4 Bulan Warga Desa Tupabiring Maros Krisis Air Bersih
Rabu, 13 Sep 2023 16:43

Warga Tupabiring, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros memberikan penjelasan kepada wartawan terkait krisis air bersih yang sudah berlangsung empat bulan. Foto: SINDO Makassar/Najmi S Limonu
MAROS - Sudah empat bulan warga Desa Tupabiring, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros mengalami krisis air bersih.
Selama ini, untuk bertahan di tengah krisis air bersih, warga mengandalkan sumur tadah hujan. Namun, sejak tiga bulan lalu, sumur itu mengering.
Kepala Desa Tupabiring Muhammad Arif menjelaskan, biasanya air di sumur tadah hujan bisa bertahan hingga bulan Agustus tiap tahunnya.
"Dulu warga itu mengambil air dengan cara manual, sekarang sudah menggunakan mesin jadi sumurnya lebih cepat mengering," terangnya, Rabu (13/9/2023).
Akibat mengeringnya sumur tadah hujan ini, sebagian warga terpaksa menggunakan air empang untuk keperluan sehari-hari.
"Terpaksa warga gunakan air empang karena sumur tadah hujan sudah kering kerontang," ujarnya.
Selain menggunakan air empang, warga juga kerap kali membeli air kepada para pengusaha. Harganya mulai dari Rp90 ribu.
"Pick up isi 2.400 liter dibeli dengan harga Rp90-100 ribu, tergantung jarak tempuhnya, air ini bisa tahan satu minggu, kalau mobil tangki Rp160 ribu dan bisa tahan 2 minggu," terangnya.
Dia menyebutkan, biasanya ada bantuan air bersih yang disalurkan dari BPBD dan PMI Maros. Hanya saja, jumlahnya terbatas dan tidak mencakup seluruh warga.
"Bantuan air ini kan digilir juga di beberapa desa lain, terus jumlahnya itu tidak cukup untuk seluruh warga desa," terangnya.
Salah seorang warga Arifin mengaku hanya membeli air sesekali. Pasalnya harganya yang cukup mahal dan dirasa cukup membebani perekonomian keluarga.
"Kita hanya gunakan air yang dibeli untuk memasak, sisanya kalau mau mandi atau mencuci kita ambil di sumur, itupun hanya bisa ambil sedikit karena sumurnya juga kering, hanya pada pagi atau sore ada airnya," terangnya.
Selama ini, untuk bertahan di tengah krisis air bersih, warga mengandalkan sumur tadah hujan. Namun, sejak tiga bulan lalu, sumur itu mengering.
Kepala Desa Tupabiring Muhammad Arif menjelaskan, biasanya air di sumur tadah hujan bisa bertahan hingga bulan Agustus tiap tahunnya.
"Dulu warga itu mengambil air dengan cara manual, sekarang sudah menggunakan mesin jadi sumurnya lebih cepat mengering," terangnya, Rabu (13/9/2023).
Akibat mengeringnya sumur tadah hujan ini, sebagian warga terpaksa menggunakan air empang untuk keperluan sehari-hari.
"Terpaksa warga gunakan air empang karena sumur tadah hujan sudah kering kerontang," ujarnya.
Selain menggunakan air empang, warga juga kerap kali membeli air kepada para pengusaha. Harganya mulai dari Rp90 ribu.
"Pick up isi 2.400 liter dibeli dengan harga Rp90-100 ribu, tergantung jarak tempuhnya, air ini bisa tahan satu minggu, kalau mobil tangki Rp160 ribu dan bisa tahan 2 minggu," terangnya.
Dia menyebutkan, biasanya ada bantuan air bersih yang disalurkan dari BPBD dan PMI Maros. Hanya saja, jumlahnya terbatas dan tidak mencakup seluruh warga.
"Bantuan air ini kan digilir juga di beberapa desa lain, terus jumlahnya itu tidak cukup untuk seluruh warga desa," terangnya.
Salah seorang warga Arifin mengaku hanya membeli air sesekali. Pasalnya harganya yang cukup mahal dan dirasa cukup membebani perekonomian keluarga.
"Kita hanya gunakan air yang dibeli untuk memasak, sisanya kalau mau mandi atau mencuci kita ambil di sumur, itupun hanya bisa ambil sedikit karena sumurnya juga kering, hanya pada pagi atau sore ada airnya," terangnya.
(MAN)
Berita Terkait

Sulsel
Krisis Air Bersih, Warga Bontoa Terpaksa Gunakan Air Asin
Krisis air bersih meluas di Kabupaten Maros. Di Dusun Campagayya, Desa Tupabiring, Kecamatan Bontoa, warga kini kesulitan mendapatkan air bersih.
Senin, 08 Sep 2025 18:37

Sulsel
Respons Cepat PT Vale Bantu Atasi Krisis Air di Lioka dan Timampu
PT Vale segera mengirimkan bantuan air bersih. Tim darurat perusahaan menyiapkan mobil tangki, tandon, & jaringan selang untuk memastikan akses air bagi warga.
Senin, 01 Sep 2025 13:31

Sulsel
PLN Peduli Serahkan Bantuan Sarana Air Bersih kepada 392 KK di Jeneponto
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi, melalui Unit Pelaksana Proyek Sulawesi Selatan, secara simbolis menyerahkan bantuan sarana air bersih untuk warga di Jeneponto.
Jum'at, 15 Nov 2024 13:40

Sulsel
17 Ribu Hektare Lebih Sawah di Maros Tidak Bisa Ditanami
Kekeringan di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan turut berdampak pada sektor pertanian. Tercatat ada 17 ribu hektare lebih atau 68.82 persen sawah warga yang tak bisa ditanami padi hingga saat ini.
Kamis, 31 Okt 2024 11:21

Sulsel
21.139 Jiwa di Kabupaten Maros Terdampak Krisis air
Sekretaris BPBD Maros, Nasrul mengatakan, kekeringan saat ini sudah melanda empat kecamatan di daerah pesisir Kabupaten Maros.
Selasa, 01 Okt 2024 13:15
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Dari Duka Menjadi Semangat Kebersamaan
2

Warga Mula Baru Datangi Kantor Pengembang, FKS Land-Tallasa City Respon Soal PLTSA
3

Perjuangan dan Semangat Santri Sulsel di Ajang MQK 2025
4

Penantian Berbuah Manis! Cerita Pembeli Pertama Honda Rebel 1100 di Indonesia Timur
5

LPG 3 Kg di Maros Aman, Harga Rp22 Ribu/Tabung di Tingkat Eceran
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Dari Duka Menjadi Semangat Kebersamaan
2

Warga Mula Baru Datangi Kantor Pengembang, FKS Land-Tallasa City Respon Soal PLTSA
3

Perjuangan dan Semangat Santri Sulsel di Ajang MQK 2025
4

Penantian Berbuah Manis! Cerita Pembeli Pertama Honda Rebel 1100 di Indonesia Timur
5

LPG 3 Kg di Maros Aman, Harga Rp22 Ribu/Tabung di Tingkat Eceran