PB IPMIL RAYA Desak Polrestabes Makassar Tangkap Pelaku Teror dan Penyisiran Kampus
Senin, 28 Jul 2025 07:48
PB IPMIL RAYA juga mendesak Kapolrestabes Makassar untuk segera menindak tegas berbagai pelanggaran hukum yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (PB IPMIL RAYA) menanggapi tegas berbagai tuduhan yang menyudutkan organisasinya terkait sejumlah aksi kekerasan di beberapa kampus di Kota Makassar.
PB IPMIL RAYA menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan merupakan upaya pengalihan isu dari tindakan sekelompok oknum yang diduga melakukan kekerasan dan provokasi.
Ketua Umum PB IPMIL RAYA, Abd. Hafid menyebut bahwa sejumlah narasi yang beredar menyebut organisasi mereka sebagai pelaku tanpa bukti, padahal pelaku sesungguhnya tidak pernah diidentifikasi secara resmi.
“Lucu sekali ketika mereka menyebut pelaku sebagai OTK (Orang Tak Dikenal), tapi justru menyebut IPMIL secara langsung. Ini adalah bentuk manipulasi informasi yang mencederai logika publik,” ujar Hafid.
Selain itu, PB IPMIL RAYA juga mendesak Kapolrestabes Makassar untuk segera menindak tegas berbagai pelanggaran hukum yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, termasuk:
Penangkapan terhadap kelompok tidak dikenal yang membawa senjata tajam dan menyebar ancaman terbuka,
Penertiban dan penindakan atas penyebaran spanduk bermuatan ujaran kebencian dan ajakan kekerasan,
Pengusutan tindakan penyisiran di kampus yang dianggap melanggar hukum dan mengganggu ketertiban akademik.
PB IPMIL RAYA menyebut bahwa tindakan tersebut melanggar sejumlah regulasi, di antaranya:
Pasal 2 Ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang larangan membawa senjata tajam tanpa izin,
Pasal 160 KUHP (UU No. 1 Tahun 1946) tentang larangan menghasut masyarakat untuk melakukan kekerasan.
"Aksi provokasi dan teror terbuka di ruang publik serta lingkungan kampus merupakan ancaman serius terhadap moral pendidikan dan ketertiban umum,” ujar PB IPMIL RAYA dalam pernyataan resminya.
PB IPMIL RAYA menolak tegas pelabelan negatif terhadap organisasinya. IPMIL RAYA menyatakan bahwa mereka adalah organisasi independen dan intelektual yang telah aktif selama puluhan tahun dalam pengembangan pendidikan dan kepemudaan di Tana Luwu serta Sulawesi Selatan.
"Menyamakan IPMIL RAYA dengan kelompok kriminal adalah pelecehan terhadap sejarah dan identitas organisasi kami,” tegas Hafid.
PB IPMIL RAYA juga telah melaporkan insiden kekerasan yang mereka alami secara resmi kepada pihak kepolisian.
Adapun nomor laporan Polisi yakni LP/B/1320/VII/2025/SPKT/PolrestabesMakassar/Polda Sulawesi Selatan yang dimasukkan pada 25 Juli 2025.
Namun hingga saat ini, belum ada tindakan nyata dari pihak kepolisian. IPMIL RAYA mempertanyakan sikap aparat yang dinilai pasif dan tidak responsif terhadap pelaporan tersebut.
Mereka juga menyebut adanya kelompok yang mereka identifikasi sebagai “Komunitas Kelompok Bermotor (KKB)” yang kerap melakukan intimidasi di kampus dan membawa atribut.
Namun hingga saat ini, belum ada tindakan nyata dari Kapolrestabes Makassar. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar terkait keberpihakan aparat, seolah ada pembiaran terhadap kelompok bertopeng yang membawa senjata tajam dan menyebarkan ajakan perang.
PB IPMIL RAYA menyebut kelompok ini sebagai KKB – Komunitas Kelompok Bermotor, yang menggunakan atribut kekerasan untuk mengintimidasi mahasiswa lain. Kami menyayangkan jika aparat justru terkesan melindungi pelaku, bukan korban.
Penjemputan Paksa dan Penahanan Mahasiswa IPMIL RAYA: Tindakan Sewenang-Wenang yang Melanggar Hukum.
PB IPMIL RAYA menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan penjemputan paksa oleh aparat Jatanras Polrestabes Makassar terhadap sejumlah mahasiswa dan alumni IPMIL RAYA yang tinggal di Asrama Kijang, sekretariat resmi PB IPMIL RAYA.
Penjemputan tersebut dilakukan pada Jumat, 26 Juli 2025 sekitar pukul 09.00 WITA, tanpa disertai surat perintah yang sah dan dasar hukum yang jelas. Hingga saat ini, sejumlah mahasiswa masih ditahan tanpa kejelasan status hukum.
