi dan Relawan PLN Kawal Pemulihan Layanan Publik di Aceh
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Diduga Cabuli Nenek 70 Tahun, Pria 61 Tahun di Jeneponto Ditangkap Polisi
2
Apresiasi Pelanggan, PLN Icon Plus Gelar Nobar di Makassar
3
Daftar Mutasi Terbaru Polda Sulsel, 21 Pejabat Bergeser
4
PT CLM dan Basarnas Tutup Pelatihan SAR, 23 Peserta Siap Perkuat ERT di Lutim
5
Direksi dan Relawan PLN Kawal Pemulihan Layanan Publik di Aceh