“Kami mengecam tindakan ini sebagai bentuk penyalahgunaan kewenangan dan pelanggaran terhadap hak asasi mahasiswa. Mereka yang tinggal di Asrama Kijang adalah mahasiswa aktif dan alumni, bukan kriminal. Mereka tidak sedang melakukan pelanggaran hukum. Lalu apa dasar penangkapan dan penahanan ini?” tegas Abd Hafid.
Ia menegaskan organdanya bukan kriminal. PB IPMIL RAYA akan melawan seluruh provokasi ini dengan cara yang dingin.
"Kami bukan kriminal. Kami bukan teroris kampus. Kami akan terus melawan provokasi dengan kepala dingin, dan menempuh jalur hukum terhadap segala bentuk ujaran kebencian dan fitnah yang mencemarkan nama baik organisasi kami," tandasnya.
PB IPMIL RAYA mengajak seluruh mahasiswa, masyarakat, dan aparat keamanan untuk bersatu menjaga Makassar, menolak kekerasan, dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Provokator harus ditindak. Moral pendidikan harus dijaga. Dan rasa aman mahasiswa harus dipulihkan.
PB IPMIL RAYA menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan merupakan upaya pengalihan isu dari tindakan sekelompok oknum yang diduga melakukan kekerasan dan provokasi.
Ketua Umum PB IPMIL RAYA, Abd. Hafid menyebut bahwa sejumlah narasi yang beredar menyebut organisasi mereka sebagai pelaku tanpa bukti, padahal pelaku sesungguhnya tidak pernah diidentifikasi secara resmi.
“Lucu sekali ketika mereka menyebut pelaku sebagai OTK (Orang Tak Dikenal), tapi justru menyebut IPMIL secara langsung. Ini adalah bentuk manipulasi informasi yang mencederai logika publik,” ujar Hafid.
Selain itu, PB IPMIL RAYA juga mendesak Kapolrestabes Makassar untuk segera menindak tegas berbagai pelanggaran hukum yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, termasuk:
Penangkapan terhadap kelompok tidak dikenal yang membawa senjata tajam dan menyebar ancaman terbuka,
Penertiban dan penindakan atas penyebaran spanduk bermuatan ujaran kebencian dan ajakan kekerasan,
Pengusutan tindakan penyisiran di kampus yang dianggap melanggar hukum dan mengganggu ketertiban akademik.
PB IPMIL RAYA menyebut bahwa tindakan tersebut melanggar sejumlah regulasi, di antaranya:
Pasal 2 Ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang larangan membawa senjata tajam tanpa izin,
Pasal 160 KUHP (UU No. 1 Tahun 1946) tentang larangan menghasut masyarakat untuk melakukan kekerasan.
"Aksi provokasi dan teror terbuka di ruang publik serta lingkungan kampus merupakan ancaman serius terhadap moral pendidikan dan ketertiban umum,” ujar PB IPMIL RAYA dalam pernyataan resminya.
PB IPMIL RAYA menolak tegas pelabelan negatif terhadap organisasinya. IPMIL RAYA menyatakan bahwa mereka adalah organisasi independen dan intelektual yang telah aktif selama puluhan tahun dalam pengembangan pendidikan dan kepemudaan di Tana Luwu serta Sulawesi Selatan.
"Menyamakan IPMIL RAYA dengan kelompok kriminal adalah pelecehan terhadap sejarah dan identitas organisasi kami,” tegas Hafid.
PB IPMIL RAYA juga telah melaporkan insiden kekerasan yang mereka alami secara resmi kepada pihak kepolisian.
Adapun nomor laporan Polisi yakni LP/B/1320/VII/2025/SPKT/PolrestabesMakassar/Polda Sulawesi Selatan yang dimasukkan pada 25 Juli 2025.
Namun hingga saat ini, belum ada tindakan nyata dari pihak kepolisian. IPMIL RAYA mempertanyakan sikap aparat yang dinilai pasif dan tidak responsif terhadap pelaporan tersebut.
Mereka juga menyebut adanya kelompok yang mereka identifikasi sebagai “Komunitas Kelompok Bermotor (KKB)” yang kerap melakukan intimidasi di kampus dan membawa atribut.
Namun hingga saat ini, belum ada tindakan nyata dari Kapolrestabes Makassar. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar terkait keberpihakan aparat, seolah ada pembiaran terhadap kelompok bertopeng yang membawa senjata tajam dan menyebarkan ajakan perang.
PB IPMIL RAYA menyebut kelompok ini sebagai KKB – Komunitas Kelompok Bermotor, yang menggunakan atribut kekerasan untuk mengintimidasi mahasiswa lain. Kami menyayangkan jika aparat justru terkesan melindungi pelaku, bukan korban.
Penjemputan Paksa dan Penahanan Mahasiswa IPMIL RAYA: Tindakan Sewenang-Wenang yang Melanggar Hukum.
PB IPMIL RAYA menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan penjemputan paksa oleh aparat Jatanras Polrestabes Makassar terhadap sejumlah mahasiswa dan alumni IPMIL RAYA yang tinggal di Asrama Kijang, sekretariat resmi PB IPMIL RAYA.
Penjemputan tersebut dilakukan pada Jumat, 26 Juli 2025 sekitar pukul 09.00 WITA, tanpa disertai surat perintah yang sah dan dasar hukum yang jelas. Hingga saat ini, sejumlah mahasiswa masih ditahan tanpa kejelasan status hukum.
“Kami mengecam tindakan ini sebagai bentuk penyalahgunaan kewenangan dan pelanggaran terhadap hak asasi mahasiswa. Mereka yang tinggal di Asrama Kijang adalah mahasiswa aktif dan alumni, bukan kriminal. Mereka tidak sedang melakukan pelanggaran hukum. Lalu apa dasar penangkapan dan penahanan ini?” tegas Abd Hafid.
Ia menegaskan organdanya bukan kriminal. PB IPMIL RAYA akan melawan seluruh provokasi ini dengan cara yang dingin.
"Kami bukan kriminal. Kami bukan teroris kampus. Kami akan terus melawan provokasi dengan kepala dingin, dan menempuh jalur hukum terhadap segala bentuk ujaran kebencian dan fitnah yang mencemarkan nama baik organisasi kami," tandasnya.
PB IPMIL RAYA mengajak seluruh mahasiswa, masyarakat, dan aparat keamanan untuk bersatu menjaga Makassar, menolak kekerasan, dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Provokator harus ditindak. Moral pendidikan harus dijaga. Dan rasa aman mahasiswa harus dipulihkan.
(UMI)
Berita Terkait
Ekbis
LPS FinLab 2025 Ajak Mahasiswa Sulsel Melek Keuangan dan Menabung Aman
Kantor Perwakilan LPS III Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua menggelar Forum Inklusi dan Literasi Bersama LPS (LPS FinLab) 2025 di lima kampus lingkup Sulsel.
Jum'at, 31 Okt 2025 20:35
News
Asmo Sulsel Dorong Sinergi Kampus dan Industri lewat Campus Network
Asmo Sulsel menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia pendidikan melalui kegiatan Campus Network yang digelar di Universitas Atma Jaya Makassar.
Jum'at, 31 Okt 2025 18:20
News
Asmo Sulsel Dorong Inovasi Mahasiswa Lewat Business Case Competition 2025
Asmo Sulsel kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia pendidikan dan inovasi anak muda melalui ajang Astra Motor Business Case Competition (AMBCC) 2025 Tingkat Regional.
Sabtu, 25 Okt 2025 16:13
Sulsel
Gagas Fortifikasi Beras Protein, Mahasiswa Polipangkep Juara 1 KEIN 2025
Prestasi membanggakan kembali diraih mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Polipangkep).
Jum'at, 24 Okt 2025 16:53
News
Mahasiswa Berwirausaha, Mengapa Tidak?
Di tengah persaingan kerja yang sangat kompleks, banyak lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapat pekerjaan alias menganggur. Setiap tahun ribuan sarjana baru muncul, sementara lapangan pekerjaan tidak bertambah secepat itu.
Selasa, 30 Sep 2025 13:52
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Unggul Telak 74 Suara, Senat Akademik Kukuhkan Dominasi Prof JJ Melaju Kuat ke MWA
2
Luwu Timur Memanggil Jakarta, Saatnya Negara Hadir dengan Bandara Komersial yang Layak
3
Sosok Taufik Surullah, Kandidat Kuat Calon Ketua PAN Gowa
4
Mahasiswa Magister AKK FKM Unhas Edukasi PHBS di SDN 184 Boddia Takalar
5
GMTD Siap Kembangkan Tanjung Bunga Usai Tuntaskan Eksekusi Lahan 16 Hektare
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Unggul Telak 74 Suara, Senat Akademik Kukuhkan Dominasi Prof JJ Melaju Kuat ke MWA
2
Luwu Timur Memanggil Jakarta, Saatnya Negara Hadir dengan Bandara Komersial yang Layak
3
Sosok Taufik Surullah, Kandidat Kuat Calon Ketua PAN Gowa
4
Mahasiswa Magister AKK FKM Unhas Edukasi PHBS di SDN 184 Boddia Takalar
5
GMTD Siap Kembangkan Tanjung Bunga Usai Tuntaskan Eksekusi Lahan 16 Hektare